Perang dagang Jepang–Korea Selatan 2019: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Kronologi: gramatika
Baris 52:
[[Berkas:"Boycott Japan" banner at entrance of tunnel on Tongil-daero.jpg|thumb|Spanduk yang berisi logo "NO, BOYCOTT JAPAN" (Bahasa Indonesia: TIDAK, BOIKOT JEPANG), yang terpampang di kota [[Mokpo]]. Spanduk ini menandakan kekecewaan warga Korea Selatan terhadap kebijakan Pemerintah Jepang]]
[[Berkas:"Boycott Japan" sticker on shop in Mokpo.jpg|thumb|Stiker yang menyerukan boikot produk Jepang]]
Pada tanggal 1 Juli 2019, Pemerintah Jepang mengumumkan akan memperketat ekspor bahan kimia yang sangat penting bagi industri semikonduktor Korea Selatan, yang berlaku pada 4 Juli 2019. Pengetatan ini memberikan batasan termasuk proses perizinan yang bisa memaksa para eksportir dari Korea Selatan untuk meminta persetujuan otoritas terkait untuk setiap pengiriman bahan baku termasuk bahan-bahan kimia yang sensitif yang membutuhkan waktu hingga 90 hari. Wakil Sekretaris Kabinet Yasutoshi Nishimura telah mengklarifikasi bahwa pembatasan tersebut demikarena alasan keamanan nasional saat ini. Tetapi Korea Selatan menolak dengan tegas pembatasan ini dan mengatakan bahwa pemerintah Jepang melakukan "pembalasan ekonomi" terhadap masalah yang diputuskan oleh Mahkamah Agung Korea Selatan.<ref>{{Cite web|url=https://mainichi.jp/english/articles/20190701/p2g/00m/0na/051000c|title=Japan to restrict semiconductor-related exports to S. Korea|website=The Mainichi|access-date=5 August 2019}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://www.scmp.com/news/asia/east-asia/article/3016756/japan-hits-back-south-korea-forced-labour-row-tightening-rules|title=Japan moves to curb exports to South Korean tech firms, in escalation of forced labour row|date=1 July 2019|website=South China Morning Post|access-date=30 July 2019|language=en}}</ref>
 
Dalam Konferensi pers mengenai pengetatan ekspor, Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang (METI) memberi alasan kurang dipercayanya sistem kontrol ekspor Korea Selatan, sebagai pembenaran atas tindakan tersebut. Meskipun Kementerian tersebut belum memberikan contoh spesifik,<ref>{{cite news |date=12 July 2019 |title=The Latest: Japan blames S.Korea export control 'weaknesses' |url=https://www.apnews.com/78b9df6946bf457ea860c04b42f56385 |newspaper=[[Associated Press]] |accessdate=2019-07-30}}</ref> beberapa laporan media, terutama dari media massa Jepang mengklaim bahwa Korea Selatan mungkin telah menyelundupkan bahan kimia dengan jumlah yang terbatas ke Uni Emirat Arab, Iran, atau Korea Utara yang pada hakikatnya bahan-bahan tersebut digunakan untuk pembuatan [[Senjata nuklir]] dan senjata pemusnah massal lainnya. Korea Selatan dengan tegas membantah laporan tersebut.<ref>{{Cite web|url=https://www.japantimes.co.jp/news/2019/07/10/business/japan-surprised-south-korean-response-export-control-accuses-seoul-trying-make-issue-free-trade/#.XT8TqPHnho4|title=Japan,'surprised' by South Korean response to export control, accuses Seoul of trying to make the issue about free trade|publisher=[[The Japan Times]]|date=10 July 2019}}</ref> <ref>{{cite web|url=https://www.meti.go.jp/english/press/2019/0701_001.html|title=Update of METI's licensing policies and procedures on exports of controlled items to the Republic of Korea |date=1 Juli 2019|work=[[Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang]]|access-date=30 Juli 2019|language=en}}</ref>