Sosiologi lingkungan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 32:
 
=== HEP dan NEP ===
Kemunculan sosiologi lingkungan ditandai dengan pernyataan bahwa paradigma sosiologi klasik mengenai hubungan manusia dan alam tidak lagi relevan.''{{sfnp|Santosa|2001|p=17|ps=: "Sosiologi lingkungan muncul dari konsep yang mengemukakan bahwa paradigma sosiologi klasik tentang hubungan manusia dengan alam tak relevan lagi (...)"}}{{sfnp|Zain|1997|p=26|ps=: "Sosiologi lingkungan hadir dengan konsep yang menyatakan bahwa paradigma sosiologi klasik antara manusia dan alam tak relevan lagi (...)"}}'' Paradigma lama tersebut dikenal dengan HEP (''Human Exceptionalism Paradigm''), yang memiliki gagasan bahwa manusia cukup unik di antara spesies-spesies lain dan terbebas dari kekuasaan kekuatan lingkungan. Ilmuwan sosiologi sendiri meyakini bahwa manusia memang berbeda dengan makhluk lainnya, baik tumbuhan maupun binatang. Apabila kedua makhluk tersebut benar-benar dapat hidup sekadar mengikuti naluri alamiah, tidak halnya dengan manusia yang dapat mengontrol dan menciptakan kebudayaan tersendiri.''{{sfnp|Sujarwa|2005|p=23|ps=: "Hewan itu hidup bukan dari dirinya sendiri melainkan dari yang lain, yang ada di luar dirinya. Sedangkan manusia itu berbudaya, mengenal dirinya, berunding dengan dirinya sendiri, sehingga tak tergantung secara mutlak dari kekangan dan tawatan sekelilingnya. Manusia menguasai dunia sekitarnya. Itulah isi arti budaya (...)"}}''
 
Dunlap dan Catton mengubah pandangan tersebut dengan "mengakui" bahwa lingkungan fisik mempengaruhi kehidupan manusia. Dengan kata lain, ada beberapa keterbatasan manusia ketika berhadapan dengan lingkungan biofisik. Sosiologi lingkungan menerima lingkungan fisik sebagai sesuatu yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap kehidupan sosial.''{{sfnp|Keraf|2010|p=64|ps=: "(...) Krisis dan bencana lingkungan hidup global juga menimbulkan masalah atau bencana sosial yang luas dan semakin kompleks dari tahun ke tahun. Masalah sosial ini terjadi baik sebagai akibat langsung maupun akibat lanjutan dari berbagai krisis lingkungan hidup global (...)"}}'' Paradigma baru ini oleh mereka disebut sebagai NEP (''New Environmental Paradigm''). Namun, paradigma tersebut kemudian diubah menjadi ''New Ecological Paradigm'' untuk menegaskan dasar ekologis suatu masyarakat.''{{sfnp|Dunlap, dkk|2002|p=vii|ps=: "''Then they sketched out an alternative "new ecological paradigm" that they thought would facilitate sociological recognition of the significance of these problems. Catton and Dunlap's analysis of the paradigmatic implications of environmental'' (...)"}}''