Bakoel Koffie: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 3:
Sejarah Bakoel Koffie dimulai pada abad ke-19, ketika seorang imigran dari Cina Selatan, tepatnya [[Guangdong]], yang bernama [[Liauw Tek Soen]] dan istrinya yang merupakan pendudukan Indonesia asli mendirikan sebuah warung nasi. Berlokasi di Molenvliet Oost (sekarang [[Hayam Wuruk|Jalan Hayam Wuruk]] 56/57), warung nasi tersebut ramai dikunjungi oleh pengayuh becak. Dikarenakan letak warung tersebut yang lebih tinggi daripada daerah sekitarnya, maka warga lebih sering mengenalnya dengan sebutan "Warung Tinggi". Sejak tahun 1987, tamu-tamu yang datang lebih menyukai kopi yang dijual Liauw Tek Soen dibandingkan masakan di warung tersebut.<ref name="jkt">[http://www.jakarta.go.id/jakv1/encyclopedia/detail/3552 Warung Tinggi], Jakarta.go.id - Portal Resmi Provinsi DKI Jakarta.</ref>
 
Sejak lama, Liauw Tek Soen membeli biji kopi dari seorang wanita yang membawanya dengan bakul. Liauw Tek Soen menggunakan kayu bakar untuk memanggang biji kopi tersebut dan menyeduhnya untuk para tamu. Pada tahun 1927, Liauw Tek Soen mendirikan pabrik kopi pertama di [[Weltevreden]] yang dinamakan Tek Soen Hoo (Baca: Tek Sun Ho), EersteeEerste Weltrever-denscheeWeltevredensche Koffiebranderij.<ref name="ugm">[http://luk.staff.ugm.ac.id/itd/Batavia/03.html Molenvliet Tempo Doeloe (1/2)], UGM. Diakses pada 9 Agustus 2013.</ref> Dua tahun kemudian, dia menyerahkan usaha keluarga tersebut ke anaknya Liauw Tek Siong ( Ayah dari Liauw Thian Djie).<ref name="resmi">[http://www.bakoelkoffie.com/history.html The Bakoel's History], Situs Resmi Bakoel Koffie. Diakses pada 9 Agustus 2013.</ref> Para pelanggan toko kopi ini telah meluas, tidak hanya penduduk lokal dan Tionghoa, tetapi juga orang Belanda, Arab, dan Jepang.
 
== Pengembangan Usaha ==