Perang Saudara Pahang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
+ |
+ |
||
Baris 23:
Tun Mutahir menerima dukungan dari [[Temenggong Daeng Ibrahim|Temenggong Tun Daeng Ibrahim]] dan putranya [[Abu Bakar dari Johor|Abu Bakar]], yang karena hubungan dekat dengan komunitas bisnis Singapura, meyakinkan banyak dari mereka bahwa kepentingan komersial [[Imperium Britania|Britania]] berada di tangan Tun Mutahir. Wan Ahmad meminta dukungan [[Ali dari Johor|Sultan Ali]] di [[Muar (kota)|Muar]], yang melihat peluang untuk membalas dendam terhadap Temenggong Johor. [[Kerajaan Rattanakosin]] Siam mempertimbangkan berada di pihak Wan Ahmad, melihat kekalutan tersebut sebagai kesempatan untuk melaksanakan penguasaan yang lebih besar atas negeri-negeri pembayar upeti pantai timur mereka dan memperluas pengaruh mereka lebih jauh ke selatan hingga ke Pahang. Sultan [[Baginda Omar]] dari [[Terengganu]] juga mendukung Wan Ahmad, melihatnya sebagai alat untuk melawan kebangkitan Temenggong.<ref>{{harvnb|Linehan|1973|pp=66–67}}</ref><ref>{{harvnb|Baker|2010|p=120}}</ref> Distrik [[Kemaman]] di Terengganu merupakan pangkalan utama bagi sebagian besar kampanye yang dilancarkan oleh Wan Ahmad selama perang ini.<ref>{{harvnb|Linehan|1973|pp=67–68}}</ref>
Pertempuran dimulai pada bulan November 1857, ketika pasukan Wan Ahmad menembaki distrik [[Distrik Pekan|Pekan]] dan Ganchong, tetapi gagal untuk memperoleh keuntungan permanen yang signifikan.<ref>{{harvnb|Linehan|1973|pp=68–71}}</ref> Dalam kampanye kedua, yang dilakukan pada Maret 1861, pasukan penyerbu berhasil memperkuat posisi mereka di [[Endau]], setelah menduduki [[Kuala Pahang]] dan [[Kuantan]].
== Catatan ==
|