Pada bulan Oktober 1857, [[Inkuisitor]] Bologna, seorang padri [[Ordo Dominikan|Dominikan]] yang bernama Pier Gaetano Feletti, mendengar selentingan bahwa seorang pelayan Katolik pernah [[pembaptisan|membaptis]] seorang kanak-kanak Yahudi secara diam-diam di Bologna.{{sfn|Kertzer|1998|p=83}} Menurut pandangan Gereja, kanak-kanak tersebut telahsudah sah menjadi pemeluk agama Kristen Katolik, andaikata desas-desus ini memang benar. Keadaan semacam ini dapat menimbulkan dampak-dampak yang bersifat sekuler maupun agamawi. Gereja berpendirian bahwa kanak-kanak Kristen tidak boleh diasuh oleh umat beragama lain, dan oleh karena itu kanak-kanak Yahudi yang sudah dibaptis harus dipisahkan dari kedua orang tuanya.{{sfn|Kertzer|1998|pp=33, 147}} Kasus-kasus semacam ini bukannya tidak lumrah terjadi di Italia pada abad ke-19, dan seringkali berkisar seputar tindakan pembaptisan terhadap seorang kanak-kanak Yahudi oleh seorang pelayan Kristen.{{sfn|Kertzer|1998|p=34}} Secara resmi, Gereja tidak membenarkan umat Katolik membaptis kanak-kanak Yahudi tanpa persetujuan orang tuanya, kecuali jika si kanak-kanak sudah dalam sakratulmaut. Gereja menganggap syarat meminta persetujuan orang tua boleh ditangguhkan demi [[keselamatan (Kristen)|menyelamatkan]] jiwa kanak-kanak yang sudah dalam sakratulmaut, agar jiwa kanak-kanak yang bersangkutan dibenarkan masuk [[surga (Kekristenan)|surga]], sehingga membenarkan tindakan pembaptisan tanpa persetujuan orang tua.{{sfn|Kertzer|1998|p=97}} Banyak keluarga Yahudi khawatir anak-anak mereka dibaptis secara diam-diam oleh para pelayan Kristen mereka, sehingga beberapa keluarga mewajibkan orang-orang Kristen, yang hendak berhenti menjadi karyawan mereka, untuk menandatangani akta notaris, yang berisi pernyataan bahwa mereka tidak pernah membaptis anak-anak majikan mereka.{{sfn|Kertzer|1998|pp=34–39}}
[[Berkas:San Domenico75.jpg|jmpl|Serambi wisma tarekat Dominikan di lingkungan [[Basilika San Domenico]], Bologna, foto tahun 2006]]