Politik Etis: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan 182.0.177.9 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh RaymondSutanto Tag: Pengembalian |
Kk Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 4:
Munculnya kaum Etis yang dipelopori oleh [[Pieter Brooshooft]] (wartawan Koran ''[[De Locomotief]]'') dan [[van Deventer|C.Th. van Deventer]] (politikus) ternyata membuka mata pemerintah kolonial untuk lebih memperhatikan nasib para bumiputera yang terbelakang.
Pada [[17 September]] [[1901]], Ratu [[Wilhelmina]] yang baru naik tahta menegaskan dalam pidato pembukaan Parlemen Belanda, bahwa pemerintah Belanda mempunyai panggilan moral dan hutang budi (''een eerschuld'') terhadap bangsa bumiputera di Hindia Belanda. Ratu Wilhelmina menuangkan panggilan moral tersebut ke dalam kebijakan politik etis, yang terangkum
# Irigasi (pengairan), membangun dan memperbaiki pengairan-pengairan dan bendungan untuk keperluan pertanian.
# Imigrasi yakni mengajak penduduk untuk bertransmigrasi.
|