Gangsa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Gangsa Jongkok Kantil Penjelasan lebih lanjut dan Referensi
Gangsa Jongkok Pengakep dan suntingan-suntingan yang diperlukan
Baris 37:
* Bilah ke-3, nada ''dong'' : panjang 21.5 cm lebar 5.8 cm
* Bilah ke-4, nada ''deng'' : panjang 20 cm lebar 5.4 cm
* Bilah ke-5, nada ''dung'' : panjang 18.5 cm lebar 5.2 cm
 
Tungguhan gangsa jongkok curing menggunakan 5 bilahan dengan nada ''dang, ding, dong, deng, dung.''<ref>{{Cite book|title=Jenis-Jenis Tungguhan Karawitan Bali|last=Sukerta|first=Pande Made|publisher=Proyek Pengembangan Media Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia|year=2001|isbn=979-95068-3-2|location=|pages=48|url-status=live}}</ref>
 
=== Gangsa Jongkok Kantil ===
Gangsa Jongkok Kantil merupakan salah satu jenis tungguhan bilah yang digunakan pada perangkat gamelan Semar Pegulingan Saih Lima dengan berlaras pelog 5 nada. Bentuk bilah yang digunakan dalam tungguhan gangsa jongkok pemade adalah bentuk ''bilahan penjalin'' atau ''tundun klipes'' yang dipasang dengan cara dipacek. Urutan nada yang digunakan dalam tungguhan gangsa jongkok kantil adalah ''ding, dong, deng, dung, dang.'' Tempat bilah atau pelawah tungguhan ini menggunakan bumbung sebagai resonator. Setiap satu perangkat gamelan menggunakan 2 tungguh gangsa jongkok kantil yang merupakan tungguh pasangan. masing-masing menggunakan sistem nada ngumbang ngisep dengan menggunakan teba wilayah nada tertentu. Tungguhan yang menggunakan sistem nada ngumbang, suaranya lebih besar dari tungguhan yang menggunakan sistem nada ngisep.<ref>{{Cite book|title=Jenis-Jenis Tungguhan Karawitan Bali|last=Sukerta|first=Pande Made|publisher=Proyek Pengembangan Media Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia|year=2001|isbn=979-95068-3-2|location=|pages=52|url-status=live}}</ref>{{sedang ditulis}}
 
=== Gangsa Jongkok Pengakep ===
Gangsa Jongkok Pengakep adalah salah satu tungguhan jenis gangsa jongkok yang digunakan pada perangkat gamelan Gong Gede. Perangkat gamelan Gong Gede di desa Batur menggunakan 4 tungguh gangsa jongkok pengakep, 2 tungguh menggunakan system nada ngumbang, dan 2 tungguh lainnya menggunakan sistem nada ngisep. Tiap-tiap tungguh gangsa jongkok pengakep ditabuh oleh seorang pengrawit dengan menggunakan sebuah panggul.
 
Tungguhan gangsa jongkok pengakep mempunyai ukuran pelawah dan teba wilayah nada yang lebih kecil daripada gangsa jongkok penunggal. Bentuk pelawahnya sama dengan gangsa jongkok penunggal, perbedaan hanya pada ukurannya.
 
Gangsa jongkok pengakep menggunakan 5 nada atau ''bilah'' berbentuk belahan penyalin dengan urutan nada ''dang, ding, dong, deng, dung''. Adapun ukurannya dapat dibagi sebagai berikut:
 
* Bilah ke-1, nada ''dang''  : panjang 23.5 cm lebar 6.8 cm
* Bilah ke-2, nada ''ding''  : panjang 27.5 cm lebar 7.7 cm
* Bilah ke-3, nada ''dong''  : panjang 26.5 cm lebar 7.5 cm
* Bilah ke-4, nada ''deng''  : panjang 25.6 cm lebar 7.2 cm
* Bilah ke-5, nada ''dung''  : panjang 24.5 cm lebar 7.7 cm<ref>{{Cite book|title=Jenis-Jenis Tungguhan Karawitan Bali|last=Sukerta|first=Pande Made|publisher=Proyek Pengembangan Media Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia|year=2001|isbn=979-95068-3-2|location=|pages=56|url-status=live}}</ref>
{{sedang ditulis}}
<references />