Setelah [[Indonesia]] memproklamasikan kemerdekaannya, satu persatu wilayah jajahan [[Belanda]] kembali ke pangkuan [[Indonesia]], kecuali [[Irian Barat]], yang bahkan hendak dimasukkan ke wilayahnya [[Belanda]]. Dengan pelbagai cara [[Indonesia]] berusaha mendapatkan kembali [[Irian Barat]], melalui jalur diplomasi bilateral, melalui [[Perserikatan Bangsa-Bangsa]] bahkan dengan menggalang dukungan dari banyak negara [[Asia]] [[Afrika]] dengan diselenggarakannya [[Konferensi Asia–Afrika]] di [[Bandung]] tahun [[1955]].
Namun semua usaha itu mengalami kegagalan, sehingga sejak [[19 Desember]] [[1961]], [[Presiden Soekarno]] mengumumkan pelaksanaan [[Tri Komando Rakyat]] ([[Trikora]]) di alun-alun [[Yogyakarta]], dan mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor I/1962 tentang perintah pembentukan [[Komando Mandala]] ([[Komando Mandala|KOLA]]). Komando ini bersifat gabungan yang wilayahnya meliputi Indonesia Bagian Timur dan bertugas:
# Melaksanakan [[Trikora]] dengan melakukan operasi militer untuk merebut [[Irian Barat]] yang diduduki [[Belanda]].
# Memimpin dan mempergunakan pasukan bersenjata maupun segala macam barisan perlawanan rakyat dan lain-lain sebagai kekuatan Nasional yang berada di [[Irian Barat]].<ref>{{Cite book|title=Trikora Pembebasa Irian Barat|last=ABRI|first=Pusjarah|publisher=Pusjarah ABRI|year=1995|isbn=|location=Jakarta|pages=92|url-status=live}}</ref>
Langkah pertama yang dilakukan adalah pembentukan Komando Operasi, yaitu [[Komando Mandala]] ([[Komando Mandala|KOLA]]) Pembebasan [[Irian Barat]] dengan panglima komando [[Soeharto|Mayor Jenderal Soeharto]]. Selanjutnya dibentuk juga komponen mandala dari tiga angkatan dengan menunjuk panglima komponen Mandala dari setiap angkatan. Komando ini bertugas sebagai pelaksana operasi militer perebutan kembali [[Irian Barat]] dari kolonialisme [[Belanda]].{{sfn|Saragih|2019|p=3-5}}
Operasi Militer ini direncanakan dalam tiga tahap, dimana tahap pertama adalah tahap ''Inflitrasi'' (sampai akhir [[1962]]), yaitu tahapan pendaratan pasukan dari udara dan laut dengan tujuan untuk penguasaan wilayah dan membawa serta rakyat [[Irian Barat]] untuk membebaskan wilayahnya. Tahap kedua, adalah tahap ''Eksploitasi'' (mulai awal [[1963]]) dengan mengadakan serangan terbuka kepada pusat militer [[Belanda]] dan semua pos militer pentingnya. Dan tahap ketiga adalah tahap Konsolidasi (awal [[1964]]), yaitu menegakkan kekuasaan [[Republik Indonesia]] secara mutlak di seluruh wilayah [[Irian Barat]].{{sfn|Saragih|2019|p=3-5}}