Kisah ini berawal dari upaya para [[dewa]] dan [[asura]] Iblis untuk memperoleh air suciSuci Tirta [[amertaAmerta]] yang dapat memberikan keabadian Kekekalan bagi siapa saja yang meminumnya. [[Wishnu|Wisnu]] membujuk para dewa dan asura, iblis bahwa daripada mereka bertempur sebaiknya mereka bekerjasama untuk mendapatkan amerta. Maka WishnuWisnu memimpin baik kaum dewa dan asura Iblis untuk melilitkan [[naga]] raksasa [[Wasuki|Basuki]] pada [[Gunung Meru]]. Lalu gunung Meru dipindahkan ke samudra, akan tetapi gunung Meru tenggelam, untuk menyelamatkannya WishnuWisnu berubah wujud menjadi [[Kurma (Hindu)|Kurma]] [[awatara]] yaitu kura-kura raksasa, dan menopang Gunung Meru. WishnuWisnu membujuk arapara asura Iblis untuk memegang ujung tubuh yang terdapat kepala WasukiBasuki, sementara para dewa memegang ekor ular naga WasukiBasuki. Maka akibatnya para asura Iblis terkena racun bisa yang keluar dari mulut WasukiBasuki. Meskipun demikian baik para dewa maupun para asura tetap bekerjasama menarik tubuh Wasuki dengan gerakan seperti menarik tambang untuk memutar gunung Meru, sehingga samudra susu teraduk.
Dari dalam adukan ini muncullah racun berbahaya yang disebut [[Halahala]]. Racun ini demikian berbahaya sehingga dapat memusnahkan alam semesta. Wisnu membujuk [[Siwa]] untuk membantu, maka Siwa menelan racun ini dan menyelamatkan jagat raya. Pasangan Siwa, [[Parwati]] membantu menekan leher Siwa agar racun tidak lolos keluar. Karena hal ini leher Siwa berubah menjadi biru, sehingga muncul julukan Siwa sebagai ''Nilakanta'' (sansekerta: ''nila''= biru, ''kantha''= leher).