Transisi dari Ming ke Qing: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k ibukota → ibu kota
Pierrewee (bicara | kontrib)
rev
Baris 3:
|partof =
|image = [[Berkas:Shanhaiguan.gif|300px]]
|caption = [[Pertempuran Jalur ShanhaiShanhaiguan]] pada tahun 1644.
|date = 1618–1683
|place = [[Manchuria]], [[Tiongkok]]
Baris 31:
'''Penaklukan Ming oleh Qing''', juga dikenal dengan istilah '''transisi Ming–Qing''' dan '''penaklukan Manchu di Tiongkok''', adalah periode konflik yang berlangsung antara [[Dinasti Qing]] (yang didirikan oleh klan [[Manchu]] yang bernama [[Aisin Gioro]] dan berasal dari [[Manchuria]]) melawan [[Dinasti Ming]] di Tiongkok, walaupun periode ini juga melibatkan kekuatan-kekuatan lain, seperti [[Dinasti Shun]] yang berusia pendek. Sebelum dilancarkannya penaklukan, pemimpin Aisin Gioro [[Nurhaci]] menugaskan penulisan sebuah dokumen yang berjudul [[Tujuh Kebencian Besar]] pada tahun 1618. Dokumen ini menjabarkan kebencian-kebencian mereka terhadap Ming. Kebanyakan dari keluhan tersebut terkait dengan sikap pilih kasih Manchu terhadap klan klan Manchu [[Yehe]]. Permintaan Nurhaci agar Ming membayar upeti kepadanya untuk menyelesaikan keluhan-keluhan tersebut pada dasarnya merupakan pernyataan perang, karena Ming tidak akan mau membayar upeti kepada klan yang pernah menjadi salah satu pembayar upeti untuk Tiongkok. Nurhacu kemudian mulai menyerbu wilayah Ming di [[Liaoning]], Manchuria selatan.
 
Pada saat yang sama, Dinasti Ming menghadapi masalah keuangan dan pemberontakan petani. Pada 24 April 1644, [[Beijing]] jatuh ke tangan pemberontak yang dipimpin oleh [[Li Zicheng]], mantan pejabat Ming yang menjadi pemimpin pemberontakan petani. Ia kemudian menyatakan berdirinya [[Dinasti Shun]]. Kaisar Ming terakhir, [[Kaisar Chongzhen]], menggantung dirinya di sebuah pohon di kebun kekaisaran di luar [[Kota Terlarang]]. Setelah Li Zicheng mulai melancarkan serangan terhadap jenderal Ming [[Wu Sangui]], sang jenderal bersekutu dengan orang-orang Manchu. Li Zicheng dikalahkan dalam [[Pertempuran Jalur ShanhaiShanhaiguan]] oleh pasukan gabungan Wu Sangui dan pangeran Manchu [[Dorgon]]. Pada 6 Juni, pasukan Manchu dan Wu memasuki ibu kota dan memproklamirkan [[Kaisar Shunzhi]] yang masih muda sebagai [[Kaisar Tiongkok]].
 
[[Kaisar Kangxi]] naik tahta pada tahun 1661, dan pada tahun 1662 wali-walinya melancarkan [[Pembersihan Besar]] untuk menghabisi perlawanan loyalis Ming di Tiongkok Selatan. Ia kemudian memadamkan beberapa pemberontakan, seperti [[Pemberontakan Tiga Bawahan]] yang dipimpin oleh Wu Sangui di Tiongkok selatan, dan juga melancarkan kampanye militer yang memperluas wilayah kekaisarannya. Pada tahun 1662, [[Zheng Chenggong]] (Koxinga) mengusir penjajah [[Belanda]] dari [[Formosa Belanda|Taiwan]] dan mendirikan [[Kerajaan Tungning]], negara loyalis Ming yang ingin menaklukan kembali Tiongkok. Namun, Tungning dikalahkan dalam [[Pertempuran Penghu]] oleh laksamana Han [[Shi Lang]] yang pernah mengabdi kepada Koxinga.