Ali Mughayat Syah dari Aceh: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k Bot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 35:
== Awal Kebangkitan Aceh ==
[[Kota Banda Aceh|Bandar Aceh Darussalam]] sebagai ibukota [[Kesultanan Aceh|Kerajaan Aceh]] berdiri sejak abad ke-16 Masehi dengan terlebih dahulu melalui prahara yang seperti yang diceritakan dalam [[Hikayat (Aceh)|hikayat Aceh]]. Keluar dari prahara, kerajaan yang membanggakan [[Nusantara]] ini berdiri dengan gagah dan lalu meluaskan pengaruhnya dengan mengalahkan terlebih dahulu penguasa lautan abad ke-16 Masehi bangsa [[Portugis]], bangsa imperialis yang ketika itu disebut lebih banyak memenangkan peperangan dengan musuh besarnya pasukan Muslim di bawah kepimimpinan [[Kekhalifahan Utsmaniyah|Khalifah Utsmaniyah]].
Justru di tanah Sumatera, Portugis diburu kemanapun jua ia bertapak. di [[Kerajaan Daya|Daya]], [[Kerajaan Pedir|Pedir]], [[Samudera Pasai]], [[Kerajaan Aru|Aru]], hingga [[Kesultanan Melaka|Malaka]], kolonialis Portugis dihentikan ambisinya oleh Kerajaan Aceh. Kehebatan Kerajaan Aceh tidak lepas dari kemampuan kepemimpinan seorang Ali Mughayat Syah bin Syamsu Syah bersama saudaranya Sultan Ibrahim yang dikenal sebagai penghancur pasukan Portugis di kerajaan [[Samudera Pasai]] tahun 1524 Masehi (makamnya ada di [[Kuta Alam, Banda Aceh|Kuta Alam]], meninggal 21 Muharram 930 H/ 30 Nopember 1523).
Dari kedua manusia mulia inilah Kerajaan Aceh membangun wilayahnya yang kurang lebih seperti luas Provinsi Aceh saat ini. Pada masa Sultan berikutnya, luas Aceh bertambah menjangkau tanah semenanjung Melayu. Pada masa awal kerajaan Aceh didirikan tahun 1507, tidak banyak bukti benda yang bisa diidentifikasi saat ini. Tetapi, sejarah mencatat bahwa tinggalan terbaik dari kerajaan Aceh era awal adalah kawasan permukiman bernama Achen yang ketika menjadi kerajaan menjelma menjadi pusat kerajaan Aceh bernama Bandar Aceh Darussalam (saat ini dikenal dengan nama Kota Banda Aceh).
|