Marga Batak di Toba: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Membatalkan revisi 1622052 oleh 125.162.38.92 (Bicara)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 30:
 
Sehingga apabila ada saudara kita orang Pakpak, Karo, Simalungun, Angkola, Mandailing, dan Padang Lawas (Padang Bolak), terlebih orang Nias, Gayo, dan Alas yang tidak mau dikatakan suku bangsa Batak adalah hal yang dapat dimaklumi dan '''memang demikianlah seharusnya'''.
 
=== Mandailing dan Angkola ===
Sedangkan suku batak lainnya mempunyai pendapat yang berbeda-beda tentang asal muasal suku batak. Masyarakat Batak yang tinggal di kawasan sebelah Selatan dari Provinsi Sumatra Utara, Mandailing dan Angkola, kurang sepaham dengan ragam pendapat tentang budaya Batak yang biasanya dianut dan diyakini (bersumber) dari masyarakat Batak yang tinggal di kawasan Utara dan Tengah dari Provinsi Sumatra Utara.
 
Masyarakat Mandailing dan Angkola , dominan menganut agama Islam, sehingga menolak mengakui asal-usul Batak dari Si Raja Batak. Pengakuan tentang Si Raja Batak tidak memiliki indikator atau bukti-bukti yang sah. Karena, keberadaan kerajaan sebagai wilayah pemerintahan tidak jelas hingga sekarang. Di [[Sumatra Utara]], peninggalan-peninggalan sejarah kerajaan justru sangat kuat diwariskan oleh pengaruh Melayu (Islam)
 
=== Simalungun ===
Terdapat 4 marga dalam Suku Simalungun yang berasal dari “Harungguan Bolon” dari 4 raja besar untuk tidak saling menyerang dan tidak saling bermusuhan (marsiurupan bani hasunsahan na legan, rup mangimbang munssuh).
 
Keempat raja itu adalah:
#Raja Nagur bermarga Damanik
#Raja Banua Sobou bermarga Saragih
#Raja Banua Purba bermarga Purba
#Raja Saniang Naga bermarga Sinaga
 
== Hubungan Antar Marga ==