Abdullah Gymnastiar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 21:
* Pada 1999, DT berhasil memiliki Radio Ummat yang mengudara sejak 9 Desember 1999, mendirikan CV House and Building (HNB), PT MQs (Mutiata Qolbun Salim), PT Tabloid MQ, Asrama Daarul Muthmainnah 2000, Radio Bening Hati, dan membangun Gedung Serba Guna, seluruh aset ini diperkirakan bernilai 6 miliar rupiah <ref>{{id}} [http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/a/abdullah-gymnastiar Tokoh Indonesia.com] </ref>.
 
* Pada tahun 2000 Aa Gym mulai tampil berdakwah di TV Nasional <ref> {{en}} [http://www.time.com/time/magazine/article/0,9171,386977,00.html Artikel Majalah Time 4 November 2002] </ref>. Ia mengisi menjadi salah satu pengisi acara tetap dalam program [[Hikmah Fajar]] di [[RCTI]]. Pada tahun 2001, Aa Gym memiliki program mandiri di bawah rangkaian program [[Hikmah Fajar]] berjudul "Manajemen Qolbu".
 
* Pada tahun 2002 Aa Gym telah memiliki 15 usaha penerbitan yang telah menerbitkan 32 judul buku dan lusinan kaset serta VCDnya sebagai media menyebarkan dakwahnya. Aa Gym tercatat menerima 1.200 undangan untuk menjadi pembicara setiap bulannya. Tarif siarnya untuk berdakwah bisa mencapai USD 100.000 per jam pada bulan Ramadhan, dan penampilannya menjadi rebutan stasiun-stasiun TV. Usaha lainnya yang ia miliki adalah penyiaran radio, studio mini televisi, dan usaha media lainnya termasuk kantor situs-situs web, koperasi supermarket, mesjid dan pesantren berkapasitas 500 santri, dua panti asuhan, rumah persinggahan untuk menampung pengunjung yang datang, serta penyelenggaraan seminar-seminar pelatihan manajemen yang tarifnya mencapai USD 200 per kepala. Ulil Abshar-Abdalla dari Jaringan Islam Liberal menjulukinya "Layaknya Britney Spears dalam Islam," , Majalah Time mempertanyakan apakah ia hanya pedagang yang menggunakan agama sebagai alat untuk menarik keuntungan, dan Solahuddin Wahid dari NU berpendapat bahwa kekuatan Aa Gym terletak pada ketulusannya <ref> {{en}} [http://www.time.com/time/magazine/article/0,9171,386977,00.html Artikel Majalah Time 4 November 2002] </ref>.