Mandar gendang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan 125.163.51.84 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh CommonsDelinker
Tag: Pengembalian
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 87:
[[Berkas:Habroptila wallacii 2012 Indonesia stamp.jpg|kiri|jmpl|''Habroptila wallacii'' di perangko Indonesia tahun 2012]]
Mandar gendang adalah seekor burung besar yang tak dapat terbang dengan panjang {{convert|33|to|40|cm|in|abbr=on}}.<ref name=IUCN/>
Burung dewasa memiliki tubuh yang utamanya berwarna abu-abu gelap, bulu coklatcokelat gelap pada punggung bagian bawah, pantat dan [[sayap]], serta [[ekor]] berwarna hitam. Bagian bawah tubuhnya sedikit lebih pucat warna abu-abunya dibanding punggungnya, kulit tak berbulu di sekitar mata, paruh yang panjang dan tebal, serta kaki-kaki yang kuat berwarna merah cerah.<ref name=taylor/> Ia juga memiliki sebuah tulang kecil di lekukan sayapnya.<ref name= gray>{{en}} {{cite journal
| last1 = Gray
| first1 = George Robert
Baris 101:
}}</ref> Mandar gendang dengan [[jenis kelamin]] yang berbeda identik dalam penampilannya; sementara bulu burung muda yang belum dewasa belum pernah terdeskripsikan.<ref name=taylor>[[#Taylor|Taylor & van Berlo (1998)]] pp. 451–452.</ref>
 
Mandar gendang secara sepintas mirip dengan [[mandar besar]] (''Porphyrio porphyrio'') yang baru-baru ini ditemukan di [[Halmahera]], tetapi spesies tersebut lebih besar, memiliki paruh berwarna merah yang pendek dan tebal, dengan sebuah [[jengger]] merah; ''Porphyrio'' juga memiliki bagian bawah tubuh yang berwarna ungu, dan ekor bagian bawah berwarna putih.<ref name = taylor /> Mandar gendang berbeda dengan [[mandar Calayan]] (''Gallirallus calayanensis''), dimanadi mana mandar gendang berukuran lebih besar dan tidak memiliki bulu-bulu pembatas seperti pada mandar Calayan; tidak ada saling tumpang tindih dalam rentang kedua spesies ini.<ref name=forktail>{{en}} {{cite journal
| last1 = Allen
| first1 = Desmond
Baris 121:
}}</ref>
 
Burung ini mengeluarkan suara seperti suara [[gendang]] yang pelan, disertai dengan bunyi ''tuk, tuk, tuk'' yang dibuat dengan sayapnya.<ref name=taylor/> Sifat suaranya menciptakan sebuah [[legenda]] lokal, dimanadi mana suara itu —diceritakan— dibuat oleh burung tersebut dengan memukul-mukul dalam sebuah rongga pohon atau cabang dengan kaki-kakinya.<ref name= dehaan>{{en}} {{cite journal
| last1 = de Haan
| first1 = G A L
Baris 215:
}}</ref>
 
Persoalan terpecahkan pada bulan November 2010 ketika sebuah [[sarang]] ditemukan di atas suatu tunggul pohon yang telah membusuk, 1 meter di atas permukaan tanah dan 46 meter dari tepi hutan rawa kering di [[Taman Nasional Aketajawe-Lolobata]]. Sarangnya sedalam 15&nbsp;cm, dengan lapisan bawah yang mengandung serpihan kayu kecil di dasarnya dan selapis dedaunan kering. Kulit [[telur]]nya berwarna putih kecoklatankecokelatan, ditandai dengan warna hitam dan coklatcokelat gelap dalam berbagai ukuran berbeda. Kedua anaknya yang masih sangat muda ditutupi seluruhnya dengan [[bulu bawah]] (''down feather'') warna hitam. Paruhnya berwarna hitam dengan ujungnya berwarna putih, dan kaki-kakinya coklatcokelat bergaris-garis hitam. Matanya memiliki [[selaput pelangi]] berwarna abu-abu dan [[pupil]] yang berwarna biru. Anakan Rallidae meninggalkan sarangnya segera setelah menetas, sehingga dapat dikatakan bahwa mereka menjadi anak-anak hanya selama satu atau dua hari.<ref name= bashari/>
 
== Status ==