Persib Bandung: Perbedaan antara revisi

[revisi terperiksa][revisi terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Membalikkan revisi 16231810 oleh Albertus Aditya (bicara)
Tag: Pembatalan
Aansaep1 (bicara | kontrib)
kutipan kutipan & perbaikan sejarah
Baris 113:
Di babak “4 Besar” yang berlangsung di Stadion Utama Senayan, Persib dan PSMS bergabung dengan dua wakil Wilayah Timur, Persebaya Surabaya dan PSM Makassar. Persib akhirnya lolos ke grandfinal setelah mengalahkan Persebaya 2-1 lewat gol Wawan Karnawan (40) dan Wolter Sulu (60); kembali membekap PSMS 2-1 melalui dua gol yang diborong Adjat Sudradjat dan menghancurkan PSM Makassar 3-0 lewat gol Djafar Sidik (10), Yana Rodiana dan Bambang Sukowiyono (74).
 
Persib dikenal bersaing ketat dengan [[PSMS Medan]] dalam perebutan gelar juara Perserikatan. Pertemuan mereka yang pertama di laga pamungkas Perserikatan terjadi pada tahun 1983. Tiada gol tercipta pada 90 menit pertandingan dan tambahan waktu, namun PSMS mampu mengalahkan Persib dengan keunggulan 3-2. Final tahun 1985 yang dihelat di [[Stadion Utama Gelora Bung Karno]], yang saat itu masih bernama Stadion Senayan pada 23 Februari 1985 dikenang sebagai partai yang ditonton 150.000 orang, catatan yang hingga kini belum dapat tersaingi.<ref>{{Cite web|url=https://www.bola.com/indonesia/read/2898281/duel-persib-vs-psms-1985-mencuri-perhatian-dunia|title=Duel Persib Vs PSMS 1985, Mencuri Perhatian Dunia|last=Bola.com|date=2017-03-25|website=bola.com|language=id|access-date=2019-11-30}}</ref> Persib kembali ditekuk PSMS lewat adu penalti lagi-lagi yang berakhir 3-2 setelah skor 2-2 hingga akhir perpanjangan waktu laga itu.<ref>https://bola.kompas.com/read/2017/03/25/11131398/jelang.psms.vs.persib.kenangan.rekor.150.000.penonton.di.senayan?page=all</ref>
 
Dua kegagalan pada musim [[1982]]/[[1983]] dan [[1983]]/[[1984]], tidak membuat Persib patah arang. Pada tahun [[1986]], [[Adeng Hudaya]] dan kawan-kawan akhirnya bisa membumikan Piala Presiden di Bandung setelah di final mengalahkan Perseman Manokwari 1-0 lewat gol tunggal Djadjang Nurdjaman.<ref>{{Cite web|url=https://www.pikiran-rakyat.com/persib/2016/03/29/sejarah-singkat-persib-bandung-dari-masa-ke-masa|title=Sejarah Singkat Persib Bandung dari Masa ke Masa|last=digital|first=pikiran rakyat|website=Pikiran Rakyat|language=id|access-date=2019-07-13}}</ref>
Baris 121:
Sayang, Piala Presiden gagal dipertahankan Persib pada musim berikutnya, [[1986]]/[[1987]]. Setelah lolos ke babak “6 Besar”, Persib gagal lolos ke grandfinal karena hanya berada di peringkat ketiga klasemen akhir. Nilai yang dikumpulkan Persib yaitu 6, hasil sekali menang dan 4 kali seri, sebenarnya sama dengan [[PSIS Semarang]]. Namun, karena buruknya produktivitas gol, Persib harus memberikan tempat di grandfinal kepada PSIS yang akhirnya tampil sebagai juara dengan mengalahkan Persebaya 1-0. Dari 5 pertandingan yang dimainkan, Persib hanya mencetak dua gol melalui Adjat Sudradjat ketika bermain imbang 1-1 dengan Persipura dan Adeng Hudaya saat mengalahkan PSIS 1-0.
 
Tahun [[1986]], usai Persib memuncaki kompetisi Perserikatan Divisi Utama, Piala Sultan KhasanahHassanal Bolkiah berhasil dibawa pulang ke Bumi Pajajaran. Di partai final, Persib yang mendapat tenaga tambahan dari libero terbaik Indonesia saat itu Herry Kiswanto, mengalahkan tim nasional Malaysia. Gol kemenangan jagoan Bandung dilesakan Yusuf Bachtiar, yang kemudian melegenda sebagai dirijen utama Persib di Liga Indonesia.

{{Quote box|quote=“Kita bisa menjadi juara di Piala Sultan HasanalHassanal Bolkiah karena Persib memang sedang di puncak prestasi. Dan memenuhi pra syarat sebagai tim juara. Di semua lini permainan tidak ada sama sekali celah yang bisa mengandaskan impian kami dalam mengibarkan sepak bola prestasi. Teknis dan non teknis jempolan. Tidak ada sama sekali ganjalan untuk menjadi the champion. Juara memang tinggal menunggu waktu saja,” ungkap |source=[[Bambang Sukowiyono]]. (1986)|width=30%|alignment=right}}
 
Persib menerima kunjungan klub Belanda [[PSV Eindhoven]] pada 11 Juni 1987 di Stadion Siliwangi dalam sebuah laga persahabatan. Klub yang nantinya akan menjuarai [[Piala Champions]] 1987-88 itu memenangkan laga dengan skor 6-0 dengan gol dari Rene van der Gijp (menit 8), hattrick [[Eric Viscaal]] ('15, '40, '51) dan Jurrie Koolhof ('58, '63).<ref>{{Cite web|url=https://panditfootball.com/klasik/200840/sejarah-persib-bandung-dalam-5-ribu-kata|title=Sejarah Persib Bandung dalam 5 Ribu Kata|last=redaksi|date=2016-03-14|website=Pandit Football Indonesia|access-date=2019-07-13}}</ref><ref>{{Cite web|url=http://www.infobdg.com/v2/stadion-siliwangi-tempat-berbagai-sejarah-persib-terukir/|title=Stadion Siliwangi, Tempat Berbagai Sejarah Persib Terukir|last=Abidin|first=Ahmad Fadhil|date=2016-09-25|website=infobdg.com|language=en-US|access-date=2019-07-13}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://www.mengbal.com/2013/06/postmatch-persib-vs-psv-eindhoven-1987-%e2%80%9cbintang-sepakbola-dunia-mencicipi-siliwangi-%e2%80%9d/|title=Post Match Persib VS PSV Eindhoven (1987): “Bintang Sepakbola Dunia Mencicipi Siliwangi”.” {{!}} mengbal.com {{!}} Lalajo Maung|language=en-US|access-date=2019-07-13}}</ref>
Baris 144 ⟶ 146:
Kendati keran pemain asing sudah dibuka lebar-lebar oleh PSSI, namun Persib tetap mengandalkan pemain lokal pada LI I/1994-95. Meskipun demikian, dominasi Persib yang sudah dipancangkan sejak pertengahan dekade 80-an, belum tergoyahkan. Dalam kompetisi gaya baru ini, Robby Darwis dan kawan-kawan tetap menjadi yang terbaik.
 
Persib memulai kompetisi dengan hasil buruk. Pada partai pembuka, Persib dikalahkan [[Pelita Jaya FC|Pelita Jaya]] 0-1 melalui gol tunggal pemain asing asal [[Yugoslavia]] (sekarang [[Serbia]]), Dejan Gluscevic.Di babak reguler, dengan mengalami tiga kekalahan, Persib pun hanya lolos ke babak “8 Besar” sebagai runner-up di bawah Pelita Jaya. Setelah lolos ke Senayan, Persib membuka pertandingan Grup B, 20 Juli 1995, dengan hasil imbang tanpa gol dengan Petrokimia Putra. Dalam pertandingan ini, Petrokimia Putra menurunkan dua pemain asing andalannya, [[Jacksen F. Tiago]] (Brasil) dan penjaga gawang asal Trinidad & Tobago, Darryl Sinerine. Sementara pada pertandingan lain, ASGS membekap Medan Jaya 2-1.
 
Persib baru membuka peluang lolos ke semifinal setelah pada partai kedua, [[23 Juli]] [[1995]], menundukkan Medan Jaya 2-1 dan pada pertandingan lain, Petrokimia Putra kembali bermain imbang 2-2 dengan ASGS. Hasil ini membuat persaingan perebutan dua tiket dari Grup B semakin panas, terutama tiga tim yang masih punya peluang yaitu Persib, ASGS dan Petrokimia Putra.
Baris 158 ⟶ 160:
Berkat keberhasilannya menjadi juara LI, Persib menjadi wakil Indonesia di kancah [[Liga Champions Asia|Piala Champions Asia]] (kini menjadi Liga Champions Asia). Pada gelaran musim 1995 aksi anak-anak Bandung pun gilang-gemilang. Tim besutan [[Indra M. Thohir]] membukakan mata sepak bola internasional. Bermodalkan dua kemenangan atas [[Bangkok Bank]] ([[Thailand]]) dan [[Pasay City]] ([[Filipina]]) pesaingnya di babak awal Persib yang datang dengan status tim amatir, di antara para raksasa Asia dengan sepak bola profesionalnya, mampu merangsek hingga babak perempatfinal wilayah Timur yang digelar di [[Stadion Siliwangi]].<ref name=":2">{{Cite web|url=https://www.viva.co.id/bola/liga-indonesia/567927-kisah-manis-persib-bandung-di-liga-champions-asia|title=Kisah Manis Persib Bandung di Liga Champions Asia - VIVA|last=VIVA|first=PT VIVA MEDIA BARU-|date=2014-12-12|website=www.viva.co.id|language=id|access-date=2019-07-13}}</ref>
 
Sayang, tim pujaan masyarakat [[Tatar Pasundan]] tidak mampu berbuat lebih banyak lagi. Langkah raksasa mereka pun terhenti sampai di situ, setelah [[Verdy Kawasaki]] ([[Jepang]]) memberi luka 1-3, ditundukan [[Thai Farmers Bank]] ([[Thailand]]) 2-3, dan dihempangdihempas [[Seongnam FC|Ilhwa Chunwa]] ([[Korea Selatan]]) 1-4<ref name=":2" />. Kendati begitu, Persib masih bisa tersenyum, karena [[Indra M Thohir]] terpilih sebagai pelatih terbaik Asia versi [[AFC]] (Asosiasi Sepak bola Asia).
 
{{Kutipan|quote=“Kalah dan terhenti di babak perempatfinal Wilayah Timur memang sudah diprediksi. Lawan yang kita hadapi, kualitasnya jauh di atas lawan-lawan Persib di babak penyisihan sebelumnya. Tapi, apapun adanya, langkah Persib sudah terekam dalam sejarah perhelatan Piala Champion Asia. Tim amatir tetapi mentalnya sangat profesional, sulit dilahirkan lagi dalam waktu yang relatif pendek,” jelas |source=Asep Kustiana, yangpencetak merobekgol Persib ke gawang ChunwaIlhwa Chunma lewat(sekarang titik[[Seongnam penaltiFC]])|Width=30%|Alignment=right}}
 
Persib tercatat pernah menghadapi [[AC Milan]] dalam laga persahabatan tanggal 4 Juni 1994 di Stadion Utama Senayan (kini [[SUGBK]]). Pasukan pimpinan pelatih legendaris Italia [[Fabio Capello]] menghajar Pangeran Biru 0-8 lewat gol [[Dejan Savićević]] ('17, '18), [[Gianlugi Lentini]] ('26), [[Paolo Baldieri]] ('27, '48, '58), Christian Antigori ('68), dan Stefano Desideri ('78).<ref>{{Cite web|url=https://www.pikiran-rakyat.com/persib/2017/06/04/klipingpr-mengenang-lagi-pertandingan-ac-milan-vs-persib-402446|title=#KlipingPR Mengenang Lagi Pertandingan AC Milan vs Persib|last=digital|first=pikiran rakyat|website=Pikiran Rakyat|language=id|access-date=2019-07-13}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://www.goal.com/id/news/5650/sejarah-hari-ini/2014/06/03/4858508/sejarah-hari-ini-4-juni-persib-bandung-vs-ac-milan-1994|title=Sejarah Hari Ini: Persib Bandung vs AC Milan, 1994 {{!}} Goal.com|website=www.goal.com|access-date=2019-07-13}}</ref>
Baris 194 ⟶ 196:
Kendati masih “mengharamkan” pemain asing, pada Liga Indonesia (LI) IV/1997-98, Persib mulai membuka keran bagi pemain yang bukan binaan sendiri. Ketika itu, pelatih Nandar Iskandar memboyong beberapa pemain dari luar Jawa Barat untuk memperkuat skuat yang ada. Maka, bergabunglah dua pemain PSMS Medan, M. Halim (kiper) dan Khair Rifo, striker [[Bandung Raya FC|Bandung Raya]], [[Peri Sandria]] dan Surya Lesmana, gelandang asal Persijatim Jakarta Timur, Iskandar dan mantan striker [[Petrokimia Putra]] dan [[Barito Putera]], Gatot Indra.
 
Namun, kedatangan para pemain dari luar Jawa Barat itu justru menimbulkan persoalan yang mengganggu keharmonisan tim. Akibat perlakuan yang berbeda antara pemain pendatang dan pemain binaan Persib, gap di antara para pemain pun terjadi. Pemain lokal binaan Persib mulai cemburu dengan perbedaan perlakuan pengurus. Pemain Kamerun Kisito Piere Olinga ‘Kopa’ Atangana sempat menunjukkan ketertarikannya membela Persib namun akhirnya tidak terpenuhi. Dalam suatu wawancara ia mengatakan

{{Quote box|quote=“Saya memang banyak memperkuat klub yang beredar di Liga Indonesia. Tapi terasa tidak lengkap karier sepak bola saya karena tidak bisa menjadi bagian Persib. Padahal, saya begitu bernafsu ingin membela Persib setelah sukses bersama Bandung Raya. Entah kenapa manajemen tim Persib tidak sekalipun mau memalingkan pilihan pada diri saya,”|Alignment=right|width=30%|source=- mantan pemain Persib Pierre Olinga "Kopa" Atangana}}
 
Akibatnya, perjalanan Persib di LI IV pun mulai gontai. Tergabung di Wilayah Tengah, Persib mengalami lima kekalahan dalam 15 partai awal yang dimainkannya. Catatan terburuk dalam empat musim terakhir. Ini membuat posisi Nandar terancam. Bahkan, ratusan bobotoh sempat menghadiahkan karangan bunga kematian buat Nandar.
Baris 242 ⟶ 246:
Berdasarkan prestasi Persib pada musim sebelumnya, untuk LI VIII/2002, pengurus Persib membebankan target kepada Denny Syamsudin yang bertindak sebagai pelatih kepala untuk lolos ke babak “8 Besar”. Untuk menopang target tersebut, Persib pun mendatangkan sejumlah pemain bintang seperti [[Ansyari Lubis]], [[Budiman]], Widiantoro, Heri Rafni Kotari dan Hari Saputra. Ketiga pemain tersebut melengkapi muka-muka lama macam [[Yaris Riyadi]], Sujana, Ruhiat, [[Dadang Hidayat]], [[Asep Dayat]] dan [[Suwita Pata]].
 
Dengan materi pemain yang dimilikinya, Denny sebenarnya bisa melanjutkan tradisi yang dibuat Indra M. Thohir sebelumnya, yaitu tak pernah kalah di kandang sendiri. Dari 11 partai kandang yang dimainkannya, Persib mencatat rekor 8 kali menang dan 3 seri. Sayang, hasil mengesankan pada partai ''home'' itu berbanding terbalik dengan hasil-hasil di luar kandang. Kekalahan demi kekalahan yang dialami Persib pada pertandingan ''away'' membuat Persib terpuruk dan bahkan hantu degradasi mulai membayangi sejak pertengahan musim.
 
Persib baru bisa menghindarkan diri dari ancaman degradasi pada tanggal 5 Mei 2002, setelah mencatat kemenangan dengan “skor aneh” 5-0 atas tetangganya, Persikab Kab. Bandung di Stadion Siliwangi. Lima gol Persib yang disumbangkan [[Ansyari Lubis]], Sujana (2 gol), Ruhiat dan [[Yaris Riyadi]] dengan mudah menjebol gawang Persikab yang dikawal kiper Jajang Sinar Surya.
 
Tuduhan adanya “main mata” pun mencuat. Pasalnya, ketika itu [[Persikab]] sudah dipastikan degradasi ke Divisi I menyusul hasil buruk sepanjang kompetisi. “Ketika itu, memang ada pembicaraan tingkat tinggi di antara para pengurus Persib dan [[Persikab]] untuk menyelamatkan Persib dari ancaman degradasi,” kata salah seorang pemain Persikab yang meminta namanya dirahasiakan. Meski sudah ada pengakuan dari kubu Persikab, namun tudingan tersebut tentu saja dibantah kubu Persib.
Meski sudah ada pengakuan dari kubu Persikab, namun tudingan tersebut tentu saja dibantah kubu Persib.
 
Setelah lepas dari ancaman degradasi, pada partai pamungkas, Persib akhirnya bisa menghindari rekor buruk tak pernah menang di kandang lawan. Pada tanggal [[12 Mei]] [[2002]], dua gol Sujana dan Heri Rafni Kotari ke gawang PSBL Bandar Lampung di Stadion Pahoman, mengantarkan Persib untuk pertama kalinya mencatat kemenangan tandang. Persib mengakhiri LI VIII/2002 di peringkat ke-8 dari 12 kontestan Wilayah Barat dengan rekor sekali menang, 2 seri dan 8 kali kalah pada partai tandang.
Baris 257 ⟶ 260:
Sejarah lain yang dibuat Persib pada LI IX/2003 adalah dibukanya keran bagi pemain asing. Marek yang pada awalnya diproyeksikan untuk menangani pemain Persib U-23 yang akan tampil di Pekan Olahraga Daerah (Porda) IX/2003 di Indramayu, memboyong pemain asing yang juga berasal dari Polandia. Kwartet Polandia, Mariusz Mucharski, Pawel Bocian, Piotr Orlinski dan Maciej Dolega menjadi pemain asing pertama yang berkostum Persib.
 
Keberanian Marek memasukan nama-nama pemain muda yang masih hijau seperti Yosef Nandang, Rahman F., Jaenal Abidin, Jaja Hidayat dan Eka Santika ternyata tak membuahkan hasil. Keputusan mendepak [[Yaris Riyadi]], [[Suwita Pata]], [[Cecep Supriatna]], Sujana dan sejumlah pemain lain yang merupakan ikon Persib malah membawa Persib pada kehancuran. Pada masa “kepemimpinan” Marek, Persib mencatat sejarah paling kelam sepanjang sejarah; melewati 12 pertandingan beruntun tanpa kemenangan.
 
Hasil buruk itu membuat kepanikan melanda Persib. Bobotoh yang kecewa dengan prestasi Dadang Hidayat dan kawan-kawan langsung berteriak; “Ganti Marek!”. Meski terkesan ragu, atas desakan bobotoh, setelah sempat melarang mendampingi tim dalam empat partai away melawan PSS Sleman, Persijatim Solo FC, Arema Malang dan Perseden Denpasar, pengurus dan manajemen tim akhirnya memecat Marek. Sebagai gantinya, untuk sementara pengurus mempercayakan kepada dua asisten Marek, Bambang Sukowiyono dan Iwan Sunarya.
Baris 285 ⟶ 288:
Gesekan Paez dengan pengurus dan manajemen tim semakin meruncing, ketika Manajer H.M. Sanusi menyatakan mengundurkan diri menjelang putaran pertama berakhir. Alasan H. Uci, sapaan akrabnya, adalah kesibukannya. Tapi, sejumlah pemain dan ofisial tim Persib ketika itu mengakui kalau Paez dan H. Uci sempat terlibat “perang mulut” di Wisma Puri Asri, mes Persib pada malam sebelum pengunduran dirinya.
 
“Pada malam harinya (sebelum mundur), Paez dan H. Uci sempat ''dor dar'' di sini (Wisma Puri Asri). Ketika itu terdengar ada ancaman dari Paez, dia (Paez) yang mundur atau H. Uci,” kata salah seorang pilar Persib di LI X/2004.
 
Perseteruan terselubung di dalam tim membuat suasana tidak kondusif. Langkah Persib pun mulai limbung dihantam berbagai persoalan yang seharusnya tidak terjadi ketika prestasi tim sedang menanjak. Menjelang akhir putaran pertama, persoalan semakin meruncing ketika di luar dugaan Persib memulangkan Julio Lopez dan Adrian Colombo. Padahal, kinerja duet striker Persib itu pada putaran pertama sangat baik. Colombo dan Lopez merupakan pencetak gol tersubur dengan masing-masing 9 dan 7 gol. Ketika itu, Paez beralasan, pencoretan Colombo karena cedera yang dialaminya, sedangkan Lopez karena persoalan pribadinya.
Baris 305 ⟶ 308:
Di bawah penanganan Thohir dan Manajer Ir. Chandra Solehan, Persib nyaris tanpa gejolak. Kecuali isu munculnya gerakan “Asal Bukan Cili” yang membuat Paez dan dua pemain asal Cili, Alejandro Tobar, Claudio Lizama dan Cristian Molina terdepak. Alex Pulalo, Imran Nahumarury, Nuralim dan Suwandi H.S. memilih hengkang ke klub lain.
 
Dalam menyusun skuatnya, seperti di LI I dan LI VII, Thohir lebih percaya pada kekuatan lokal. Karena itu, muka-muka lama seperti Yaris Riyadi, Suwita Pata, Dadang Hidayat, Cecep Supriatna, Erik Setiawan, Usep Munandar, Deden Hermawan, Asep Dayat, [[Imral Usman]] dan [[Gilang Angga Kusuma]] dipertahankannya. Di luar itu, Thohir juga memulangkan [[Boy Jati Asmara]] (Persipura Jayapura), Eka Ramdani (Persijatim Solo FC), Aceng Juanda (PSS Sleman), [[Edi Hafid MurtadoMurtadho]] (Persitara Jakarta Utara) dan [[Cucu Hidayat]] (Persikad Depok) ke Bandung. Untuk memperkuat materi pemain lokal yang dimilikinya, Thohir dan manajemen tim tetap mengoptimalkan kuota lima pemain asing dari PSSI. Setelah sempat membidik dua pemain tim nasional Singapura asal Nigeria, Itimi Dickson dan Agu Casmir, Persib akhirnya mendapatkan Antonio “Toyo” Claudio, Uilian Souza Da Silva (Brasil), Pradith Taweetchai (Thailand), Ekene Michael Ikenwa (Nigeria), dan Chioma Kingsley (Burkina Faso) yang masuk belakangan.
 
Dibantu duet asisten pelatih Bambang Sukowiyono dan Encas Tonif, Thohir mulai menyulap pasukannya menjadi tim yang disegani. Dengan filosofi simple football-nya, Thohir berhasil mempertahankan rekor tak terkalahkan dalam partai kandang yang dibuat Juan Antonio Paez pada musim sebelumnya. Hingga menjelang akhir kompetisi, Persib pun terus bersaing di papan atas Wilayah Barat dan bahkan nyaris lolos ke babak “8 Besar”.
Baris 321 ⟶ 324:
Sebagai bentuk rasa tanggung jawab, keputusan mundur Risnandar juga diikuti asistennya, Encas Tonif. Untuk mengisi kekosongan pelatih saat menjalani pertandingan ''away'' di Medan dan Deli Serdang, untuk sementara pengurus Persib menunjuk pelatih Persib U-23, Djadjang Nurdjaman untuk mendampingi Dedi Sutendi, asisten pelatih Risnandar yang masih tetap berada di tim.
 
Setelah mengalami kekalahan 2-1 dari PSMS Medan dan 4-1 dari PSDS Deli Serdang, pengurus Persib akhirnya merekrut mantan pelatih Persija Jakarta, Arcan Iurie Anatolievici untuk melanjutkan tugas Risnandar. Sedangkan Djadjang dan Dedi dipercaya menjadi asistennya. Pengurus dan manajemen tim Persib berharap, pelatih asal Moldova yang sukses membawa Persija menjadi ''runner-up'' LI XI/2005. Untuk memperkuat skuatnya, Iurie merekrut dua tambahan pemain asing yaitu penjaga gawang Kosin Hattahairathanakool (Thailand) dan striker Reduoane Barkaoui (Maroko). Dua legiun asing tersebut melengkapi tiga pemain asing yang dimiliki Persib sebelumnya yaitu Antonio Claudio (Brasil), Nipont Chanrawut dan Pradith Taweetchai (Thailand).
 
Di bawah penanganan Iurie, Persib yang memiliki materi pemain cukup bagus, langsung menggeliat. Pada pertandingan perdananya, Iurie sukses memberikan kemenangan, ketika membekap PSIM Yogyakarta 2-0 di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, lewat dua gol Zaenal Arief dan Gendut Doni Christiawan. Euforia kebangkitan Persib terasa semakin kencang pada saat Persib memainkan dua partai kandang berikutnya. Meski dengan susah payah, Salim Alaydrus dan kawan-kawan membekap Arema Malang 1-0 dan Persekabpas Pasuruan 3-2. Pada pertandingan away, Persib pun berhasil menahan Persija Jakarta di Stadion Lebak Bulus dan Persikota Tangerang di Stadion Benteng.
Baris 369 ⟶ 372:
Pada [[Liga 1 2018|musim 2018]], terjadi perubahan skuad yang cukup signifikan. Essien dilepas, Vujovic pindah ke [[Bhayangkara FC]], Matsunaga ke [[Persela Lamongan|Persela]], sementara itu [[Ardi Idrus]], [[Ghozali Siregar]], [[Jonathan Bauman]], [[Bojan Mališić]], dan [[Oh In-Kyun]] masuk menggantikan. Selain itu, Eka Ramdani dan [[Airlangga Sutjipto]] kembali didatangkan. Pelatih Mario Gomez asal Argentina ditunjuk untuk menangani tim di musim ini<ref>{{Cite web|url=https://bola.kompas.com/read/2017/11/28/14560028/lebih-dekat-dengan-pelatih-baru-persib-roberto-carlos-mario-gomez|title=Lebih Dekat dengan Pelatih Baru Persib, Roberto Carlos Mario Gomez|last=Media|first=Kompas Cyber|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2019-07-13}}</ref>. Laga [[Derbi Indonesia]] di paruh musim kedua ternodai dengan meninggalnya Haringga Sirla, seorang suporter yang dianiaya oknum suporter lain sebelum laga dimulai.<ref>https://bola.kompas.com/read/2018/09/24/05350098/persib-vs-persija-44-pelanggaran-10-kartu-kuning-dan-1-korban-jiwa</ref> Akibat tragedi itu, Persib dihukum tak boleh bermarkas di wilayah Jawa Barat termasuk di Stadion GBLA maupun Jalak Harupat, sehingga harus memainkan laga kandang di [[Stadion Kapten I Wayan Dipta]]. Persib sempat menghuni posisi 2 klasemen menuju akhir kompetisi, namun kekalahan-kekalahan dialami dan penurunan performa ini membuat Persib hanya bisa berada di peringkat 4 klasemen akhir. Ardi Idrus terpilih masuk Tim Terbaik Liga 1 2018.<ref>https://liga-indonesia.id/berita/tim-terbaik-go-jek-liga-1-2018</ref> Eka Ramdani memutuskan pensiun di akhir musim.<ref>https://bola.kompas.com/read/2018/12/30/21294638/eka-ramdani-mantap-gantung-sepatu-karena-panggilan-hati</ref>
 
Untuk [[Liga 1 2019|musim 2019]], Mario Gomez yang dipecat digantikan [[Miljan Radović]]<ref>{{Cite web|url=https://bola.kompas.com/read/2018/12/20/19193768/resmi-persib-bandung-tunjuk-miljan-radovic-jadi-pelatih|title=Resmi, Persib Bandung Tunjuk Miljan Radovic Jadi Pelatih|last=Media|first=Kompas Cyber|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2019-07-13}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://bola.kompas.com/read/2018/12/14/15000088/mario-gomez-dipecat-persib-johor-darul-takzim-beri-sindiran|title=Mario Gomez Dipecat Persib, Johor Darul Takzim Beri Sindiran Halaman all|last=Media|first=Kompas Cyber|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2019-07-13}}</ref>. Akan tetapi, hasil turnamen pramusim [[Piala Presiden 2019]] yang tak memuaskan membuatnya didepak, dan manajemen mendatangkan [[Robert Rene Alberts]] yang pernah mengantarkan Arema juara LSI 2009-10.<ref>{{Cite web|url=https://bola.kompas.com/read/2019/05/03/22000018/robert-rene-alberts-ungkap-proses-gabung-ke-persib|title=Robert Rene Alberts Ungkap Proses Gabung ke Persib|last=Media|first=Kompas Cyber|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2019-07-13}}</ref> Striker [[Artur Geworkýan]] direkrut untuk menggantikan Bauman, dan Rene Mihelic asal [[Slovenia]] melengkapi jatah legiun asing<ref>{{Cite web|url=https://www.bolasport.com/read/311700630/profil-artur-gevorkyan-rekrutan-anyar-persib-dengan-segudang-prestasi|title=Profil Artur Gevorkyan, Rekrutan Anyar Persib dengan Segudang Prestasi - Bolasport.com|last=Bolasport.com|website=www.bolasport.com|language=id|access-date=2019-07-13}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://bola.kompas.com/read/2019/05/08/10480898/profil-rene-mihelic-gelandang-baru-persib|title=Profil Rene Mihelic, Gelandang Baru Persib|last=Media|first=Kompas Cyber|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2019-07-13}}</ref>. [[Beckham Putra Nugraha]] pun dipromosikan dari Persib U19 setelah membawa tim tersebut juara Liga 1 U19 2018.<ref>{{Cite web|url=https://www.indosport.com/sepakbola/20190622/keren-beckham-jadi-pemain-termuda-persib-yang-jalani-debut-di-liga-1|title=Keren! Beckham Jadi Pemain Termuda Persib yang Jalani Debut di Liga 1|last=INDOSPORT.com|date=2019-06-22|website=INDOSPORT.com|language=en|access-date=2019-07-13}}</ref> Di pertengahan musim, Mihelic bersama Geworkyan diputus kontrak dan Malisic dilepas ke [[Badak Lampung F.C.]]<ref>{{Cite web|url=https://bola.kompas.com/read/2019/09/09/17011488/tinggalkan-persib-bojan-malisic-gabung-ke-perseru-badak-lampung-fc|title=Tinggalkan Persib, Bojan Malisic Gabung ke Perseru Badak Lampung FC|last=Media|first=Kompas Cyber|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2019-11-30}}</ref> Sebagai gantinya, Persib mendatangkan [[Kevin van Kippersluis]] dan [[Nick Kuipers]] dari Belanda serta [[Omid Nazari]] asal Filipina.<ref>{{Cite web|url=http://persib.co.id/berita/tiga-pemain-baru-persib-tiba-di-bandung|title=Tiga Pemain Baru PERSIB Tiba di Bandung {{!}} Official Persib Web|website=persib.co.id|access-date=2019-11-30}}</ref> Karena kiper utama [[M. Natshir Mahbuby|Deden Natshir]] mengalami cedera tulang kering di laga melawan Persija (10/7) dan absen hingga akhir musim, kiper [[PSS Sleman]] asal [[Kuningan, Kuningan|Kuningan]] [[Dhika Bayangkara]] ditransfer ke Persib.<ref>{{Cite web|url=https://www.cnnindonesia.com/olahraga/20190710235955-142-411085/alami-patah-tulang-deden-natshir-cedera-panjang|title=Alami Patah Tulang, Deden Natshir Cedera Panjang|website=olahraga|language=en|access-date=2019-11-30}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://www.pikiran-rakyat.com/persib/pr-01318128/persib-bandung-rekrut-dhika-bayangkara-kiper-asal-kuningan|title=Persib Bandung Rekrut Dhika Bayangkara, Kiper Asal Kuningan - Pikiran-Rakyat.com|last=Rakyat|first=Pikiran|website=www.Pikiran Rakyat|language=id|access-date=2019-11-30}}</ref>
 
== Stadion dan Mess ==
Baris 637 ⟶ 640:
{{updated|28 Agustus 2019}}<ref>{{cite web|title=Persib Bandung|url=https://persib.co.id/teams/senior|language=Indonesian}}</ref>
 
{{Fs start|nat=|pos=|name=|other=|no=}}
{{Fs player|other=|no=1|nat=IDN|pos=GK|name=[[M. Natshir FadhilMahbuby]]}}
{{Fs player|other=|no=30|nat=IDN|pos=GK|name=[[Aqil SaviqSavik]]}}
{{Fs player|other=|no=78|nat=IDN|pos=GK|name=[[I Made Wirawan]]}}
{{Fs player|other=|no=81|nat=IDN|pos=GK|name=[[Dhika BhayangkaraBayangkara]]}}
{{Fs player|other=|no=2|nat=SRBNED|pos=DF|name=[[Nick Kuipers]]}}
{{Fs player|other=|no=12|nat=IDN|pos=DF|name=[[Henhen Herdiana]]}}
{{Fs player|other=|no=16|nat=IDN|pos=DF|name=[[Indra Mustafa]]}}
Baris 651 ⟶ 654:
{{Fs player|other=|no=11|nat=IDN|pos=MF|name=[[Dedi Kusnandar]]}}
{{Fs player|other=|no=13|nat=IDN|pos=MF|name=[[Febri Haryadi]]}}
{{fs mid|nat=|pos=|name=|other=|no=}}
{{Fs player|other=Wakil Kapten|no=24|nat=IDN|pos=MF|name=[[Hariono]]}}
{{Fs player|other=|no=77|nat=IDN|pos=MF|name=[[Ghozali Siregar]]}}
Baris 665 ⟶ 668:
{{Fs player|other=|no=91|nat=PHL|pos=MF|name=[[Omid Nazari]]}}
{{Fs player|other=|no=10|nat=TCD|pos=FW|name=[[Ezechiel N'Douassel]]}}
{{Fs player|other=|no=21|nat=IDN|pos=FW|name=[[Frets ListiantoListanto Butuan]]}}
{{Fs player|other=|no=20|nat=NED|pos=FW|name=[[Kevin van Kippersluis]]}}
{{Fs end}}
Baris 1.118 ⟶ 1.121:
Persib Bandung memiliki penggemar fanatik yang menyebar di seantero provinsi [[Jawa Barat]] dan [[Banten]], bahkan hampir di seluruh wilayah Indonesia, mengingat catatan historis sebagai tim kebanggaan dari ibu kota provinsi Jawa Barat. Fans Persib Bandung tersebar di berbagai wilayah khususnya Jawa Barat seperti Bandung, Bogor, Tasikmalaya, Cirebon, Karawang, Depok, Bekasi, Subang bahkan hingga di luar Jawa Barat seperti Surabaya, Mojokerto, Blitar, Jombang, Bojonegoro, Madura, Jember, dan wilayah lainnya di Nusantara dan sekaligus yang memiliki jumlah fans terbanyak di Indonesia mengalahkan [[Arema FC|Arema Cronus]] dan [[Persebaya 1927|Persebaya Surabaya]]. Penggemar Persib menamakan diri sebagai ''[[Bobotoh]]''. Pada era [[Liga Indonesia]], ''Bobotoh'' kemudian mengorganisasikan diri dalam beberapa kelompok pecinta Persib seperti [[Viking Persib Club]], [[Bomber]] (Bobotoh Maung Bersatu), Flowers City Casuals, Ultras Persib, dan lainnya.
 
Persib juga memiliki penggemar dari kalangan selebritis, contohnya [[Ronal Surapradja]],<ref>{{Cite web|url=https://bobotoh.id/baca/di-depan-markas-real-madrid-artis-ini-bangga-memake-jersey-persib|title=Di Depan Markas Real Madrid, Artis Ini Bangga Memake Jersey Persib|last=BobotohID|website=BOBOTOH PERSIB|access-date=2019-11-30}}</ref> [[Cita Citata]], [[Aura Kasih]], [[Melody Nurramdhani Laksani]],<ref>{{Cite web|url=https://www.indosport.com/sportainment/20180314/3-artis-cantik-penggila-persib-bandung|title=3 Artis Cantik Penggila Persib Bandung|last=INDOSPORT.com|date=2018-03-14|website=INDOSPORT.com|language=en|access-date=2019-07-13}}</ref>, [[Raffi Ahmad]],<ref>{{Cite web|url=https://www.tabloidbintang.com/berita/polah/read/28022/persib-bandung-menang-lawan-sriwijaya-fc-di-final-piala-presiden-raffi-ahmad-ikut-bangga|title=Persib Bandung Menang Lawan Sriwijaya FC di Final Piala Presiden, Raffi Ahmad Ikut Bangga|date=2015-10-19|website=Tabloidbintang.com|language=id|access-date=2019-07-13}}</ref>, [[Farhan]], [[Desy Ratnasari]],<ref>{{Cite web|url=https://www.bola.com/indonesia/read/3125358/desi-ratnasari-ternyata-jadi-bobotoh-persib-sejak-kecil|title=Desi Ratnasari Ternyata Jadi Bobotoh Persib sejak Kecil|last=Bola.com|date=2017-10-11|website=bola.com|language=id|access-date=2019-07-13}}</ref>, mantan VJ [[MTV Indonesia]] [[Edi Brokoli]],<ref>{{Cite web|url=https://bolalob.com/read/79910/tak-mau-terpuruk-seperti-musim-lalu-artis-ini-ungkap-harapan-untuk-persib|title=Tak Mau Terpuruk Seperti Musim Lalu, Artis Ini Ungkap Harapan untuk Persib|last=Ariandi|first=Rizqi|website=Bolalob - Situsnya Anak Futsal!|access-date=2019-07-13}}</ref>, vokalis band [[Mocca (grup musik)|Mocca]] [[Arina EphiphaniaEphipania]], grup band [[Kuburan Band|Kuburan]], [[Pemuda Harapan Bangsa]] (PHB), [[Jeruji]], [[PAS Band]], [[The Milo]], [[Ariel (penyanyi)|vokalisAriel Noah Ariel]], [[Melly Goeslaw]],<ref>{{Cite web|url=https://www.suara.com/entertainment/2015/10/19/112406/artis-artis-tanggapi-kemenangan-persib-pakai-meme-lucu|title=Artis-artis Tanggapi Kemenangan Persib, Pakai Meme Lucu|date=2015-10-19|website=suara.com|language=id|access-date=2019-07-13}}</ref>, [[Chika Jessica]], dan [[Omesh]]. Klub ini juga digemari mantan wakil gubernur Jawa Barat [[Dede Yusuf]]<ref>{{Cite web|url=https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-1807365/dede-yusuf-beri-dukungan-buat-persib-di-dunia-maya|title=Dede Yusuf Beri Dukungan Buat Persib di Dunia Maya|website=detiknews|access-date=2019-07-13}}</ref> dan gubernur Jawa Barat [[Ridwan Kamil]].<ref>{{Cite web|url=https://bola.tempo.co/read/1210819/ridwan-kamil-bentangkan-syal-persib-bandung-di-kenya|title=Ridwan Kamil Bentangkan Syal Persib Bandung di Kenya|last=Saleh|first=Nurdin|date=2019-05-30|website=Tempo|language=en|access-date=2019-07-13}}</ref>
 
[[Redouane Barkaoui]], mantan striker Persib asal [[Maroko]] memuji dukungan yang diberikan dalam laga Persib “Atmosfer sepak bola di Bandung benar-benar jempolan. Saya begitu kagum melihat dukungan penonton yang hebat dan luar biasa. Tidak hanya di partai sesungguhnya di ajang kompetisi, di partai uji coba pun penonton melimpah dan membludak hingga pinggir lapangan. Hebat.”
 
Striker asal Kamerun yang pernah berseragam Persib di tahun 2007 dan kemudian menembus Liga 1 Prancis [[Christian Bekamenga ]]<nowiki/>pun ikut bersuara: “Atmosfer sepak bola di Bandung memang tiada duanya. Hasrat bobotoh mendukung timnya patut diapresiasi dengan prestasi membanggakan. Dukungan bobotoh yang tidak pernah surut adalah motivator utama saya dalam mengibarkan sepak bola prestasi bersama Persib.”
 
Suporter Persib memiliki hubungan yang sangat kelam dengan kelompok suporter [[Persija Jakarta]], [[The Jakmania]]. Sudah banyak peristiwa maupun insiden-insiden yang terjadi akibat permusuhan abadi dua suporter garis keras ini. Bahkan pihak kepolisian maupun [[PSSI]] dan [[PT Liga Indonesia]] pun sudah berulangkali meminta Viking dan The Jak untuk berdamai. Setelah kematian suporter Rangga tanggal 29 Mei 2012<ref>https://www.jpnn.com/news/kepala-rangga-remuk-dibantai-oknum-the-jak-mania</ref> dalam laga El Clasico melawan Persija, perdamaian antar kedua kelompok suporter sempat dicanangkan. Akan tetapi permusuhan kembali terjadi hingga akhirnya seorang suporter tewas teraniaya kembali sebelum laga di tahun 2018. Pada laga melawan Persija tanggal 10 Juli 2019, tidak ada kerusuhan yang terjadi dan kapten Supardi menilai situasinya aman.<ref>https://www.idntimes.com/sport/soccer/ilyas-listianto-mujib-1/tandang-ke-jakarta-supardi-puji-the-jak</ref>
 
== Klub Afiliasi ==
Pada tahun 2019, Persib resmi mengakuisi [[Blitar United F.C.|Blitar United]] yang berada di Liga 2 dan menjadikannya sebagai klub satelit.<ref>https://www.pikiran-rakyat.com/persib/2019/06/10/persib-bandung-akuisisi-saham-blitar-united</ref> Manajemen mengubah nama klub menjadi [[Bandung United FC|Bandung United]] dan memindahkan markas klub dari [[Blitar]] ke Bandung. Bandung United memainkan laga kandangnya di stadion Arcamanik dan [[Stadion Siliwangi]].<ref>https://www.pikiran-rakyat.com/persib/2019/07/08/persib-dan-bandung-united-akan-berbagi-kandang</ref>
 
== Lihat juga ==