Maulid Adat Bayan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Iynmt (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Iynmt (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 2:
 
== Bayan ==
'''Bayan''' adalah gerbang masuknya Islam ke [[Pulau Lombok]], agama tersebut dibawa oleh para [[Wali Songo]] dengan bukti peninggalan berupa Masjid Kuno Bayan sebagai masjid pertama dan pusat penyebaran agama Islam pada abad ke-16. Pada perkembangannya terjadi akulturasi antara adat Sasak dan agama Islam. Pada sekitar area masjid amsih terdapat beberapa makam leluhur penyebar agama Islam seperti makam Gauz Abdul Razak (makam Reaq), makam Titik Masi Pelawangan, makam Titik Mas Penghulu, makam Sesait, makam Karang Salah, dan Makam Desa Anyar.<ref name=":1">{{Cite web|url=https://www.wisatadilombok.com/2015/01/prosesi-dan-sejarah-maulid-adat-bayan.html|title=Prosesi dan Sejarah Maulid Adat Bayan Lombok|last=Matindas|first=Basri|website=√ Paket Wisata Lombok {{!}} √ Paket Tour Lombok Murah 2019|access-date=2019-12-13}}</ref>
 
Konstruksi atap pada bangunan masjid kuno mencerminkan tingginya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat adat. Bentuk atap dengan kemiringan tajam dimaksudkan untuk mempercepat aliran air hujan. Saat memasuki pintu masjid, pengunjung mau tak mau harus menundukkan kepala. Hal tersebut adalah simbol penghormatan dan pengabdian pada Tuhan Yang Maha Kuasa.<ref name=":1">{{Cite web|url=https://www.wisatadilombok.com/2015/01/prosesi-dan-sejarah-maulid-adat-bayan.html|title=Prosesi dan Sejarah Maulid Adat Bayan Lombok|last=Matindas|first=Basri|website=√ Paket Wisata Lombok {{!}} √ Paket Tour Lombok Murah 2019|access-date=2019-12-13}}</ref>
 
== Kegiatan ==
Baris 13 ⟶ 11:
Pada pagi hari pertama masyarakat Adat Bayan menuju '''''Kampu''''' (desa asli suku Sasak Islam Bayan), mereka menyerahkan sebagian sumber penghasilan dari hasil bumi seperti padi, beras, ketan, kelapa, dsb. Hal tersebut merupakan tanda syukur atas keberhasilan panen. Lalu, mereka menyatakan nazar kepada '''''Inan Menik''''' (perempuan yang menerima hasil bumi dari para warga dan mengolahnya untuk disajikan kepada para kyai, penghulu, dan tokoh adat pada hari puncak perayaan '''''Mulud Adat'''''. Nantinya, ''Inan Menik'' akan memberi tanda di dahi warga adat dengan ''Mamaq'' (Sirih) yakni ritual adat yang disebut '''''Menyembek''.'''
 
Lalu, masyarakat membersihkan '''''Balen Unggun''''' (tempat sekam/dedak) dan '''''Balen Tempan''''' (tempat alat penumbuk padi), seta membersihkan '''''Rantok''''' (tempat menumbuk padi). Prosesi dilanjutkan dengan membersihkan tempat '''''Gendang Gerantung''''' dengan sebagian kelompok masyarakat Adat menjemput '''''Gamelan Gendang Gerantung'''''. Setelah tiba, dilaksanakanlah acara ritual selamatan penyambutan dan serah terima dengan '''''Ngaturan Lekes Buaq''''' (sirih dan pinang) sebagai tanda rangkaian acara Mulud Adat dimulai.
 
Sekitar waktu ‘gugur kembang waru’ pada pukul 15.30, para wanita mulai '''''Menutu Pare''''' (menumbuk padi) bersama-sama secara berirama dengan Tempan yang terbuat dari bambu panjang. Padi tersebut ditumbuk di lesung seukuran perahu yang disebut '''''Menutu'''''. Di saat yang bersamaan, gamelan mengiringi ritual dengan kaum laki-laki mencari Bambu Tutul untuk membuat umbul-umbul (Penjor) yang akan dipajang pada pojok Masjid Kuno Bayan ('''''Pemasangan Tunggul''''') yang dipimpin pemangku atau '''''Melokaq Penguban''''' setelah mendapat restu Inan Meniq dengan pemberian '''''Lekok Buaq''''' (Sirih dan Pinang). Lekok Buaq adalah sarana '''''Bertabiq''''' (permisi) kepada pohon bambu yang akan ditebang.
 
Malam hari diisi dengan kegiatan '''''Ngegelat''''' yakni mendandani ruangan Masjid Kuno dengan simbol sarat makna sembari pemain gamelan memasuki halaman Masjid Kuno Bayan. Acara dimulai dengan bertarungnya dua warga pria menggunakan rotan ('''''Temetian''''') sebagai alat pemukul dan perisai berbahan kulit sapi. Pemainan ini disebut Presean yang biasanya dimainkan oleh '''''Pepadu''''' (orang yang handal), namun pada acara Mulud Adat siapapun dipersilahkan / warga yang bernadzar untuk bertarung pada Mulud Adat. Setelah permainan selesai kedua pemain harus meminta maaf kepada satu sama lain. Prosesi dilanjutkan dengan '''''Berugag Agung''''' atau ajang diskusi, cerita, wacana terkait segala hal.
 
<ref name=":1" /><ref name=":2" />
 
== Nilai Sosial ==
Pada ritual maulid adat, seluruh komunitas ikut berpartisipasi dalam prosesi adat. Hal tersebut tampak dari sumbangsih makanan maupun perhelatan acara. Seluruh tokoh adat, ''mak lokak'', dan para pemangku di Bayan bekerja sama, apabila terjadi perbedaan pendapat selama acara maka akan diselesaikan melalui gundem (pertemuan) di Bencingah Bayan Agung. Dalam proses ritual adat, berapapun biaya yang dikeluarkan melalui filososi ringan sama dijinjing dan berat sama dipikul. Event ini merupakan ajang perekat komunitas setempat. <ref name=":2">{{Cite web|url=https://www.kompasiana.com/www.suarakomunitas.net/mulud-adat-bayan-perekat-komunitas-dayan-gunung_550db32e8133111422b1e7ec|title=Mulud Adat Bayan, Perekat Komunitas Dayan Gunung|last=Kompasiana.com|website=KOMPASIANA|language=id|access-date=2019-12-15}}</ref>
 
== ''Pemaliq Leket'' ==