Sejarah Dinasti Han: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
k Bot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 11:
Pada mulanya, [[Dinasti Zhou]] (sekitar 1050–256 SM) menjadikan Negara [[Qin]] di Tiongkok Barat sebagai tempat untuk mengembangbiakkan kuda. Qin juga berfungsi sebagai pembatas dengan suku-suku nomaden [[suku Rong|Rong]], [[suku Qiang|Qiang]], dan [[Lima Suku Barbar|Di]].{{sfn|Ebrey|1999|p=60}} Dengan ditaklukkannya enam [[Periode Negara Perang|Negara Perang]] ([[Han (negara)|Han]], [[Zhao (negara)|Zhao]], [[Wei (negara)|Wei]], [[Chu (negara)|Chu]], [[Yan (negara)|Yan]], dan [[Qi (negara)|Qi]]) pada tahun 221 SM,{{sfn|Ebrey|1999|p=60}} [[Raja Qin]] [[Qin Shi Huang|Ying Zheng]] berhasil menyatukan Tiongkok dan membaginya menjadi 36 ''[[jun]]'' yang dikendalikan secara terpusat. Ia kemudian semakin meningkatkan derajatnya dengan mengambil gelar ''[[Kaisar Tiongkok|huangdi]]'' (皇帝) atau "kaisar", dan semenjak itu ia dikenal dengan nama "Qin Shi Huang".{{sfn|Ebrey|1999|p=61}} Sejarawan-sejarawan pada masa Han merasa bahwa rezim Qin adalah rezim yang lalim.{{sfn|Cullen|2006|pp=1–2}}
[[
Qin Shi Huang meninggal dunia pada tahun 210 SM.{{sfn|Ebrey|1999|p=63}} Pada tahun 209 SM, panglima [[Chen Sheng]] dan [[Wu Guang]] beserta 900 prajurit mereka diperintahkan untuk bertugas, tetapi hujan deras membuat mereka terlambat. Hukuman yang diganjar oleh pemerintah Qin terhadap kegagalan semacam ini adalah hukuman mati.
Pada Juni 208 SM, Xiang Yu dan Xiang Lang mencoba membentuk kembali Kerajaan Chu dengan menyatakan [[Kaisar Yi dari Chu|Mi Xin]] (cucu [[Raja Huai I dari Chu]]) sebagai "Raja Huai II dari Chu" di pusat kekuasaan mereka di Pengcheng (kini [[Xuzhou]]). Sementara itu, kerajaan-kerajaan lain juga mulai dibentuk sebagai penerus berbagai Negara-negara Perang. Namun, Qin kemudian mengutus Zhang Han untuk memadamkan pemberontakan ini. Xiang Liang gugur dalam pertempuran melawan panglima Zhang. Sang panglima kemudian menyerang Zhao Xie (Raja Zhao) di ibu kotanya di [[Handan]], sehingga Zhao terpaksa melarikan diri ke [[Julu]]. Pasukan panglima Zhang kemudian mengepung kota ini. Kendati demikian, kerajaan Chu, Yan, dan Qi memutuskan untuk membantu Zhao. Xiang Yu akhirnya berhasil mengalahkan Zhang di Julu, dan pada tahun 207 SM Zhang terpaksa menyerah.{{sfn|Loewe|1986|p=114}}
Baris 19:
=== Perang Han-Chu ===
[[
Dua bulan setelah Liu Bang memasuki wilayah Guanzhong, Xiang Yu beserta pasukannya tiba di Xianyang pada awal tahun 206 SM.{{sfn|Loewe|1986|p=115}} Baku hantam antara pasukan Liu Bang dan Xiang Yu dapat dihindari berkat campur tangan [[Xiang Bo]] yang merupakan sahabat Zhang Liang. Xiang lalu menyelenggarakan [[Kenduri di Gerbang Hong|pesta kenduri di Gerbang Hong]], dan Liu Bang menghadiri pesta tersebut. Namun, Liu diperingatkan oleh Xiang Bo dan Fan Kuai mengenai rencana salah satu panglima Xiang Yu, [[Fan Zeng]], untuk membunuhnya. Akibatnya Liu Bang melarikan diri di tengah-tengah pesta.{{sfn|Loewe|2000|p=255}} Pasukan Xiang kemudian memasuki Xianyang. Konon mereka menjarah dan membumihanguskan kota tersebut. Xiang juga menghukum mati Ziying.{{sfn|Loewe|1986|p=115}}{{sfn|Davis|2001|p=44}} Pada tahun yang sama, Xiang Yu memberikan gelar "[[Kaisar Yi dari Chu]]" kepada Raja Huai II dan juga mengirimnya ke wilayah perbatasan yang terpencil. Di wilayah tersebut Kaisar Yi tewas dibunuh atas perintah dari Xiang. Xiang Yu lalu mengambil gelar Raja Chu Barat (西楚霸王) dan menjadi pemimpin konfederasi yang terdiri dari 18 kerajaan.{{sfn|Loewe|1986|p=116}} Xiang Yu kemudian membagi Guanzhong menjadi tiga kerajaan. Zhang Han dan dua bawahannya dijadikan raja, sementara Liu Bang diberikan Kerajaan Han yang terletak di daerah perbatasan di [[Hanzhong]] untuk mengurangi ancaman darinya.{{sfn|Davis|2001|p=44}}{{sfn|Loewe|1986|p=116}}
Baris 26:
Berkat keberhasilan Liu, pasukan Chu kehilangan persediaan makanannya, sementara panglima Liu yang bernama [[Han Xin]] (meninggal 196 SM) berhasil menaklukkan Zhao dan Qin di sebelah utara Chu. Maka dari itu, pada tahun 203 SM, Xiang memberikan tawaran kepada Liu. Ia akan melepaskan kerabat-kerabat Liu dan membagi Tiongkok menjadi dua: bagian barat akan diberikan kepada Han, sementara wilayah timur akan dikuasai Chu.{{sfn|Davis|2001|pp=45}} Walaupun Liu menerima tawaran ini, perdamaian tidak berlangsung lama. Pada tahun 202 SM, [[Pertempuran Gaixia]] meletus di wilayah [[Anhui]] modern. Menurut catatan sejarah pada masa itu, Liu Bang memimpin 300.000 prajurit, sementara Xiang Yu hanya punya 100.000 pasukan. Saat pasukan Chu mulai melemah, pasukan Han terus menyerang mereka dan akhirnya pasukan Chu mundur ke perkemahan mereka. Pada malam harinya, Xiang Yu mengumpulkan 800 pasukan berkuda dan pergi dari perkemahannya. Pada pagi harinya, Liu Bang mendengar kabar mengenai hal tersebut dan mengirim 5.000 pasukan berkuda untuk mengejarnya.{{sfn|Davis|2001|pp=45–46}} Xiang akhirnya terkepung di tepi [[Sungai Yangtze]], dan di situ ia bunuh diri.{{sfn|Davis|2001|pp=46}} Liu lalu mengambil gelar kaisar dan kini dikenal dengan nama [[Kaisar Gaozu dari Han|Kaisar Gaozu]] (berkuasa 202–195 SM).{{sfn|Davis|2001|pp=46}}
== Era Gaozu ==
[[
=== Konsolidasi kekuasaan ===
Kaisar Gaozu awalnya menjadikan [[Luoyang]] sebagai ibu kotanya, tetapi kemudian ia memindahkannya ke [[Chang'an]] (di dekat kota [[Xi'an]], [[Shaanxi]], pada masa modern) karena kota tersebut memiliki pertahanan alami dan lebih mudah menjangkau jalur persediaan.{{sfn|Loewe|1986|p=122}} Sesuai dengan sistem yang ditetapkan oleh Qin, Kaisar Gaozu membentuk kabinet yang terdiri dari [[San gong|Tiga Bangsawan]] yang mengepalai [[Sembilan Menteri|Sembilan Kementerian]].{{sfn|Loewe|1986|p=120}} Walaupun negarawan-negarawan pada masa Han mengutuk filsafat [[legalisme]] dan metode Qin yang kejam, undang-undang Han pertama yang disusun oleh Kanselir [[Xiao He]] pada tahun 200 SM tampaknya mengikuti struktur dan isi dari undang-undang Qin. Dugaan ini semakin diperkuat dengan temuan teks [[teks bambu Shuihudi Qin|Shuihudi]] dan [[teks bambu Zhangjiashan|Zhangjiashan]] pada masa modern.{{sfn|Hulsewé|1986|p=526}}{{sfn|Csikszentmihalyi|2006|pp=23–24}}{{sfn|Hansen|2000|pp=110–112}}
Baris 35:
Menurut [[Michael Loewe]], pemerintahan di setiap kerajaan pada dasarnya meniru pemerintahan pusat, karena masing-masing memiliki kanselir, penasihat raja, dan pejabat-pejabat lainnya. Kerajaan-kerajaan ini diwajibkan memberikan keterangan [[sensus]] dan sebagian dari pendapatan pajak mereka kepada pemerintah pusat. Walaupun mereka dapat memiliki pasukan, raja tidak boleh mengerahkannya tanpa seizin pemerintah pusat.{{sfn|Loewe|1986|p=126}}
=== Xiongnu dan ''Heqin'' ===
[[
[[
Panglima Qin [[Meng Tian]] sebelumnya berhasil mengusir pasukan [[Toumen]] (''[[Chanyu]]'' Xiongnu) dari [[Gurun Ordos]] pada tahun 215 SM, tetapi putra dan penerus Toumen, [[Modu Chanyu]], berhasil memperkuat Xiongnu dengan menundukkan suku-suku lain.{{sfn|Di Cosmo|2002|pp=174–176}}{{sfn|Torday|1997|pp=71–73}} Pada masa ketika Modu tutup usia pada tahun 174 SM, wilayah Xiongnu terbentang dari [[Tiongkok timur laut]] dan [[Mongolia]] hingga [[Pegunungan Altai]] dan [[Tian Shan]] di [[Asia Tengah]].{{sfn|Di Cosmo|2001|pp=175–189}}
|