Masjid Agung Baitunnur Pati: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 28:
 
== Ciri-ciri ==
Ciri khas dan keunikan Masjid Agung Baitunnur Pati lainnya adalah kombinasi apik antara marmer putih pada lantai dan dinding bagian depan yang berpadu dengan ornamen kayu berwarna coklatcokelat.
 
== Sejarah ==
Baris 35:
Dahulu Atap Masjid berundak seperti Masjid Agung Demak dan masjid-masjid kuno di Jawa Tengah yang dibangun oleh para wali. Masjid tidak memiliki kubah, tetapi seperti cungkup berundak khas yang terdapat di rumah-rumah jawa kuno.
 
Kemudian pada tahun 1289 H / 1969 M masjid Agung Baitunnur Pati direnovasi. Tahun renovasi ini bisa dilihat pula pada Tulisantulisan Arab di sebelah kiri Prasasti Kaligrafi yang sama.
 
Tulisan Arab pada prasasti tersebut berbunyi: “tajdiid wa tausii’u hadza al-masjid fii sanah 1389 H / 1969 M”. (artinya: renovasi dan perluasan Masjid ini adalah pada Tahun 1389 Hijriyah yang bertepatan dengan Tahun 1969 Masehi)
 
Hal tersebut berarti bahwa selama 124 tahun sejak dibangun petamapertama kali pada tahun 1261 H/1845 M masjid Agung patiPati mengalami renovasi dan perluasan pada tahun 1389 H/1969 M. Pada tahun tersebut yang menjadi Bupati Pati adalah A.K.B.P. Raden Soehargo Djojolukito (Menjadi Bupati Pati dari Tahun 1967-1973 M).
 
Bahwa desain bangunan berubah, dan atap masjid yang sebelumnya tanpa kubah kemudian memiliki kubah di atasnya. Atap berundak masjid masih dipertahankan. Menara depan masjid yang sebelum renovasi berdiri gagah sudah tidak tampak lagi.
 
Pada tahun 1979 masjid Agung Baitunnur Pati direnovasi untuk kedua kalinya di akhir Jabatan Bupati Kol. Pol. Drs. Edy Rustam Santiko (menjabat Bupati dari Tahun 1973-1979 M). Pembangunan Selesaiselesai pada tahun 1980 M yang pada saat itu Bupati Pati dijabat Kol. Inf. Panoedjoe Hidayat. Desain masjid pada renovasi kedua ini dilakukan oleh Nu’man dari ITB Bandung. Desain Masjid Agung Baitunnur Pati berubah total dari desain sebelumnya.
 
Masjid Agung Baitunnur Pati setelah direnovasi pada tahun 1979-1980 M.
 
Desain Masjid Agung Pati yang sebelumnya berundak dan berkubah, setelah direnovasi pada 1979 M, atap Masjidmasjid tidak lagi berundak dan juga tidak lagi berkubah. Desain bangunan Masjidmasjid tersebut terkesan desain minimalis dan bertahan sampai sekarang ini.
 
Masjid Agung Baitunnur Pati juga memiliki mimbar unik dan kuno yang berumur sekitar 160 tahun. Mimbar ini adalah hadiyahhadiah atau pemberian Raden Adipati Aryo Condro Adinegoro 9 tahun setelah pembangunan Masjidmasjid. Di dalam mimbar tersebut terdapat prasasti bertuliskan huruf Arab Pegon.
 
Bunyi teks pada Prasasti tersebut adalah: “yasa dalem kanjeng raden hadipati harya tjandra adhinegara ing mimbar masjid negari pati punika (wulan) jumadal awwal (tahun) dal (tahun) alfun wa mi´ataini wa sab’una (1270 H) utawi (wulan) januari tahun 1854 M”
 
(artinya: karya/pemberian Kanjeng Raden Adipati Aryo Condro Adhinegoro berupa mimbar Masjid Negara Pati pada Bulan Jumadil Awwal tahun Dal tahun seribu duaratusdua ratus tujuh puluh hijriyah (1270 H) bertepatan dengan Bulan Januari tahun 1854 M).
 
== Keunikan ==
Masjid Agung Baitunnur memiliki arsitektur yang unik. Di samping kiri masjid menjulang menara tunggal yang terpisah dengan bangunan utama masjid. Di sebelah belakang masjid berdiri Gedung Islamic Centre yang bergandengan dengan tempat wudluwudu dan kamar mandi. Keunikannya, antara masjid dan tempat wudluwudu dihubungkan dengan teras dan kolam yang sama-sama berdasarkan tatanan batu-batu kecil (kerikil). Terasa eksotis di katihati, memang.
 
== Catatan kaki ==