Sri Setyorahayu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
k Bot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 18:
|spouse =
}}
'''Sri Setyorahayu''' (lahir di [[Kabupaten Bojonegoro|Bojonegoro]] pada tanggal 27 Februari 1949) adalah seorang penulis<ref>{{Cite book|title=Ensiklopedi Sastra Jawa|last=Prabowo|first=D.P.|publisher=Balai Bahasa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta|year=2015|isbn=SBN:978-979-185-235-7|location=Yogyakarta|pages=500-501|url-status=live}}</ref>. Ia mulai menulis pada usia 20 tahun dengan tulisan berupa ''guritan'' dan ''cerkak.'' Karyanya mulai mendapatkan apresiasi sejak dimuat di media berbahasa Jawa, di antaranya ''Penyebar Semangat, Jaya Baya, Kumandhang, dan Dharma Nyata.''
Sri Setyorahayu mengenyam pendidikan Sekolah dasar (SD) lalu Sekolah Pendidikan Guru (SPG) dan melanjutkan sekolah di FKSS IKIP [[Kota Surabaya|Surabaya.]] Setelah lulus, ia menjadi guru di salah satu SD di Bojonegoro. Namun, tidak lama kemudian keluarganya pindah ke Surabaya sehingga harus meninggalkan profesinya sebagai guru.
== Karya-Karya ==
Kegemarannya dalam bidang menulis terus berlanjut sehingga mendapat penghargaan, di antaranya ''cerkak-''nya yang berjudul "Mawarni" terpilih sebagai juara tiga dalam sayembara mengarang ''crita cekak'' yang diadakan oleh Dewan Kesenian Surabaya pada tahun 1972. Sri Setyorahayu merupakan salah satu penulis yang mampu bertahan sampai tahun 1990-an. Penulis lain semasanya yang sama-sama bertahan di antaranya Yunani, Titah Rahayu, Astuti Wulandari, dan ia sendiri.
Karya Sri Setyorahayu berupa ''cerkak'' yang turut mengorbitkan namanya antara lain, "''Langite Isih Biru"'' yang dimuat dalam antologi ''Kumandhang'' (Balai Pustaka, 1979) suntingan Senggono. Karyanya ini dimuat pula dalam buku ''Javanesse Literature Since Independence'' (The Hague Martinus Nijhoff, 1979). ''Cerkak'' lainnya berjudul "''Mawar Putih ing Pojoking Plataran''" dimuat dalam antologi ''Dongeng Katresnan'' (Balai Pustaka, 1976).
Karya Sri Setyorahayu berupa ''guritan'' di antaranya, “Dak Antu Ing Wengi Iki”, “''Sugeng Dalu Singaraja”, “Sapa Jenengmu Cah Ayu”, “Kembang Isih Mekar Ing Plataran Kampus”, dan “Narciscus”.'' Tulisannya tersebut terbit dalam antologi ''Lintang-Lintang Abyor'' (1983) yang disunting oleh Susetyo Darnawi. Ada pula ''guritan'' yang diterbitkan di majalah ''Dharma Nyata'' berjudul “''Kita Ketemu Ing Guritan”,'' “''Surat Putih”,''dan “''Ing Kene Dina Iki ing Sawijining Dina”. Guritan'' tersebut diterbitkan kembali dalam ''Antologi Puisi Jawa Modern 1940 – 1980'' (Balai Pustaka, 1985) yang disunting oleh Sadi Hutomo. Masih ada lagi ''guritan'' lainnya yang dimuat dalam ''Kaling Barleyan: Antologi Geguritan Penyair Wanita'' (FKKS IKIP Surabaya) berjudul “''Esem”, “Narciscus”, “Kembang Isih Mekar ing Pelataran Kampus”, “Kangen”, “Saiki Wis Ora Ana Maneh Kembang Tanjung Semi”, “Kanggo Sapa”, “Layangan”, Dak Antu Ing Wengi Iki”, Rara Jonggrang”,'' dan “Sugeng Tindak”.
== Daftar Pustaka ==
|