Thailand dalam Perang Dunia II: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
k Bot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 3:
'''Thailand dalam Perang Dunia II''' secara resmi mengadopsi posisi [[Negara netral|netral]] sampai [[Invasi Jepang ke Thailand|diserang oleh Jepang]] pada bulan Desember 1941 yang menyebabkan gencatan senjata dan, kemudian, perjanjian aliansi militer antara Thailand dan [[Kekaisaran Jepang]]. Pada awal [[Perang Pasifik]], [[Kekaisaran Jepang]] menekan pemerintah Thailand agar mengizinkan pasukan Jepang untuk menyerang [[Malaya Britania|Malaya]] dan [[Myanmar|Burma yang]] dikuasai Inggris. Pemerintah Thailand di bawah [[Plaek Pibulsonggram|Plaek Phibunsongkhram]] (hanya dikenal sebagai Phibun) menganggapnya menguntungkan untuk bekerja sama dengan upaya perang Jepang, karena Thailand melihat Jepang - yang berjanji untuk membantu Thailand mendapatkan kembali beberapa wilayah Indonesia (di Laos, Kamboja, dan Myanmar saat ini) yang telah hilang karena diambil oleh Prancis - sebagai sekutu melawan imperialisme Barat. Thailand yang [[Blok Poros|memihak Poros]] menyatakan perang terhadap Amerika Serikat dan Inggris dan mengambil alih wilayah di negara-negara tetangga, meluas ke utara, selatan, dan timur, membuat perbatasan dengan [[Republik Rakyat Tiongkok|Cina]] di dekat [[Kengtung]].<ref>[https://books.google.com/books?id=Gdr4Sd8GMu8C&pg=PA19&lpg=PA19&dq=thailand+annexed+laos+1941+japanese&source=bl&ots=YeJxZar8GA&sig=LYA1Ex7VMbZqygJY0oNiwf0BnSI&hl=en&sa=X&ei=B2D9U_OeLoyyuASWwoDwDw&ved=0CDwQ6AEwBA#v=onepage&q=thailand%20annexed%20laos%201941%20japanese&f=false Ronald Bruce St. John, ''The Land Boundaries of Indochina: Cambodia, Laos and Vietnam,'' p. 20]</ref>
Setelah menjadi sekutu Kekaisaran Jepang, Thailand mempertahankan kendali atas angkatan bersenjata dan urusan internalnya. Kebijakan Jepang tentang Thailand berbeda dari hubungan mereka dengan negara boneka [[Manchukuo]]. Jepang bermaksud hubungan bilateral serupa dengan antara [[Jerman Nazi|Nazi Jerman]] dan [[Finlandia]], [[Bulgaria]], dan [[Rumania]].<ref name="Reynolds-1994">E. Bruce Reynolds. (1994) ''Thailand and Japan's Southern Advance 1940–1945''. St. Martin's Press {{ISBN|0-312-10402-2}}.</ref> Namun, Thailand pada waktu itu telah dicap oleh Jepang dan [[Blok Sekutu dalam Perang Dunia II|Sekutu]] sebagai "'''Italia Asia'''".<ref>James F. Dunnigan. ''The World War II Bookshelf: Fifty Must-Read Books''. Kensington Pub Corp, 2005 {{ISBN|0-8065-2649-1}}, p.16</ref><ref name="Reynolds-2005">E Bruce Reynolds. (2005) ''Thailand's Secret War: The Free Thai, OSS, and SOE during World War II''. Cambridge University Press. {{ISBN|0-521-83601-8}}</ref>
Sementara itu, pemerintah Thailand telah terpecah menjadi dua faksi: rezim Phibun dan [[Gerakan Thailand Merdeka|Gerakan Thai Merdeka]], gerakan perlawanan pro-Sekutu yang terorganisir dengan baik yang akhirnya berjumlah sekitar 90.000 gerilyawan Thailand,<ref>Tim Lambert. [http://www.localhistories.org/thailand.html ''A Short History of Thailand'']</ref> didukung oleh pejabat pemerintah yang bersekutu dengan bupati [[Pridi Banomyong]]. Gerakan ini aktif sejak 1942, menentang rezim Phibun dan Jepang. Para partisan memberikan layanan spionase kepada Sekutu, melakukan beberapa kegiatan sabotase, dan membantu merekayasa kejatuhan Phibun pada tahun 1944. Setelah perang, Thailand menerima sedikit hukuman atas peran perangnya di bawah Phibun.
Thailand mengalami sekitar 5.569 personel militer tewas selama perang, hampir seluruhnya karena penyakit. Kematian dalam pertempuran termasuk 150 orang [[Pencaplokan Jepang di Burma|di Negara-negara Shan]], 180 orang pada 8 Desember 1941 (hari invasi singkat Jepang dan [[
== Latar belakang ==
=== Kediktatoran militer ===
Setelah [[Revolusi Siam 1932]], militer Thailand yang dipimpin oleh Mayor Jenderal Plaek Phibunsongkhram sebagai menteri pertahanan, dan kaum liberal sipil yang dipimpin oleh [[Pridi Banomyong]] sebagai menteri luar negeri, bekerja sama secara harmonis selama beberapa tahun, tapi ketika Phibun menjadi perdana menteri pada Desember 1938 kerjasama ini berhenti dan dominasi militer menjadi lebih terbuka. Rezimnya segera mengembangkan beberapa karakteristik [[Fasisme|fasis]] . Pada awal 1939, [[
Phibun dan [[
Pada tanggal 23 Juni 1939,<ref name="ThaiCSM">[http://www.csmngt.com/thailand_history.htm Thailand (Siam) History] {{Webarchive}}, CSMngt-Thai.</ref> Phibun mengubah nama negara dari '''Siam''' ke '''Thailand''' (Thailand: ไทย), atau Thailand, dikatakan berarti "tanah bebas". Ini diarahkan terhadap keragaman etnis di negara itu (Melayu, Cina, Lao, Shan, dll) dan didasarkan pada gagasan "ras Thailand", [[
== Referensi ==
|