Awan noctilucent ini tidak biasa, karena berbeda dengan awan-awan yang terlihat, awan ini memiliki ketinggian yang paling tinggi dibandingkan dengan awan-awan yang lain. Ketinggian awan ini mencapai 75 km hingga 85 km, atau sekitar 250.000 kaki - 280.000 kaki. Awan yang satu ini merupakan awan yang memiliki dimeter 100 nanometer dan keberadaannya pada lapisan mesosfer dekat kutub, karena pada bagian ini, jika ketinggian semakin bertambah suhunya semakin turun, jadi bisa menjadikan kemunculan adanya awan noctilucent. Mesosfer ini terletak di bawah mesopause atau bagian terdingin dari atmosfer. <nowiki>https://id.scribd.com/doc/109713701/Meteorologi-Dan-Klimatologi</nowiki>
Terbentuknya awan ini pada suhu sekitar minus 230 derajat fahrenhait, pada lintang 50 derajat dan 70 derajat utara dan selatan khatulistiwa. Awan noctilucent menjadi hal menarik yang sangat ditunggu-tunggu, walaupun hanya bisa terlihat di negara [[Amerika Serikat]], tepatnya pada bagianbeberapa negara dibagiannya yaitu [[Oregon]], [[Minnesota]], [[Michigan]], dan [[Nevada]], serta di daerah kutub. peristiwa ini menjadi awan yang kemunculannya memang jadi hal yang menarik dan menjadi momen tersendiri saat munculnya awan noctilucent. <nowiki>https://www.idntimes.com/science/discovery/ineu-nursetiawati/fakta-awan-noctilucent-exp-c1c2/full</nowiki> Awan noctilucent ini diperkirakan terbentuk tidak hanya dari Kristal es saja, tetapi kemungkinan juga terbentuk dari uap air dan debu meteor. Air di permukaan bumi yang menguap dan berkumpul menjadi satu menjadi sebuah partikel-partikel kecil kemudian menjadi sebuah awan. Awan noctilucen inilah yang terbentuk dari uapan air di permukaan bumi, tetapi hasil uapannya berupa partikel debu-debu dengan ukuran kecil. Letusan gunung berapi juga dapat diperkirakan sebagai pembentuk awan noctilucent, walaupun kepastiannya belum bisa dipastikan. Letusan gunung berapi menjadi kemungkinan terbentuknya awan noctilucent karena akibat letusan gunung berapi, debu dan uap air yang ada menjadi sebagian pengaruh terbentuknya awan noctilucent. Walaupun tidak menjadi 100% pengaruh terbentuknya awan ini. <nowiki>https://www.idntimes.com/science/discovery/ineu-nursetiawati/fakta-awan-noctilucent-exp-c1c2/full</nowiki>
'''Pengamatan'''
Pengamatan atau penelitian tentang awan noctilucent ini pertama kali diteliti setelah meletusnya gunungGunung Krakatau pada tahun 1983. Tepatnya pada tahun 1985 yaitu setelah 2 tahun peristiwa letusan gunung berapi itu. Penelitian ini menjadi penelitian pertama karena memang belum ada catatan yang menunjukkan bahwa sudah dilakukannya penelitian terdahulu tentang awan noctilucent sebelum tahun 1985.{{Sedang ditulis}}