Śri Maharaja Sri Suradhipa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Angayubagia (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 2:
 
Tidak banyak catatan tentang raja ini. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
* Berdasarkan permohonan wakil-wakil ''pamong dharma'' (sejenis pengurus bangunan suci) di Air Tabar dapat diketahui bahwa raja memberikan izin kepada mereka memperbaharui (umanari) prasastinya. Izin itu diberikan karena prasasti semula yang tertulis pada daun rontal (''ripta'') telah rusak dan tidak terbaca lagi (''awuk munggwing ripta tan wnang winaca''). Selanjutnya, raja menekankan supaya isi prasasti itu dipatuhi oleh segenap penduduk sebagaimana mestinya. Semua hal itu disebutkan dalam prasasti Gobleg, Pura Desa III.
 
* Pada tahun 1041 Saka, sesuai dengan isi pokok prasasti Angsari B, raja Suradhipa memberikan prasasti kepada para ''dharma'' di daerah Sukhamerta yang termasuk wilayah desa Latengan. Segala ketetapan yang tercantum di dalamnya supaya ditaati oleh penyelenggara pertapaan di kompleks dharma di Sukhamerta. Pertapaan ini dibangun pada masa pemerintahan Raja [[Tabanendra Warmadewa]].
 
Setelah berakhirnya masa pemerintahan raja Suradhipa, dimulailah masa pemerintahan Wangsa Jaya karena secara beruntun memerintah di Bali empat orang raja yang menggunakan unsur jaya dalam gelarnya, yaitu:
Baris 12:
# Paduka [[Ekajayalancana|Śri Maharaja Haji Ekajayalancana]] beserta ibunya yaitu [[Sri Arjaryya Dengjayaketana|Paduka Sri Maharaja Sri Arjaryya Dengjayaketana]] yang mengeluarkan prasastinya pada tahun 1122 Saka (1200 M).<ref>{{Cite web|url=http://sejarah-puri-pemecutan.blogspot.com/2011/05/sri-suradhipa.html|title=ŚRI SURADHIPA|last=Dawan|first=Lanang|date=Sabtu, 14 Mei 2011|website=PEMECUTAN-BEDULU-MAJAPAHIT|access-date=2019-12-18}}</ref>
 
== Referensi ==
{{Reflist}}
 
=== Lihat pula ===
* [[Sejarah Bali]]
* [[Daftar Raja Bali]]
* [[Hinduisme di Indonesia]]
 
=== Bacaan lebih lanjut ===
{{refbegin}}
* {{cite book|author=C.C. Berg |title=De middeljavaansche historische traditie |location=Santpoort |year=1927}}