Masjid Arab, Makassar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
CH Paelori (bicara | kontrib)
tatabahasa dan ejaan
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 2:
 
=== Sejarah ===
Menurut sejarah, pada zaman [[Belanda]], lokasi masjid ini berdiri disediakan untuk orang-orang  pendatang dan Melayu. Hal tersebut dilakukan agar secara politis mereka lebih mudah bekerja sama. Tempat ini berdampingan dengan berdampingan dengan orang-orang [[Eropa|Eropa.]] Daerah ini selanjutnya berkembang menjadi kawasan  campuran Cina-Melayu. Namun karena kaum [[Cina (kata)|Cina]] lebih banyak maka dinamakanlah Kampung Cina. Adanya percampuran penduduk bermukim di kawasan tersebut terlihat jelas dari lokasi masjid ini. Sebelah timur masjid berdampingan dengan Hollandes-Chinees School.
 
Pada tahun 1907, dibangun sebuah masjid di kawasan tersebut. Pendirinya adalah salah satu keluarga dan para pendatang keturunan Arab, oleh kerena itu dikenal dengan sebutan Masjid Arab, atau masjid Jalan Lombok, sesuai nama jalan saat ini, -Jalan Lombok-. Sebetulnya namanya adalah Masjìd Assaid, namun lebih dikenal dengan nama Masjid Arab. Pada 1990-an masjid sudah mengalami perombakan cukup banyak sehingga agak sukar mengetahui bentuk asli masjid ini.
 
=== Arsitektur ===
Baris 11:
Atap terdiri  dan tiga bagian, yang di tengah puncaknya saat ini  berbentuk [[kubah]], sekeliling lebîh rendah terdapat atap empat sisi miring dan yang paling rendah tiga sisi miring menutup bagian yang dahulu berupa serambi depan samping kiri dan kanan.
 
Bagian utama masjid ini adalah tempat shalat berbentuk segi empat berukuran hampir 460 M2. Masjid ini dikelilingi serambi depan selebar 4 meter, sisi kiri dan kanannya selebar 3 meter. Serambi ini adalah pembatas antar bangunan luar dan dalam.  Mihrab terdapat pada sumbu bangunan berdampingan dengan mimbar.
 
Pada bagian dalam terdapat empat ''sokoguru'' dan tiang-tiang besi berprofil lingkaran. Keempat sokoguru itu bermodel klasik Yunani-Doric, yaitu silinder yang sedikit menggelembung bagian tengahnya, dihias sederhana dengan molding di bagian bawah dan atasnya. Di atas keempat tiang utama  dalam posisi dan fungsi seperti ''sokoguru'' tersebut  dinding-dindingnya naik terus ke atas pada  ruang di bawah atap. Puncaknya dahulu berfungsi sebagai tempat adzan.
 
== Referensi ==