Kabupaten Banggai: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: menghilangkan referensi [ * ]
Baris 1:
{{dati2Dati2
| nama = Kabupaten Banggai
| provinsi=[[Sulawesi Tengah]]
|lambang = [[Berkas:Lambang Kabupaten Banggai (2015-sekarang).png|100px]]
| ibukota=[[Luwuk]]
|peta = [[Berkas:Locator Kabupaten Banggai.svg|150px]]
| luas= 9672.70
|foto =
| penduduk= 323626
|caption =
| penduduktahun= ([[2010]])
|koordinat =
| kepadatan= -
|motto = Mompo sa'angu nurung mompo sa'angu tanga'
| kecamatan= 23
|semboyan =
| desa/kelurahan= 271 desa; 32 kelurahan
|julukan =
| kodearea=0461-21015
|propinsi = [[Sulawesi Tengah]]
| dau = Rp. 711.134.461.000.-
|ibukota = [[Luwuk]]
| dauref = (2013)<ref>{{cite web|url=http://www.djpk.depkeu.go.id/regulation/27/tahun/2013/bulan/02/tanggal/04/id/873/|title=Perpres No. 10 Tahun 2013|date=2013-02-04|accessdate=2013-02-15}}</ref>
|luas = 9.672,70 Km²
| lambang= [[Berkas:Lambang Kabupaten Banggai.png|150px]]
|penduduk = 359.495
| koordinat= -
|penduduktahun = (2017)
| dasar hukum= Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II di Sulawesi.
|kepadatan =
| tanggal= 4 Juli 1959
|kecamatan = 23
| motto=Mompo sa'angu nurung mompo sa'angu tanga'
|kelurahan = 32
| kepala daerah=[[Bupati]]
|desa = 271
| nama kepala daerah=Muhammad Sofhian Mile SH, MH
|dasar hukum = Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II di Sulawesi.
| nama wakil kepala daerah=Ir. H. Herwin Yatim, MM
|tanggal = 4 Juli 1959
| web=[http://www.banggaikab.go.id/ www.banggaikab.go.id]
|hari jadi =
|kepala daerah = [[Bupati]]
|nama kepala daerah = [[Herwin Yatim]]
|wakil kepala daerah = [[Wakil Bupati]]
|nama wakil kepala daerah = [[Mustar Labolo]]
|sekretaris daerah =
|ketua DPRD =
|ketua pengadilan negeri =
|kepala kejaksaan negeri =
|dandim =
|kapolres =
|kodearea = 0461
|kodepos = 94712
|apbd =
|pad =
|dau = Rp. 711.134.461.000.-
|dauref = (2013)<ref>{{cite web|url=http://www.djpk.depkeu.go.id/regulation/27/tahun/2013/bulan/02/tanggal/04/id/873/|title=Perpres No. 10 Tahun 2013|date=2013-02-04|accessdate=2013-02-15}}</ref>
|IPM =
|suku bangsa =
|agama = [[Islam]] 77.65%<br> [[Protestan]] 13.40%<br> [[Hindu]] 6.90%<br> [[Katolik]] 1.94%<br> [[Buddha]] 0.11%<ref>[https://banggaikab.go.id/"Kabupaten Banggai Dalam Angka 2016"]</ref>
|flora =
|fauna =
|zona waktu =[[Waktu Indonesia Tengah|WITA]]
|bandar udara = [[Bandar Udara Syukuran Aminuddin Amir|Syukuran Aminuddin Amir]]
|web = [http://www.banggaikab.go.id/ www.banggaikab.go.id]
|pertumbuhan penduduk (%)=
}}
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een Balantak vrouw Centraal-Celebes TMnr 10005746.jpg|jmplthumb|300px|[[Wanita]] dari [[suku Balantak]] (1913)]]
 
'''Kabupaten Banggai''', adalah salah satu Daerah Tingkat II di Provinsi [[Sulawesi Tengah]], [[Indonesia]]. Ibu kota kabupaten ini terletak di [[Luwuk]]. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 9.672,70&nbsp;km² (data UU No 51/1999), dan berpenduduk sebanyak 359323.495626 jiwa ([[2010|2017]]). Kabupaten Banggai dulunya merupakan bekas Kerajaan Banggai yang meliputi wilayah Banggai daratan dan Banggai Kepulauan. Pada tahun 1999 Kabupaten Banggai dimekarkan menjadi Kabupaten Banggai dan [[Kabupaten Banggai Kepulauan]].
 
Kabupaten Banggai dulunya merupakan bekas Kerajaan Banggai yang meliputi wilayah Banggai daratan dan Banggai Kepulauan. Pada tahun 1999 Kabupaten Banggai dimekarkan menjadi Kabupaten Banggai dan Kabupaten Banggai Kepulauan.
Kabupaten Banggai merupakan salah satu [[kabupaten]] di Sulawesi Tengah yang memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, baik berupa hasil laut ([[ikan]], [[udang]], [[mutiara]], [[rumput laut]] dan sebagainya), aneka hasil bumi ([[kopra]], [[sawit]], [[coklat]], [[beras]], [[kacang mente]] dan lainnya) serta hasil pertambangan (nikel yang sedang dalam taraf eksplorasi) dan gas (Blok Matindok dan Senoro).
 
Kabupaten Banggai merupakan salah satu Kabupaten di Sulawesi Tengah yang memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, baik berupa hasil laut (ikan, udang, mutiara, rumput laut dan sebagainya), aneka hasil bumi (kopra, sawit, coklat, beras, kacang mente dan lainnya) serta hasil pertambangan (nikel yang sedang dalam taraf eksplorasi) dan gas (Blok Matindok dan Senoro).
== Sejarah ==
Sejarah Kabupaten Banggai sangat berhubungan erat dengan Sejarah Kerajaan Banggai, oleh karena itu pembahasan sejarah Kabupaten Banggai tidak terlepas juga dengan pembahasan sejarah kerajaan Banggai. Selain itu, Sejarah Kabupaten Banggai sangat berhubungan erat dengan sejarah Pemerintahan Kolonial Belanda dan Jepang di wilayah kerajaan Banggai. Yang ketiga, sejarah Kabupaten Banggai berhubungan erat dengan sejarah pergolakan rakyat Kabupaten, untuk menuntut dan berjuang terbentuknya daerah otonom, melalui wadah "Badan Perjuangan Otonomi Daerah " disingkat "BPOD" Kabupaten Daerah Swatantra Tingkat II (DASWATI) Banggai.<ref name=HaryantoDjalumang>Haryanto Djalumang, "Sejarah Kabupaten Banggai", LP3M Insan Cita. Seminar 10 Maret [[2012]]. Pada tanggal 10 Maret [[2012]], bertempat di Hotel Dinasty Luwuk, di selenggarakan Seminar sehari tentang "Sejarah Kabupaten Banggai, oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banggai, untuk membahas hasil Penelitian dari LP3M Insan Cita pimpinan Haryanto Djalumang, dengan pembahasa utama Prof. Muh. Taufik Makarao, SH, MH.</ref>
Hubungan erat dengan kerajaan Banggai yang paling menonjol adalah luas wilayah Kabupaten Banggai berdasarkan UU Nomor 59 Tahun 1959 tanggal 4 Juli 1959 tentang Pembentukan Kabupaten Dati II di Sulawesi, sama luasnya dengan luas kerajaan Banggai. Pemerintah Belanda telah meninggalkan bekas jajahannya antara lain dengan membentuk administrasi pemerintahan Afdeling Ooskost van Celebes (907) dan Onderafdeling Banggai (1932), administrasi ini sangat digunakan oleh pemerintah Pusat dalam menyusunan UU pembentukan Kabupaten Dati II di Sulawesi.
 
== Wilayah Administratif ==
Melalui perjuangan tokoh politik, organisasi Pemuda dan Pelajar Banggai dan dukungan moril, materil dari Kepala Pemerintahan Negeri (KPN) raja banggai ke-33, Syukuran Aminuddin Amir, maka terbentuk wadah perjuangan terbentuknya Kabupaten Banggai, yaitu BPOD. Anggota perjuangan BPOD Banggai adalah antara lain Djakaria Nurdin Agama (mayor ngopa kerajaan Banggai/KPN), M.H. Wauranagai (PNI), A. Momor (PKI), Jan Posuma (PSII), Ahmad Mile (NU), Badarussalam (Masyumi), Abdul Azis Larekeng (Pemuda/Pelajar Banggai). Tim ini yang langsung berjuang ke Makassar menghadap Gubernur Sulawesi [[Andi Pangeran Pettarani]], kemudian melanjutkan perjalanan ke Jakarta menemui [[Menteri Dalam Negeri]] [[Sunaryo]], dan menemui keberhasilan dengan dikeluarkannya UU Nomor 59 Tahun 1959 tanggal 4 Juli 1959 tentang Pembentukan Kabupaten Dati II di Sulawesi.
 
Luas wilayah Kabupaten Banggai 9.672,70 Km2 atau sekitar 14,22 persen dari luas wilayah Provinsi Sulawesi Tengah dan wilayah teritorial laut 20.309,68 Km2 serta panjang garis pantai sepanjang 613,25 Km.
Tim BPOD Banggai lainnya yang berjuang di Luwuk-Poso-Makassar dan Jakarta, yaitu Aco Dg. Matorang (PSII), Azis Sinukun (NU), Djen Djalumang (NU), T.S.Nullah (Komite XII), Agulu Lagonah (Komite XII), H.Thalib (Muhammdiyah), Siradjuddin Datu Adam (Muhammadiyah), Malajo Ahmad (Muhammadiyah), Ema Hamid (Wanita Bangga), Ena Musa (Pemuda Banggai), Faruk Zaman (KAPPI), Kahar dangka (KAPPI/KAMI).<ref name=HaryantoDjalumang/>
 
Kabupaten Banggai dengan Ibukota Luwuk hingga tahun 2009 secara administratif terdiri atas 18 kecamatan 339 desa/kelurahan. Wilayah Kabupaten Banggai sebagian besar terdiri dari pegunungan dan perbukitan, sedangkan daratan rendah yang ada pada umumnya terletak disepanjang pesisir pantai.
== Geografi ==
Luas wilayah Kabupaten Banggai 9.672,70&nbsp;km<sup>2</sup> atau sekitar 14,22 persen dari luas wilayah Provinsi Sulawesi Tengah dan wilayah teritorial laut 20.309,68&nbsp;km<sup>2</sup> serta panjang garis pantai sepanjang 613,25&nbsp;km. Wilayah Kabupaten Banggai sebagian besar terdiri dari pegunungan dan perbukitan, sedangkan daratan rendah yang ada pada umumnya terletak di sepanjang pesisir pantai.
 
Kabupaten Banggai dengan Ibu kota Luwuk hingga tahun 2012 secara administratif terdiri atas 23 [[kecamatan]] 339 [[desa]]/[[kelurahan]]. Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010 oleh BPS, jumlah penduduk Kabupaten Banggai mencapai 323.872 jiwa, terdiri dari laki-laki 165.266 jiwa dan perempuan 158.606 jiwa dengan sex rasio 104. Laju pertumbuhan penduduk 0,45 persen pertahun, sedangkan tingkat kepadatan penduduk rata-rata 31 jiwa/km<sup>2</sup>km2.
 
== PemerintahanObjek Wisata ==
=== Bupati ===
{{utama|Bupati Banggai}}
{{:Bupati Banggai}}
 
'''PANTAI KILO LIMA'''
=== Wakil Bupati ===
{{utama|Wakil Bupati Banggai}}
{{:Wakil Bupati Banggai}}
 
Obyek wisata ini ramai dikunjungi oleh masyarakat kota Luwuk karena letaknya dekat dari kota. Deretan kios, kafe serta warung makan menjadi pemandangan khas. Ombak pun Beriring menghempas pantai mengiringi keceriaan pengunjung. Bersampan, berenang, ski atau selancar merupakan atraksi yang dapat dilakukan di pantai Kilo Lima. Usai atraksi pengunjung dapat melepas kepenatan sembari menikmati makanan khas seperti nasi goreng, pisang goreng atau minuman segar.
=== Dewan Perwakilan ===
{{utama|Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Banggai}}
{{:Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Banggai}}
 
'''SUAKA MARGASATWA SALODIK'''
=== Kecamatan ===
 
{{utama|Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Banggai}}
Salodik memiliki panorama alam yang indah terletak 27 kilometer dari kota Luwuk. Untuk mencapai Cagar Alam Salodik ditempuh dengan kendaraan roda empat selama 40 menit dari Kota Luwuk.
{|class="wikitable"
 
Daya tarik utama Cagar Alam Salodik berupa air terjun bersusun-susun. Selain air terjun, obyek yang berada pada ketinggian 600 meter di atas permukaan laut ini memiliki hutan yang lebat. Kicauan burung dari balik dedaunan yang rimbun seakan menyapa setiap pengunjung.
Karena alamnya yang indah, Belanda pernah mendirikan pesanggrahan di lokasi ini. Puing¬puing tempat peristirahatan bekas peninggalan Belanda tersebut masih ada sampai sekarang.
 
'''ONDORNEMING TOBELOMBANG'''
 
Tobelombang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Nuhon Kabupaten Banggai sekitar 425&nbsp;km dari kota Palu. Menurut tetua adat Tobelombang, Bapak Drs. Abino Lumbun, Tobelombang dikenal sebagai Perkebunan Kelapa pada zaman Belanda tahun 1915. Tempat ini telah dikunjungi wisatawan asing yang senang akan wisata sejarah di masa lampau. Anda masih dapat menyaksikan sisa Peninggalan bersejarah di tempat ini dan disekitar obyek wisata ini terbentang pula pemandangan alam yang indah disekitarnya.
 
== Daftar Kecamatan dan Jumlah Desa/ Kelurahan ==
 
{| class="wikitable"
|-
! Nama Kecamatan !! Jumlah Desa/ Kelurahan !! Keterangan
|-
| [[Balantak]] || 27 || -
|[[Balantak, Banggai|Balantak]] ||13||Desa Balantak, Desa Boloak, Desa Dale Dale, Desa Dolom, Desa Kiloma, Desa Luok, Desa Mamping, Desa Padang, Desa Ra'u, Desa Talang Batu, Desa Talima A, Desa Talima B, Desa Tanotu.
|-
| [[Batui]] || 19 || -
|Balantak Selatan
|11
|Desa Booy, Desa Dondo, Desa Giwang, Desa Gorontalo, Desa Poyang, Desa Resarna, Desa Sepe, Desa Tanggawas, Desa Tintingan, Desa Tombos, Desa Tongke.
|-
| [[Bualemo]] || 16 || -
|Balantak Utara
|10
|Desa Batu Mandi, Desa Batu simpang, Desa Kampangar, Desa Kuntang, Desa Ondoliang, Desa Pangkalaseang, Desa Pangkalaseang Baru, Desa Pulau Dua,Desa Teku, Desa Toweer.
|-
| [[Batui, Banggai|BatuiBunta]] ||10 25 || -
|-
| [[Kintom]] || 14 || -
|[[Batui Selatan, Banggai|Batui Selatan]]
|10
|
|-
| [[BualemoLamala]] ||16 18 || -
|-
| [[Bunta, Banggai|BuntaLuwuk]] ||25 21 || -
|-
| [[Kintom,Luwuk Banggai|KintomTimur]] ||14 9 || -
|-
| [[Lamala, Banggai|LamalaMasama]] ||18 11 || -
|-
| [[Nuhon]] || 17 || -
|[[Mantoh, Banggai|Mantoh]] ||8 ||- Desa Lonas, Desa Boras, Desa Sulubombong, Desa Bollo, Desa Bombanon, Desa Binotik, Desa Sobol, Desa Pondan.
|-
| [[LuwukPagimana]] ||10 38 || -
|-
| [[Toili]] || 25 || -
|Luwuk Selatan
|9
|
|-
| [[LuwukTolili Timur, Banggai|Luwuk TimurBarat]] ||9 15 || -
|-
|[[Masama, Kabupaten Banggai|Masama]] ||11 303 || -
|-
|[[Nambo, Banggai|Nambo]] ||11 ||-Koyoan, Koyoan Permai, Nambo Lempek, Nambo Lempek Baru, Nambo Bosaa, Nambo Padang, Lontio, Lontio Baru, Lumbe, Padungnyo, Sayambongin
|-
|[[Nuhon, Banggai|Nuhon]] ||17 ||-
|-
|[[Pagimana, Banggai|Pagimana]] ||38 ||-Desa Sinampangnyo,Desa Hohudongan,Desa Tongkonunuk,Desa Nain,Desa Asaan,Desa Bulu,Desa Baloa,Desa Karya Bakti,Desa Dongkalan,Desa Jaya Bakti
|-
|[[Toili, Banggai|Toili]] ||23||Kelurahan Cendana, Desa Cendanapura, Desa Rusakencana, Desa Singkoyo, Desa Mansahang, Desa Tanah Abang, Desa Tirtakencana, Desa Mekar Kencana, Desa Jaya Kencana, Desa Tirtasari, Desa Tirta Jaya, Desa Tohitisari, Desa Mekar Sari, Desa Tolisu, Desa Uwelolu
|-
|[[Tolili Barat]] ||15 ||Desa Pandanwangi, Desa Dongin, Desa Makapa, Desa Kamiwangi, Desa Sindang Sari, Desa Pasirlamba, Desa Lembah Keramat, Desa Bukit Keramat
|-
|[[Moilong, Banggai|Moilong]]
|16
|[[Desa Toili]], [[Desa Moilong]], [[Desa Slametharjo]], [[Desa Sumberharjo]], [[Desa Mulyoharjo]], [[Desa Argomulyo]], [[Desa Argakencana]], [[Desa Sidomakmur]], [[Desa Karang Anyar]], [[Desa Sidoharjo]], [[Desa Bumiharjo]], [[Desa Saluan]], [[Desa Tou]], [[Desa Minahaki]], [[Desa Minakarya]], [[Desa Karya Jaya]]
|-
|[[Lobu, Banggai|Lobu]]
|10
|
|-
|Kabupaten Banggai ||266||-
|}
== Lihat pula ==
* [[Sejarah Kabupaten Banggai]]
 
SEJARAH KABUPATEN BANGGAI
== Pariwisata ==
Oleh : Haryanto Djalumang
=== Tempat Wisata ===
==== Pantai Kilo Lima ====
Objek wisata ini ramai dikunjungi oleh masyarakat kota Luwuk karena letaknya dekat dari kota. Deretan kios, kafe serta warung makan menjadi pemandangan khas. Ombak pun Beriring menghempas pantai mengiringi keceriaan pengunjung. Bersampan, berenang, ski atau selancar merupakan atraksi yang dapat dilakukan di pantai Kilo Lima. Usai atraksi pengunjung dapat melepas kepenatan sembari menikmati makanan khas seperti nasi goreng, pisang goreng atau minuman segar.
 
Pada tanggal 10 Maret 2012, bertempat di Hotel Dinasty Luwuk, di selenggarakan Seminar sehari tentang "Sejarah Kabupaten Banggai, oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banggai, untuk membahas hasil Penelitian dari LP3M Insan Cita pimpinan Haryanto Djalumang, dengan pembahasa utama Prof.Muh.Taufik Makarao,SH.,MH. Dari hasil Seminar ini di simpulkan Pertama, Sejarah Kabupaten Banggai sangat berhubungan erat dengan Sejarah Kerajaan Banggai, oleh karena itu pembahasan sejarah Kabupaten Banggai tidak terlepas juga dengan pembahasan sejarah kerajaan Banggai; Kedua, Sejarah Kabupaten Banggai sangat berhubungan erat dengan sejarah Pemerintahan Kolonial Belanda dan Jepang di wilayah kerajaan Banggai; Ketiga, sejarah Kabupaten Banggai berhubungan erat dengan sejarah pergolakan rakyat Kabupaten, untuk menuntut dan berjuang terbentuknya daerah otonom, melalui wadah "Badan Perjuangan Otonomi Daerah " disingkat "BPOD" Kabupaten Daerah Swatantra Tingkat II (DASWATI) Banggai.
==== Cagar Alam Salodik ====
Hubungan erat dengan kerajaan Banggai yang paling menonjol adalah luas wilayah Kabupaten Banggai berdasarkan UU Nomor 59 Tahun 1959 tanggal 4 Juli 1959 tentang Pembentukan Kabupaten dati II di Sulawesi, sama luasnya dengan luas kerajaan Banggai. Pemerintah Belanda telah meninggalkan bekas jajahannya antara lain dengan membentuk administrasi pemerintahan Afdeling Ooskost van Celebes (907) dan Onderafdeling Banggai (1932), administrasi ini sangat digunakan oleh pemerintah Pusat dalam menyusunan UU pembentukan Kabupaten Dati II di Sulawesi. Melalui perjuangan tokoh politik, organisasi Pemuda dan Pelajar Banggai dan dukungan moril, materil dari Kepala Pemerintahan Negeri (KPN) raja banggai ke33 H.Sjoekoeran Aminuddin Amir, maka terbentuk wadah perjuangan terbentuknya Kabupaten Banggai, yaitu BPOD. Anggota perjuangan BPOD Banggai adalah antara lain. Djakaria Nurdin Agama (mayor ngopa kerajaan Banggai/KPN), M.H. Wauranagai (PNI), A.Momor (PKI), Jan Posuma (PSII), Ahmad Mile (NU), Badarussalam (Masyumi), Abd. Azis Larekeng (Pemuda/Pelajar Banggai), tim ini yang langsung berjuang ke Makassar menghadap Gubernur Sulawes Andi Pangeran Petta Rani, kemudian melanjutkan perjalanan ke Jakarta menemui Menteri Dalam Negeri Mr.Sunaryo, alhamdulillah perjuangan tim BPOD berhasil dengan lahirnya UU Nomor 59 Tahun 1959 tanggal 4 Juli 1959 tentang Pembentukan Kabupaten Dati II di Sulawesi. Tim BPOD Banggai lainnya yang berjuang di Luwuk-Poso-Makassar dan Jakarta, yaitu Aco Dg. Matorang (PSII), Azis Sinukun (NU), Djen Djalumang (NU), T.S.Nullah (Komite XII), Agulu Lagonah (Komite XII), H.Thalib (Muhammdiyah), Siradjuddin Datu Adam (Muhammadiyah), Malajo Ahmad (Muhammadiyah), Ema Hamid (Wanita Bangga), Ena Musa (Pemuda Banggai), Faruk Zaman (KAPPI), Kahar dangka (KAPPI/KAMI).
[[Berkas:Salodik waterfall, Luwuk.jpg|jmpl|Air terjun Salodik]]
Dari periode Pemerintahan di Kabupaten Banggai, tercatat yang pernah memimpin Kabupaten Banggai adalah sebagai berikut :
Salodik memiliki panorama alam yang indah terletak 27 kilometer dari kota Luwuk. Untuk mencapai Cagar Alam (Suaka Margasatwa) Salodik ditempuh dengan kendaraan roda empat selama 40 menit dari Kota Luwuk.
1. Bupati DASWATI II Banggai Bidin (1959-1964)
2. Bupati Dati II Banggai R. Atjeh Slamet (1964-1969)
3. Bupati Dati II Banggai Drs.Abd. Azis Larekeng (1969-1973)
4. Bupati Dati II Banggai Plt. Drs. Ali Sopyan (1973)
5. Bupati Dati II Banggai Drs. Eddy Singgih (1973-1978)
6. Bupati Dati II Banggai Plt. Drs. Malaga (1978-1980)
7. Bupati Dati II Banggai Joesoef Soepardjan (1980-1985)
8. Bupati Dati II Banggai Drs. H.M. Junus (1985-1990 dan 1990-1996)
9. Bupati Dati II Banggai Sudarto (1996-2001 dan 2001-2005)
10.Bupati Kabupaten Banggai Drs. Ma'mun Amir (2005)
11.Bupati Kabupaten banggai plt. B.Paliudju (2006)
12.Bupati Kabupaten Banggai Drs. Ma'mun Amir (2006-2011)
13.Bupati Kabupaten Banggai H.M. Sophian Mile, SH., MH. (2011-2016)
 
Kabupaten Banggai, memiliki adat-istiadat leluhur dari suku Loinang (Saluan), Lo'on (Balantak dan Andio), serta Lobo (Banggai, Peling dan Labobo), dan juga mempunyai nama-nama yang dipakai dalam pemerintahan zaman dulu yaitu di tingkat kabupaten dinamakan Tomundo setingkat Bupati, kemudian ada pembantu dengan nama kapitan laut dan mayor ngopa, lalu ada yang dinamakan sangaji atau bosanyo, lalu ada kapitan setingkat camat, dan tonggon setingkat kepala desa, kepala desa atau yang biasa disebut tonggon dibantu oleh seorang juru tulis setingkat sekretaris desa, lalu ada kepala jaga. Di Pagimana ada 3 Kapitan yaitu Kapitan Lambangan, Kapitan Bualemo dan Kapitan Lingketeng, di wilayah Bunta ada 2 kapitan yaitu Kapitan Duhian dan Kapitan Bugis Mangantjo, kemudian di wilayah Lamala ada Kapitan Lasompoh. Dengan bahasa yang telah diteliti oleh Pusat Bahasa Indonesia Jakarta tahun 1986, 1996 dan 2001. Bahasa Saluan, Balantak, Andio dan Banggai sudah masuk dalam ISO 193-3, Registren Outhorrity, edisi 16 tahun 2012.
Daya tarik utama Cagar Alam Salodik berupa air terjun bersusun-susun. Selain air terjun, objek yang berada pada ketinggian 600 meter di atas permukaan laut ini memiliki hutan yang lebat. Kicauan burung dari balik dedaunan yang rimbun seakan menyapa setiap pengunjung. Karena alamnya yang indah, Belanda pernah mendirikan pesanggrahan di lokasi ini. Puing-puing tempat peristirahatan bekas peninggalan Belanda tersebut masih ada sampai sekarang.
 
Pada Tahun 2010, jumlah penduduk Kabupaten Banggai 305.897 jiwa, dengan kepadatan penduduk rata-rata 32 jiwa/km (BPS Kab.Banggai), luas wilayah 9.672,70 km2., secara administrasi di bagi dalam 18 (delapan belas) Kecamatan, 46 (empat enam) Kelurahan, dan 291 (dua ratus sembilan puluh satu) Desa, serta 2 (dua) unit Pemukiman Transmigrasi. Pada tahun 2012, jumlah Kecamatan bertambah 23 (dua puluh tiga)....
==== Ondorneming Tobelombang ====
Tobelombang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Nuhon Kabupaten Banggai sekitar 425&nbsp;km dari kota Palu. Menurut tetua adat Tobelombang, Bapak Drs. Abino Lumbun, Tobelombang dikenal sebagai Perkebunan Kelapa pada zaman Belanda tahun 1915. Tempat ini telah dikunjungi wisatawan asing yang senang akan wisata sejarah pada masa lampau. Anda masih dapat menyaksikan sisa Peninggalan bersejarah di tempat ini dan disekitar objek wisata ini terbentang pula pemandangan alam yang indah disekitarnya.
 
==== AdatWacana istiadatPemekaran Daerah ====
Luas wilayah Kabupaten Banggai berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 Tanggal 4 Juli 1959 Tentang Pembentukan Kabupaten Dati II di Sulawesi adalah 12.064,45 km2. Dengan Batas-batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara dengan Teluk Tomini, Sebelah Timur dengan Laut maluku, sebelah Barat dengan Kabupaten Poso, dan sebelah Selatan dengan Teluk Tolo. Tahun 1999/2001, Pemerintah Pusat melahirkan Undang-Undang Nomor 51/1999 jo. UU.Nomor 11/2000, Tentang Pembentukan Kabupaten Buol, Morowali dan Banggai Kepulauan. Maka, Kabupaten banggai (induk) Luas wilayah tersisa 9.672,70 km2. dengan Batas-batasnya berubah yaitu disebelah Timur dengan Kabupaten banggai Kepulauan, disebelah Barat Norowali dan Kabupaten Tojo Una-Una. (lihat Buku Sejarah Kabupaten Banggai, Haryanto Djalumang, Rajawali Press, Jakarta 2012).
Kabupaten Banggai, memiliki adat-istiadat leluhur dari suku Loinang (Saluan), Lo'on (Balantak dan Andio), serta Lobo (Banggai, Peling dan Labobo), dan juga mempunyai nama-nama yang dipakai dalam pemerintahan zaman dulu yaitu di tingkat kabupaten dinamakan Tomundo setingkat Bupati, kemudian ada pembantu dengan nama "kapitan laut" dan "mayor ngopa", lalu ada yang dinamakan "sangaji" atau "bosanyo", lalu ada "kapitan" setingkat [[camat]], dan "tonggon" setingkat kepala desa. Kepala desa atau yang biasa disebut tonggon dibantu oleh seorang juru tulis setingkat sekretaris desa, lalu ada kepala jaga. Di Pagimana ada 3 Kapitan yaitu Kapitan Lambangan, Kapitan Bualemo dan Kapitan Lingketeng, di wilayah Bunta ada 2 kapitan yaitu Kapitan Duhian dan Kapitan Bugis Mangantjo, kemudian di wilayah Lamala ada Kapitan Lasompoh. Dengan bahasa yang telah diteliti oleh Pusat Bahasa Indonesia Jakarta tahun 1986, 1996 dan 2001. Bahasa Saluan, Balantak, Andio dan Banggai sudah masuk dalam ISO 193-3, Registren Outhorrity, edisi 16 tahun 2012.<ref name=HaryantoDjalumang/>
 
=== Kotamadya Luwuk ===
Pada Tahun 2010, jumlah penduduk Kabupaten Banggai 305.897 jiwa,<ref>323.872 jiwa, menurut BPS 2010</ref> dengan kepadatan penduduk rata-rata 32 jiwa/km<sup>2</sup> (BPS Kab.Banggai), luas wilayah 9.672,70&nbsp;km<sup>2</sup>. Secara administrasi dibagi dalam 18 (delapan belas) Kecamatan, 46 Kelurahan, dan 291 Desa, serta 2 (dua) unit Pemukiman Transmigrasi. Pada tahun 2012, jumlah kecamatan bertambah 23 (dua puluh tiga).<ref name=HaryantoDjalumang/>
Kecamatan yang mungkin bergabung kota madya ini yaitu:
# Luwuk Utara
#Luwuk
# Luwuk Selatan
#Nambo
 
Alasan kota Luwuk dimekarkan adalah untuk menjadi calon ibukota provinsi Banggai Raya.
 
Jika kota Luwuk mekar, maka ibukota [[Kabupaten Banggai]] dipindahkan ke [[Pagimana, Banggai|Pagimana]] yang terletak di tengah-tengah Kabupaten Banggai agar jarak semua kecamatan yang tersisa dapat lebih dekat.
=== Provinsi Banggai Raya ===
Beberapa Kabupaten/Kota yang membentuk Provinsi baru ini meliputi :
* Kota Luwuk (Ibu Kota)
* Kota Salakan
* [[Kabupaten Banggai]]
* [[Kabupaten Banggai Kepulauan]]
* [[Kabupaten Banggai Laut]]
* [[Kabupaten Pulau Taliabu]]
 
==Kabupaten Batui Toili==
 
kecamatan yang mungkin bergabung:
 
#Toili
#Toili Barat
#Moilong
#Batui
#Batui Selatan
#Kintom
 
Ibukota kabupaten ini terdapat di [[Batui, Banggai|Batui]]. Kabupaten Batui Toili masuk dalam grand design pemekaran daerah di provinsi [[Provinsi Sulawesi Tengah]].
 
== Lihat pula ==
* [[Sulawesi Tengah]]
* [[Kerajaan Banggai]]
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
== Pranala luar ==
{{Kabupaten Banggai}}
{{Sulawesi Tengah}}
 
[[Kategori:Kabupaten di Sulawesi Tengah|Banggai]]
{{DEFAULTSORT:Bangai, Kabupaten}}
[[Kategori:Kabupaten di Indonesia|Banggai]]
{{Authority control}}
[[Kategori:Kabupaten Banggai| ]]
 
[[Kategori:Kabupaten di Sulawesi Tengah]]
 
[[Kategori:Kabupaten di Indonesia]]
{{indo-geo-stub}}