Kereta api Bumi Geulis: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Farrell010427 (bicara | kontrib)
Sejarah, deskripsi umum
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 69:
Pada tanggal 13 Desember 2008, PT KA beserta Menteri Perhubungan saat itu, [[Jusman Syafii Djamal]] dan Gubernur Jawa Barat saat itu, [[Ahmad Heryawan]], meresmikan kereta api baru dengan nama Bumi Geulis. Operasional kereta api ini bertujuan untuk mendukung pariwisata Bogor–Sukabumi serta untuk memenuhi kebutuhan warga daerah tersebut yang hendak bepergian atau bekerja di ibu kota. Ahmad Sujadi selaku Kahumas Daop I Jakarta kala itu memastikan biaya peningkatan lintas tersebut adalah Rp54 miliar. Tarif normal kereta api ini Rp8.000,00, tetapi untuk tiga bulan pertama operasi kereta api ini mendapat diskon sehingga harganya hanya Rp5.000,00.<ref>{{Cite web|url=https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-1053262/bumi-geulis-layani-sukabumi-bogor-|title='Bumi Geulis' Layani Sukabumi-Bogor|website=detiknews|access-date=2019-08-05}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://tekno.kompas.com/read/2008/12/13/10163752/ka.bumi.geulis.nongkrong.di.st.sukabumi|title=KA Bumi Geulis Nongkrong di St Sukabumi|last=Media|first=Kompas Cyber|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2019-08-05}}</ref>
 
Sepanjang perjalanannya, kereta api ini berhenti di seluruh stasiun dan halte yang kala itu masih beroperasi, antara lain
 
Kereta api ini sempat dihentikan operasinya pada 5 Desember 2012 guna menjalani perbaikan. Akan tetapi, sejak pertengahan Desember itu, tepatnya pada tanggal 15, KRD Bumi Geulis mengalami mogok parah dan sukar diperbaiki karena langkanya suku cadang. Begitu dinonaktifkan, tiga hari berikutnya, pada tanggal 18 Desember, jalur ini resmi ditutup; tidak ada lagi aktivitas penumpang, serta para pengguna jasa dialihkan ke moda transportasi lain.
 
Dengan nonaktifnya kereta api ini, tiga halte (Ciomas, Cijambe, dan Pondok Leungsir) dinonaktifkan selamanya. Dalam catatan yang ada, KRD ini telah menjalani 15 kali perbaikan dalam sejarah pengoperasian KA tersebut.<ref>{{Cite web|url=http://poskotanews.com/2012/12/24/krd-bumi-geulis-istirahat-sementara/|title=KRD Bumi Geulis Istirahat Sementara|date=2012-12-24|website=Poskota News|language=en|access-date=2019-08-05}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://www.republika.co.id/berita/nasional/jawa-barat-nasional/13/01/23/mh2l05-ini-alasan-krd-bumi-geulis-rusak|title=Ini Alasan KRD Bumi Geulis Rusak|last=Puspitaningtyas|first=L.|date=23 Januari 2013|website=Republika.co.id|access-date=5 Agustus 2019}}</ref> Sejak saat itu, jalur ini pun mengalami perbaikan khususnya pada prasarana, seperti perubahan rel kereta dari yang sebelumnya menggunakan tipe R33 menjadi R54 sehingga dapat dilalui lokomotif berat seperti CC 206, dan sejak 2013, pada jalur ini [[kereta api Pangrango]] telah beroperasi dengan melayani rute yang sama. Meskipun demikian, KA ini tidak berhenti di tiga halte tersebut karena panjang peron yang tidak cukup.<ref>{{Cite web|url=https://megapolitan.kompas.com/read/2013/11/22/0802415/KA.Pangrango.Diminati.Kapasitas.Ditambah|title=KA Pangrango Diminati, Kapasitas Ditambah|last=Media|first=Kompas Cyber|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2019-08-05}}</ref>
 
Rangkaian asli KRD Bumi Geulis sempat dialihkan untuk menjadi kereta lain seperti KRD Patas Bandung Raya, dan kini dijadikan sebagai [[RailClinic]], sebuah kereta klinik yang biasa menyelenggarakan bakti sosial di stasiun-stasiun terpencil.<ref>{{Cite web|url=https://www.kabarpenumpang.com/ail-clinic-klinik-berjalan-diatas-rel-milik-pt-kai-gratis/|title=Rail Clinic, Klinik Berjalan Diatas Rel Milik PT KAI Gratis|last=Okta|first=Maria|date=2017-03-11|website=KabarPenumpang.com|language=en-US|access-date=2019-08-05}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://jogja.tribunnews.com/2016/09/28/proses-pembangunan-kereta-medis-railclinic|title=Proses Pembangunan Kereta Medis Railclinic|website=Tribun Jogja|language=id-ID|access-date=2019-08-05}}</ref>