Dinasti Song: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
M. Adiputra (bicara | kontrib)
armillary = armiler
M. Adiputra (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 103:
=== Song Selatan ===
[[Berkas:Map of China 1142.jpg|kiri|jmpl|200px|Song Selatan pada tahun 1142]]
Walaupun telah melemah dan didesak ke selatan, Dinasti Song Selatan berhasil meningkatkan ekonomi dan mempertahankan eksistensinya melawan Dinasti Jin. Dinasti Song Selatan memiliki perwira-perwira militer seperti [[Yue Fei]] dan [[Han Shizhong]]. Pemerintah Song juga mensponsori proyek-proyek besar seperti pembuatan kapal, perbaikan [[pelabuhan]], pembangunan menara api dan gudang pelabuhan untuk mendukung perdagangan maritim luar negeri dan pelabuhan laut internasional seperti [[Quanzhou]], [[Guangzhou]], dan [[Xiamen]], yang menyokong aktivitas perdagangan Tiongkok.<ref name="wang 2000 14">{{Harvnb|Wang|2000|p=14}}.</ref><ref name="sivin III 5">{{Harvnb|Sivin|1995|p=5}}.</ref><ref name="paludan 1998 136">{{Harvnb|Paludan|1998|p=136}}.</ref> Untuk melindungi dan mendukung kapal-kapal yang melayari [[Laut Tiongkok Timur]] dan [[Laut Kuning]] (menuju [[Korea]] dan [[Jepang]]), [[Asia Tenggara]], [[Samudera Hindia]], dan [[Laut Merah]], adalah perlu untuk mendirikan [[angkatan laut]] resmi.<ref name="shen 1996 159 161">{{Harvnb|Shen|1996|p=159–161}}.</ref><ref name="shen 1996 159–161">{{Harvnb|Shen|1996|pp=159–161}}.</ref> Dinasti Song oleh karenanya mendirikan angkatan laut permanen pertama Tiongkok pada tahun 1132,<ref name="paludan 1998 136"/> dengan markas besarnya di Dinghai.<ref name="needham volume 4 part 3 476">{{Harvnb|Needham|1986d|p=476}}.</ref> Dengan adanya angkatan laut permanen, Kerajaan Song menjadi siap untuk menghadapi tentara laut Jin di Sungai Yangtze pada tahun 1161, pada [[Pertempuran Tangdao]] dan [[Pertempuran Caishi]]. Dalam pertempuran ini, angkatan laut Song menggunakan kapal perang yang diperlengkapi [[trebusetmanjanik]] untuk melemparkan [[bom]] mesiu.<ref name="needham volume 4 part 3 476"/> Walaupun armada Jin terdiri dari 70.000 orang dalam 600 kapal perang, sedangkan tentara Song hanya terdiri dari 3.000 orang dalam 120 kapal perang,<ref name="levathes 1994 43 47">{{Harvnb|Levathes|1994|pp=43–47}}.</ref> tentara Dinasti Song berhasil memenangkan kedua pertempuran ini oleh karena daya rusak bom yang kuat dan serangan cepat kapal berdayung roda.<ref name="needham volume 1 134">{{Harvnb|Needham|1986a|p=134}}.</ref> Sejak saat itu, kekuatan angkatan laut sangat ditekankan. Satu abad setelahnya, angkatan laut Song telah meningkat drastis mencapai 52,000 tentara laut.<ref name="needham volume 4 part 3 476"/> Pemerintah Song menyita sebagian tanah yang dimiliki oleh para bangsawan untuk meningkatkan pemasukan yang digunakan untuk membiayai proyek ini. Hal ini kemudian menyebabkan ketidakpuasan dan hilangnya kesetiaan para tokoh-tokoh terkemuka dalam masyarakat Song. Namun hal ini tidak menghentikan persiapan defensif Song.<ref name="ebrey et al 2006 239">{{Harvnb|Ebrey|Walthall|Palais|2006|p=239}}.</ref><ref name="embree 1997 385">{{Harvnb|Embree|Gluck|1997|p=385}}.</ref><ref>{{Harvnb|Adshead|2004|p=90–91}}.</ref> Permasalahan finansial juga diperparah oleh banyaknya orang kaya yang menggunakan koneksi pemerintahan untuk mendapatkan status bebas pajak.<ref name="rossabi 1988 80">{{Harvnb|Rossabi|1988|p=80}}.</ref>
 
[[Berkas:Wood Bodhisattva 2.jpg|jmpl|ka|155px|Patung [[Bodhisatwa]] yang sedang duduk dari [[Dinasti Jin]] (1115–1234)]]
Baris 182:
 
== Teknologi, sains, dan teknik ==
[[Berkas:Trebuchet1-intransit.jpg|jmpl|ka|200px|Ilustrasi sebuah [[trebusetmanjanik]] di manuskrip ''[[Wujing Zongyao]]'' pada tahun 1044. Trebusetmanjanik semacam ini digunakan untuk melemparkan bom.<ref name="needham volume 5 part 7 117"/>]]
=== Mesiu ===
Kemajuan dalam teknologi senjata yang dipicu oleh bubuk mesiu, termasuk perkembangan [[pelempar api]] awal, [[granat]] eksplosif, [[senjata api]], [[meriam]], dan [[ranjau darat]], memampukan Dinasti Song untuk mengusir musuh mereka hingga kejatuhannya pada abad ke-13.<ref name="needham volume 5 part 7 80">{{Harvnb|Needham|1986e|p=80}}.</ref><ref name="needham volume 5 part 7 82">{{Harvnb|Needham|1986e|p=82}}.</ref><ref name="needham volume 5 part 7 220–221">{{Harvnb|Needham|1986e|pp=220–221}}.</ref><ref name="needham volume 5 part 7 192">{{Harvnb|Needham|1986e|p=192}}.</ref><ref>{{Harvnb|Rossabi|1988|p=79}}.</ref> Manuskrip ''[[Wujing Zongyao]]'' pada tahun 1044 merupakan buku pertama dalam sejarah yang menyajikan bahan bubuk mesiu dan pemanfaatannya sebagai berbagai macam bom.<ref name="needham volume 5 part 7 117">{{Harvnb|Needham|1986e|p=117}}.</ref> Saat berperang melawan [[Mongol]], pada tahun 1259 pejabat Li Zengbo menulis dalam karyanya ''Kezhai Zagao, Xugaohou'' bahwa kota [[Qingzhou]] sedang memproduksi satu hingga dua ribu bom berselubung besi setiap bulannya, dan mengirim sepuluh hingga dua puluh ribu bom tersebut ke [[Xiangyang]] dan Yingzhou.<ref name="needham volume 5 part 7 173 174">{{Harvnb|Needham|1986e|pp=173–174}}.</ref> Sebaliknya, bangsa Mongol mempekerjakan tentara Tiongkok utara dan menggunakan jenis mesiu yang sama untuk melawan Song.<ref name="needham volume 5 part 7 174 175">{{Harvnb|Needham|1986e|pp=174–175}}.</ref> Pada abad ke-14, senjata api dan meriam juga dapat ditemui di Eropa, India, dan Timur Tengah, pada masa awal bubuk mesiu.