Tiang Bisj: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 7:
== Ritual ==
Orang Asmat meyakini bahwa jika ada seorang anggota [[suku]] atau [[komunitas]] diburu, maka [[arwah]] nya akan tinggal di desa dan akan menimbulkan ketidakharmonisan. Banyak ritual Bisj Pole termasuk menari, menyamar, menyanyi dan mengayau semuanya dilakukan oleh
Secara [[Tradisi|tradisional]], orang Asmat di barat daya Papua Nugini juga percaya bahwa tidak ada kematian yang disebabkan karena kecelakaan maupun penuaan. Sebaliknya, setiap kematian yang terjadi dianggap sebagai pekerjaan yang dibawa oleh musuh melalui pertempuran atau melalui [[sihir]], oleh karena itu setiap kematian harus dibalaskan. Dalam daerah Asmat, [[pohon bakau]] yang diumpamakan sebagai musuh, akan ditebang secara seremonial . Ketika kulit dilucuti dari batang dan [[getah]] merah merembes dari [[kayu putih]], mengingatkan akan [[darah]] prajurit yang ditaklukan. Setelah sebuah
Bisj Pole ditafsirkan sebagai, bentuk lain dari "Kapal Jiwa" dalam sebuah seremonial [[upacara]] besar penuh dengan tokoh berukir, yang dikatakan memiliki kekuatan khusus. Tiang-tiang bisj didirikan menghadap [[sungai]] dan yang diumpamakan secara [[Metafora|metaforis]] sebagai [[kano]], untuk membawa arwah orang-orang mati menyeberangi lautan ke alam leluhur. Sementara bagian bawah tiang diumpamakan secara [[harfiah]] berbentuk [[sampan]], yang bagian vertikal tiang terdiri dari angka-angka yang mewakili orang-orang mati tersebut. Setiap tiang bisj diukir menjadi satu bagian dari satu pohon bakau terbalik. [[Elemen]] proyeksi di bagian atas setiap tiang, dibuat dari salah satu akar pohon yang lebar dan rata, sedangkan akar lainnya dihilangkan. Tiang tersebut diukir dengan [[referensi]] lingga, [[simbol]] kesuburan, dan [[motif]] lain yang menggugah tradisi [[pengayauan]]. Kapal itu dimaksudkan untuk membawa jiwa-jiwa orang yang baru saja meninggal jauh dari desa dan untuk memberikan kekuatan magis kepada para pemula selama upacara dilakukan. Ritual yang mengelilingi tiang-tiang bisj menunjukan bahwa mereka bermaksud melindungi jiwa-jiwa orang mati, dan menjauhkanya dari desa. <ref name=":0" /><ref name=":1">{{Cite web|url=https://www.learner.org/series/art-through-time-a-global-view/death/bis-pole/|title=Art: Bis Pole|website=Annenberg Learner|language=en-US|access-date=2020-01-02}}</ref>
Di [[masa]] sebelumnya, upacara tiang-tiang bisj Asmat disertai dengan kunjungan pengayauan. Seperti dalam banyak [[budaya]] di seluruh [[dunia]], bagi orang Asmat, kepala dianggap mengandung jiwa dan, karenanya, adalah bagian tubuh yang paling suci. Mengambil kepala orang lain adalah cara untuk memperbaiki ketidakseimbangan yang diciptakan oleh kematian dalam suatu komunitas. Meskipun pengayauan berhenti di kalangan Asmat pada pertengahan [[abad]] ke-20, langkah-langkah yang terlibat dalam [[produksi]] Bisj Pole menggemakan elemen praktik itu. Pembuat tiang pertama-tama menebang pohon dan kemudian mengupasnya, melepaskan
== Novel "''Ritual of the Dead: An Artifact Mystery"'' ==
''[[Ritual of the Dead: An Artifact Mystery]]'' merupakan [[novel]] karya [[Jennifer S. Alderson]]. Novel ini didasarkan pada [[pameran]] seni Asmat yang sebenarnya, dengan judul, ''[[Bis Poles: Sculptures from the Rain Forest]].'' Sejarah dibalik ritual, orang Asmat, Papua Nugini, merupakan beberapa hal yang dibahas dalam novel ini. Terdapat beberapa fakta juga bahwa Bisj Pole dipajang di beberapa museum di [[Eropa]], diantaranya di [[Tropenmuseum]] , [[Mission Museum Steyl]] , [[Wereldmuseum]] , [[National Ethnographic Museum]] , dan [[Bronbeek|Museum Bronbeek]] .<ref name=":2" /><ref>{{Cite web|url=https://www.amazon.com/Rituals-Dead-Artifact-Adventures-Richardson-ebook/dp/B0795Z3HRX|title=Rituals of the Dead: An Artifact Mystery|last=|first=|date=|website=|access-date=}}</ref>
Pihak museum, terutama
== Referensi ==
|