Kawasan Situs Alam Roh: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 9:
 
Dibawah pimpinan Brigadir Jenderal H. Hasan Basri, para pejuang menyusun berbagai strategi untuk memenangi perang. Empat sudut tempat ini ditanami dengan empat jimat yang berfungsi untuk mengelabui mata para penjajah dan pribumi pengkhianat agar mereka tidak dapat melihat kegiatan para pejuang dan seolah-olah tempat tersebut kosong<ref name=":0" />. Terlebih lagi, bagi mata-mata yang bisa memasuki Alam Roh akan tewas setelah keluar dari tempat tersebut. Hal ini terjadi karena jampi-jampi di tempat tersebut. Mayat dari pengkhianat tersebut nantinya akan dibuang ke sungai tanpa penghormatan apapun. Konon, masing-masing pejuang memiliki kekuatan gaib. Salah seorang pejuang yang berkekuatan gaib menulisi badannya dengan cairan kapur, efek yang didapat ialah bagian badan yang ditulisi cairan kapur akan kebal terhadap serangan penjajah<ref name=":0" />. Sang pemimpin, Brigadir Jenderal H. Hasan Basri juga memiliki kekuatan gaib, beliau menancapkan empat bilah kayu bamban di sekitar Alam Roh sebagai pelindung.
 
== Denah ==
Keseluruhan komplek Alam Roh terdiri dari hutan (dulunya tempat berkumpul para pejuang), Monumen ALRI Divisi IV, dan rumah adat Banjar Buburan Tinggi. Monumen ALRI dan rumah Banjar saat ini difungsikan sebagai pos penjaga dan museum mini tentang sejarah perjuangan para pahlawan. Di dalam hutan, terdapat bendera Merah Putih yang lusuh berkibar di atas tiang bendera yang terbuat dari kayu ulin dengan sambungan kayu gaharu setinggi 8 meter<ref>{{Cite news|url=ftp.unpad.ac.id|title=Alam Roh, Basis yang Dilupakan|last=Susanto|first=Denny|date=16 Agustus 2010|work=Media Indonesia|access-date=2020-01-05}}</ref>. Di tengah, ada sebuah prasasti menerangkan tentang peresmian tempat ini oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan pada 16 Mei 1983. Di bagian kirinya, terdapat pernyataan warga Kalimantan Selatan untuk bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia pada 17 Mei 1949.
 
Terdapat relief yang menjelaskan perjuangan rakyat Kalimantan Selatan dalam penjajahan Belanda pada dinding Monumen ALRI Divisi IV. Di samping monumen terdapat kuburan sang pemilik tanah yang memberikan tanah tersebut kepada para pejuang untuk dijadikan markas rahasia. Sejauh tiga ratus meter ke kanan dari arah monumen, terdapat monumen kecil yang beserta sebuah tugu yang dilengkapi prasasti yang sudah tak terbaca lagi.
 
Di sisi lain komplek Alam Roh, terdapat rumah adat Banjar Buburan Tinggi yang dipakai sebagai pos penjaga monumen tersebut. Di dalam rumah Banjar terdapat benda-benda bersejarah seperti dua keris yang diikat kain kuning, sepucuk pistol berbahan kayu ulin bermoncong besi buatan tangan para pahlawan tersebut dan serangkaian selongsong peluru milik penjajah Belanda<ref name=":0" />. Di ruangan lain terdapat senapan angin dari kayu, baju tentara, kaus dalam berajah mantra-mantra bertulisan Arab atau dalam Bahasa Banjar disebut Baju Barajah, dan juga tombak dari bambu berpucuk besi runcing yang sudah berkarat. Terdapat juga foto-foto para pejuang disertai dengan nama dan keterangan perjuangan mereka.