Muwaqqit: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 9:
== Sejarah muwaqqit ==
=== Awal mula ===
Tak seperti posisi muazin yang sejarah dan asal-usulnya banyak disebutkan dalam catatan sejarah, asal-usul posisi ''muwaqqit'' tidak begitu jelas. Catatan sejarah paling awal menunjukkan bahwa posisi ini telah ada di Mesir pada masa [[Kesultanan Mamluk (Kairo)|Kesultanan Mamluk]] abad ke-13.{{sfn|King|1996|p=288}} Menurut sejarawan astronomi [[David A. King (sejarawan)|David A. King]], muwaqqit pertama yang diketahui tercatat adalah seorang bernama Abu al-Hasan Ali bin Abdul Malik bin Sim'un, yang wafat pada 685 H (1286/1287 M) dan menjabat sebagai ''muwaqqit'' di [[Masjid Amru bin Ash]] di [[Fustat|al-Fusthath]] (Fustat), Mesir. Putranya Muhammad al-Wajih (wafat 701 H atau 1301/1302 Masehi) dan cucunya Muhammad al-Majd juga menjabat sebagai ''muwaqqit'' di masjid yang sama.{{sfn|King|1996|p=298–299}} Pada saat yang sama posisi serupa juga kemungkinan ada di kawasan [[Al-Andalus]] dan [[Arab Maghrib|Maghribi]] tetapi dikenal dengan istilah berbeda.{{sfn|King|1996|p=288}} Di Al-Andalus pada akhir abad ke-13 terdapat pasangan ayah-anak bernama Ahmad dan Husain dengan nama keluarga ibnu Baso, yang merupakan pakar astronomi yang bertugas menentukan waktu salat di Masjid Agung Granada. Tercatat gelar yang berbeda-beda dalam teks-teks yang menyebutkan kedua tokoh ini, di antaranya ''al-muadzdzin al-mubarak'', ''al-imam al-mu'addil al-mubarak'', ''al-syaikh al-mu'addil'', ''amin al-awqat'', serta ''muwaqqit''.{{sfn|King|1996|p=299}} Di [[Universitas Al-Qarawiyyin]] di [[Fes]] dikenal gelar ''al-mu'addil'' untuk astronom Muhammad al-Sanhaji (sekitar tahun 1317).{{sfn|King|1996|p=300}} Pada sekitar tahun 1300, penulis Mesir [[Ibnu al-Ukhuwwah]] menulis buku pedoman tentang profesi-profesi yang ada pada masa itu. Buku ini menyebutkan posisi muazin serta tugas-tugas dan persyaratannya, tetapi tidak menyebutkan posisi ''muwaqqit''.{{sfn|King|1983|p=534}}
=== Abad ke-14 dan ke-15 ===
Jika benar posisi resmi ''muwaqqit'' pertama kali muncul di Mesir, posisi ini tak lama kemudian menyebar di daerah Palestina dan Syam. Di Masjid [[Al-Haram Al-Khalil]] di [[Hebron]], tercatat seorang ''muwaqqit'' Ibrahim bin Ahmad yang pada sekitar 1306 membuat salinan naskah astronomi karya Nasiruddin bin Sim'un (wafat 1337), seorang anggota keluarga yang sama dengan para ''muwaqqit'' di al-Fusthath.{{sfn|King|1997|p=156}} Di Halab ([[Aleppo]]) tercatat seorang ''muwaqqit'' bernama [[Ibnu al-Sarraj]] (aktif sekitar 1325) yang juga merancang dan membuat berbagai peralatan astronomi serta menulis makalah tentang cara pembuatan dan penggunaannya.{{sfn|King|1997|p=157}}
Juga di Syam, [[Ibnu asy-Syathir]] (hidup 1304–1375) mengepalai sebuah tim ''muwaqqit'' yang bertugas di [[Masjid Umayyah]], Damaskus. Ia menyusun dua [[zij]] (tabel astronomi) serta membuat alat-alat astronomi seperti [[astrolab]] dan [[jam matahari]]. Di luar karyanya yang berkaitan dengan penentuan waktu, ia juga aktif di bidang teori planet-planet dan sebuah makalah teoretis mengenai model pergerakan matahari, bulan, dan planet-planet. Model ini bersifat [[model geosentris|geosentris]] tetapi secara matematika setara dengan model yang dikemukakan [[Nicolaus Copernicus]] pada abad ke-16.{{sfn|King|1997|p=157}}{{sfn|King|1996|p=306}} Rekan Ibnu asy-Syathir yaitu [[Syamsudin al-Khalili]] (1320–1380) yang awalnya merupakan ''muwaqqit'' di [[Masjid Yalbugha]] sebelum pindah ke Masjid Umayyah menulis tabel-tabel waktu salat untuk Damaskus serta tabel berisi arah kiblat dari berbagai tempat.{{sfn|King|1997|p=157}} Tidak semua kalangan ulama fikih menyetujui aktivitas para ''muwaqqit'' ini. [[Kadi]] Damaskus [[Tajuddin as-Subuki]] (1327–1370) mencela para ''muwaqqit'' yang menurutnya dipenuhi tukang nujum (''munajjimun'') dan peramal (''kuhhan'').{{sfn|King|1996|p=306–307, 329 no. 8}}
Pada abad ke-15 aktivitas para muwaqqit paling banyak berada di Mesir, terutama [[Masjid al-Azhar]], tetapi kiprah mereka mulai meredup. ''Muwaqqit'' al-Azhar [[Sibth al-Maradini]] (1423–1506) menulis berbagai karya di bidang penentuan waktu. Karya ini menggunakan ilmu astronomi yang relatif sederhana dan sangat banyak digunakan di Mesir dan Syam. King berspekulasi bahwa bisa jadi akibat dari kepopuleran ini karya-karya astronomi lanjutan menjadi terpinggirkan dan menjadi salah satu faktor berkurangnya minat terhadap ilmu astronomi di dunia Islam. Di antara ''muwaqqit'' lain yang tercatat pada abad ke-15 di berbagai masjid adalah al-Kaum ar-Risyi, 'izzuddin al-Wafa'i, al-Karadisi, dan Abdul Qadir al-'Ajmawi. Selain itu, dua ilmuwan bernama Ibnu al-Majdi, Ibnu Abil-Fath ash-Shufi juga aktif menulis di bidang waktu salat, tetapi tidak memiliki jabatan ''muwaqqit'' resmi.{{sfn|King|1996|p=306}}
=== Setelah abad ke-15 ===
Ilmu al-miqat dan aktivitas para ''muwaqqit'' berlanjut pada masa [[Kesultanan Utsmaniyah]], walaupun tidak menghasilkan inovasi-inovasi sebesar abad ke-14 dan 15. Berbagai masjid di Istanbul memiliki ruangan yang disebut ''muvakkithanes'', dan para ilmuwan di zaman Utsmani membuat tabel-tabel waktu salat untuk tempat-tempat baru dan menyesuaikan tabel-tabel yang ada sesuai konvensi Utsmani yang menggunakan waktu matahari terbenam sebagai pukul 12. Pada masa ini, aktivitas muwaqqit juga masih tercatat di Syam (terutama Masjid Umayyah) dan Mesir hingga abad ke-19.{{sfn|King|1996|p=308}}
== Referensi ==
|