Antonius Gunardi Prayitna: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 41:
Namun, tak ada yang bisa menghalangi jika Tuhan berencana. Pada akhirnya ia diterima di Seminari Berthinianum tanpa tes! Ini terjadi setelah ia menghadap Pastor FX. Prajasuta, MSF (yang akhirnya menjadi Uskup Keuskupan Banjarmasin),dan Pastor Wim vd. Weiden, MSF di Wisma Nazareth. Di tahun ajaran 1973, ia memulai hidupnya sebagai seminaris di Wisma Betania Ungaran. Hal itu terjadi karena di Berthinianum muridnya hanya tiga orang, termasuk dirinya dan 2 calon yang lain. Dengan jumlah murid 3 dan sekitar 6-7 orang guru, maka MSF memutuskan memindahkan Berthinianum ke Wisma Nazareth Yogyakarta.
Babak selanjutnya dimulai saat ia diterima di Novisiat MSF Salatiga (sekarang menjadi Wisma Kana). Ketika itu, ada 22 novis yang merupakan gabungan dengan kelas yang dipimpin Mgr.
Hingga pada 6 Januari 1982 ia ditahbiskan menjadi Imam biarawan MSF bersama 4 orang rekannya yang lain, yaitu Mgr.[[Yustinus Harjosusanto]], MSF dengan Uskup penahbis, Mgr. [[Wilhelmus Joannes Demarteau]], MSF, Uskup Banjarmasin saat itu. Mimpi itu menjadi kenyataan. Masa studi dengan suka dan duka di Wisma Nazareth berakhir.
|