Sulawesi Tengah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Hidayat44 (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Dikembalikan ke revisi 16422112 oleh Bagas Chrisara (bicara): Tanpa sumber. (Notto Disu Shitto Agen ⛔)
Tag: Pembatalan
Baris 31:
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA DALAM APBN T.A. 2019|accessdate=2019-12-21}}</ref>
| dak = Rp73.986.000,00<small>(2015)</small>
| suku = '''Suku Sulawesi Tengah (62,20%)'''<br> <small>[[Suku Kaili|Kaili]] 21,60%<br/> [[Suku Bare'E|Bare'E]] 7,12%<br> [[Suku Pamona|Pamona]] 6,67%<br> [[Suku Banggai|Banggai]] 6,52%<br> [[Suku Saluan|Saluan]] 5,34%<br> [[Suku Buol|Buol]] 4,23%<br> [[Suku Mori|Mori]] 1,92%<br> [[Suku Bungku|Bungku]] 1,45%<br> [[Suku Balantak]] 1,41%<br> Suku Sulawesi Lainnya 11,92%</small><br>
'''Suku Lainnya (37,80%)'''<br> [[Suku Bugis|Bugis]] 15,62%<br/> [[Suku Jawa|Jawa]] 8,43%<br> [[Suku Bali|Bali]] 4,41%<br> [[Suku Gorontalo|Gorontalo]] 4,01%<br> [[Suku Minahasa|Minahasa]] 1,16%<br> [[Suku Sasak|Sasak]] 0,78%<br> [[Tionghoa]] 0,47%<br> Lainnya 2,92%<ref name="Suku">{{cite web|url=https://www.bps.go.id/publication/2012/05/23/55eca38b7fe0830834605b35/kewarganegaraan-suku-bangsa-agama-dan-bahasa-sehari-hari-penduduk-indonesia.html|title=Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama, dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia 2010|last=|first=|website=www.bps.go.id|accessdate=13 Agustus 2018}}</ref>
| agama = [[Islam]] 76,37%<br/>[[Kristen Protestan]] 16,58%<br/>[[Hindu]] 4,45%<br/>[[Katolik]] 1,85%<br/>[[Budha]] 0,74%<ref name="sulteng.bps.go.id">[https://sulteng.bps.go.id/index.php/publikasi/142/"Provinsi Sulawesi Tengah Dalam Angka 2016"]</ref>
| bahasa = [[Bahasa Indonesia|Indonesia]] (bahasa resmi)<br/>[[Bahasa Kaili|Kaili]], [[Suku Bare'E|Bare'E]], [[Bahasa Pamona|Pamona]], [[bahasa Mori|Mori]], [[Bahasa Banggai|Banggai]], [[Bahasa Saluan|Saluan]], [[Bahasa Balantak|Balantak]], [[Bahasa Bugis|Bugis]]
| zona waktu = [[Waktu Indonesia Tengah|WITA]]
|utc=+08:00
Baris 206:
Ada juga pengaruh dari Sumatra Barat seperti tampak dalam dekorasi upacara perkawinan. Kabupaten Donggala memiliki tradisi menenun kain warisan zaman Hindu. Pusat-pusat penenunan terdapat di Donggala Kodi, Watusampu, Palu, Tawaeli dan Banawa. Sistem tenun ikat ganda yang merupakan teknik spesial yang bermotif Bali, India dan Jepang masih dapat ditemukan.
 
Sementara masyarakat pegunungan di Tojo memiliki budaya ''Mopadungku'' sebagai ucap syukur atas baik buruknya hasil panen yang menjadi ciri khas [[Suku Bare'E|Etnis Bare'E]] tersendiri dan budaya-budaya yang banyak dipengaruhi suku Toraja, Sulawesi Selatan. Meski demikian, tradisi, adat, model pakaian dan arsitektur rumah berbeda dengan Toraja, seperti contohnya ialah mereka menggunakan kulit beringin sebagai pakaian penghangat badan. Rumah tradisional Sulawesi Tengah terbuat dari tiang dan dinding kayu yang beratap ilalang dan hanya memiliki satu ruang besar. Lobo atau duhunga merupakan ruang bersama atau aula yang digunakan untuk festival atau upacara, sedangkan Tambi merupakan rumah tempat tinggal. Selain rumah, ada pula lumbung padi yang disebut Gampiri.
 
Buya atau sarung seperti model Eropa hingga sepanjang pinggang dan keraba semacam blus yang dilengkapi dengan benang emas. Tali atau mahkota pada kepala diduga merupakan pengaruh kerajaan Eropa. Baju banjara yang disulam dengan benang emas merupakan baju laki-laki yang panjangnya hingga lutut. Daster atau sarung sutra yang membujur sepanjang dada hingga bahu, mahkota kepala yang berwarna-warni dan parang yang diselip di pinggang melengkapi pakaian adat. Senjata tradisional masyarakat Sulawesi Tengah adalah Parang (Guma), Tombak, Sumpit.