Bollangi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Oemar Sabri (bicara | kontrib)
Tambah referensi
Oemar Sabri (bicara | kontrib)
Menambah pranala dalam
Baris 1:
'''Bollangi''' merupakan sebuah Dusun yang masuk dalam wilayah [[Kabupaten Gowa]] tepatnya di [[Kecamatan Patalassang, Desa Timbuseng]]. Kira-kira berjarak 17 km dari Ibukota Kabupaten Gowa, Sungguminasa. Dusun Bollangi terdiri atas 4 Lingkungan yaitu Bollang 1, Bollangi 2, Bollangi 3 dan Bollangi 4. Dusun Bollangi dapat diakses melalui tiga jalur. Ketiga jalur tersebut adalah:
 
# Melalui Jalan Bollangi, yaitu poros Kecamatan Patalassang ke Kecamatan Bontomarannu.
Baris 8:
 
== Asal Usul Bugis di Bollangi ==
Ketika Raja Gowa IX [[I Taji Barani Daeng Marompa Karaeng Data Tunibatta]] berkuasa sekitar tahun 1565, upeti [[kerajaan Bone]] tidak kunjung datang. Sehingga, meyuruh 6 suro (orang suruhan) ke Bone untuk mengambil upeti tersebut. Setelah mendapatkan upeti dari Arung Pone ke-6 suro itu pamit untuk kembali ke tanah Gowa. dalam perjalanan salah satu suro itu mempengaruhi suro yang lainnya agar upeti tersebut dibagi rata saja dan diganti dengan pasir. Setelah sampai di Kerajaan Gowa, alangkah kagetnya raja ketika membuka upeti tersebut yang hanya berisikan pasir.
 
Raja Gowa  I Taji Barani Daeng Marompa Karaeng Data Tunibatta merasa tersinggung atas perlakuan Kerajaan Bone yang memberikan upeti pasir. Sehingga, dia memutuskan untuk menyerang Kerajaan Bone. Terjadilah pertempuran antara Kerajaan Bone dan Kerajaan Gowa yang menewaskan Raja Gowa  I Taji Barani Daeng Marompa Karaeng Data Tunibatta.
 
Akibat ketegangan yang terjadi di dua kerajaan tersebut, mayat [[Sombaya]] yang masih berada di Bone akhirnya diantar ke Gowa oleh [[Kajao Lalido]] bersama kelima arung dengan menggunakan tandu dari sarung.
 
[[I Manggorai Daeng Mameta]] adalah anak dari Raja Gowa IX I Taji Barani Daeng Marompa Karaeng Data Tunibatta yang menggantikannya mengucapkan terima kasih atas sudinya orang Bone mengembalikan jenasah tersebut.
 
Raja I Manggorai Daeng Mameta meminta kepada suruhan Kerajaan Bone agar dapat tinggal di tanah Gowa sebagai balas jasa yang telah mereka lakukan. Suruhan Kerajaan Bone menerima titah raja tersebut dan menunjuk gunung Mallawi sebagai tempat tinggal mereka. Karena sebagian besar pengikut berasal dari daerah [[Wollo Langi]]  Bone. Akhirnya nama daerah itu berubah menjadi [[Wollangi]] dan akhirnya berubah nama menjadi Bollangi seperti yang kita kenal saat ini.<ref>{{Cite book|title=Sejarah Pattallassang|last=Tika|first=Zainuddin|publisher=Lembaga Kajian dan Penulisan Sejarah Budaya Sulawesi Selatan|year=2009|isbn=|location=Makassar|pages=|url-status=live}}</ref>
 
== Mempertahankan kesukuan ==
Mempertahankan eksistensi keberadaan mereka dalam bidang pendidikan adalah dengan memberikan pelajaran-pelajaran tentang tata bahasa Bugis dalam keluarga mereka. Hal tersebut sangat memungkinkan karena bahasa ibu mereka adalah [[bahasa Bugis]]. Penuturan yang mereka lakukan dalam keseharian mereka adalah bahasa Bugis. Akan tetapi orang-orang Bollangi jika telah bergaul dengan orang luar Bollangi atau telah bersekolah setingkat SMA, mereka telah pandai berbahasa Makassar, begitupula dengan orang-orang tua sudah pandai menggunakan [[bahasa Makassar]].
 
== Referensi ==