Kerajaan Wijayapura: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Triplex8503 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 7:
Kerajaan ini didirikan oleh Panggau Libau, seorang pria Dayak Iban Saribas. Raja Patih Libau dengan istrinya melahirkan tujuh orang anak laki-laki. Karena berdasarkan kepada tuntutan adat lama bangsa Dayak, bahwa apabila terdapat seorang ayah yang memiliki anak, dari anak yang pertama sampai anak yang ke-tujuh memiliki jenis kelamin yang sama, maka ayah tersebut harus diangkat menjadi raja pada wilayah dimana dia tinggal atau di wilayah lain yang belum memiliki raja. Setelah melahirkan anak ketujuh yang juga berkelamin laki-laki, tuan Libau kemudian diangkat menjadi raja oleh masyarakat Dayak Iban Saribas. Tujuh orang putra raja Patih Libau tersebut adalah Sengalang Burong, Menjaya, Selempandai, Semerugah, Ini Andan, Anda Mara dan Sabunsu.
 
Kerajaan Panggau Libau (Wijayapura) mulai berhubungan dengan pedagang dan penyebar agama Hindu pada masa pemerintahan raja Patih Gemuring Gading. Sehingga sebagai pengingat akan peristiwa pertemuan pertama kali antara suku Dayak Iban dengan bangsa Kelieng India, maka sang Raja Patih Gemuring Gading menamai anaknya dengan nama "Kelieng", yaitu sebutan salahsatu suku bangsa Tamil India yang menyebarkan agama hindu di kerajaan Panggau Libau (Wijayapura) dahulu. Bukti kuat keberadaan kerajaan ini adalah ditemukannya benda-benda arkeologis berupa gerabah, patung dari masa Hindu, menurut perkiraan para ahli arkeologi, benda- benda itu berasal sekitar pada abad ke-6 M atau 7 M. Kerajaan Panggau Libau (Wijayapura) berakhir setelah kematian raja Patih Sumbang Lawing pada saat berperang dengan Dayak Benuag Kalimantan Timur.
 
<br />