Bollangi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Oemar Sabri (bicara | kontrib)
Perbaiki kata
Oemar Sabri (bicara | kontrib)
Tambah referensi
Baris 8:
 
== Asal usul bugis di Bollangi ==
Ketika Raja Gowa IXXI [[I Taji Barani Daeng Marompa Karaeng Data Tunibatta]] berkuasamenjadi sekitarraja pada tahun 1565 menggantikan saudaranya [[Karaeng Tunipallanga Ulaweng]]. <ref>{{Cite book|title=Profil Raja Raja Gowa|last=Tika|first=Zainuddin, upetidkk|publisher=Lembaga Kajian dan Penulisan Sejarah Budaya Sulawesi Selatan|year=2006|isbn=|location=Makassar|pages=|url-status=live}}</ref> Upeti [[kerajaan Bone]] tidak kunjung datang. Sehingga, meyuruh 6 suro (orang suruhan) ke Bone untuk mengambil upeti tersebut. Setelah mendapatkan upeti dari Arung Pone ke-6 suro itu pamit untuk kembali ke tanah Gowa. dalam perjalanan salah satu suro itu mempengaruhi suro yang lainnya agar upeti tersebut dibagi rata saja dan diganti dengan pasir. Setelah sampai di Kerajaan Gowa, alangkah kagetnya raja ketika membuka upeti tersebut yang hanya berisikan pasir.
 
Raja Gowa  I Taji Barani Daeng Marompa Karaeng Data Tunibatta merasa tersinggung atas perlakuan Kerajaan Bone yang memberikan upeti pasir. Sehingga, dia memutuskan untuk menyerang Kerajaan Bone. Terjadilah pertempuran antara Kerajaan Bone dan Kerajaan Gowa yang menewaskan Raja Gowa  I Taji Barani Daeng Marompa Karaeng Data Tunibatta yang baru 40 hari menjadi Raja Gowa.
 
Akibat ketegangan yang terjadi di dua kerajaan tersebut, mayat [[Sombaya]] (I Taji Barani Daeng Marompa Karaeng Data Tunibatta) yang masih berada di Bone akhirnya diantar ke Gowa oleh [[Kajao Lalido]] bersama kelima arung dengan menggunakan tandu dari sarung.
 
[[I Manggorai Daeng Mameta]] adalah anak dari Raja Gowa IX I Taji Barani Daeng Marompa Karaeng Data Tunibatta yang menggantikannya mengucapkan terima kasih atas sudinya orang Bone mengembalikan jenasah tersebut.
Baris 19:
 
== Mempertahankan kesukuan ==
Mempertahankan eksistensi keberadaan mereka dalam bidang pendidikan adalah dengan memberikan pelajaran-pelajaran tentang tata bahasa Bugis dalam keluarga mereka. Hal tersebut sangat memungkinkan karena bahasa ibu mereka adalah [[bahasa Bugis]]. Penuturan yang mereka lakukan dalam keseharian mereka adalah bahasa Bugis. Akan tetapi orang-orang Bollangi jika telah bergaul dengan orang luar Bollangi atau telah bersekolah setingkat SMA, mereka telah pandai berbahasa Makassar, begitupula dengan orang-orang tua sudah pandai menggunakan [[bahasa Makassar]]. Selain bahasa yang menjadi unsur utama dalam sebuah kebudayaan, maka unsur budaya lain yang menjadi identitas sebuah suku adalah upacara-upacara adat. Dalam tatanan masyarakat suku Bugis di dusun Bollangi berbagai macam upacara adat senantiasa diselenggarakan sebagai upaya untuk mendekatkan kembali masyarakat terhadap adat keBugisan mereka.
 
== Referensi ==