Muwaqqit: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 28:
=== Abad ke-14 dan ke-15 ===
[[Berkas:Flickr - …trialsanderrors - Minaret of the Bride, Damascus, Holy Land, ca. 1895.jpg|jmpl|[[Masjid Umayyah]], salah satu pusat kegiatan para ''muwaqqit'' dari abad ke-14 hingga ke-19.]]
Jika benar posisi resmi ''muwaqqit'' pertama kali muncul di Mesir, posisi ini tak lama kemudian menyebar di daerah [[Palestina (wilayah)|Palestina]] dan [[Syam]]. Di Masjid [[Al-Haram Al-Khalil]] di [[Hebron]], tercatat seorang ''muwaqqit'' Ibrahim bin Ahmad yang pada sekitar 1306 membuat salinan naskah astronomi karya Nasiruddin bin Sim'un (wafat 1337), seorang anggota keluarga yang sama dengan para ''muwaqqit'' awal di al-Fusthath.{{sfn|King|1998|p=156}} Di Halab ([[Aleppo]]) tercatat seorang ''muwaqqit'' bernama [[Ibnu al-Sarraj]] (aktif sekitar 1325) yang juga merancang dan membuat berbagai peralatan astronomi serta menulis makalah tentang cara pembuatan dan penggunaannya.{{sfn|King|1998|p=157}}
Juga di Syam, [[Ibnu asy-Syathir]] (hidup 1304–1375) mengepalai sebuah tim ''muwaqqit'' yang bertugas di [[Masjid Umayyah]], Damaskus. Ia menyusun dua [[zij]] (tabel astronomi) serta membuat alat-alat astronomi seperti [[astrolab]] dan [[jam matahari]]. Di luar karyanya yang berkaitan dengan penentuan waktu, ia juga aktif di bidang teori planet-planet dan sebuah makalah teoretis mengenai model pergerakan matahari, bulan, dan planet-planet. Model ini bersifat [[model geosentris|geosentris]] tetapi secara matematika setara dengan model yang dikemukakan [[Nicolaus Copernicus]] pada abad ke-16.{{sfn|King|1998|p=157}}{{sfn|King|1996|p=306}} Rekan Ibnu asy-Syathir yaitu [[Syamsuddin al-Khalili]] (1320–1380) yang awalnya merupakan ''muwaqqit'' di [[Masjid Yalbugha]] sebelum pindah ke Masjid Umayyah, menulis tabel-tabel waktu salat untuk Damaskus serta tabel berisi arah kiblat dari berbagai tempat.{{sfn|King|1998|p=157}} Tidak semua kalangan ulama fikih menyetujui aktivitas para ''muwaqqit'' ini. [[Kadi]] Damaskus [[Tajuddin as-Subuki]] (1327–1370) mencela para ''muwaqqit'' yang menurutnya dipenuhi tukang nujum (''munajjimun'') dan peramal (''kuhhan'').{{sfn|King|1996|p=306–307, 329 no. 8}} Topik ilmu nujum ([[astrologi]]) pada masa itu lumrah ditambahkan dalam buku-buku astronomi sehingga seorang ahli astronomi kemungkinan pernah membacanya, dan sejumlah kecil ''muwaqqit'' juga tercatat mempelajari ilmu tersebut secara khusus.{{sfn|Brentjes|2008|p=125}}
Hingga akhir abad ke-14, aktivitas para ''muwaqqit'' telah tercatat di Mesir, Syam, Palestina, Hijaz (termasuk [[Mekkah]] dan [[Medinah]]), [[Tunis]], dan [[Yaman]].{{sfn|Brentjes|2008|pp=141, 144–145}}{{sfn|King|1996|p=288}} Pada abad berikutnya praktek ini juga dikenal di Turki.{{sfn|King|1996|p=288}} Menurut King, tidak ditemukan bukti adanya posisi ini di kawasan Dunia Islam yang lebih timur, seperti Irak, Iran, India, dan Asia Tengah.{{sfn|King|1996|p=288}} Menurut Brentjes, ada kemungkinan '''ilmu al-miqat'' dan kegiatan para ''muwaqqit'' tersebar ke timur, dengan banyaknya interaksi akibat perdagangan, perjalanan haji dan perjalanan mencari ilmu, walaupun buktinya belum ditemukan di catatan tertulis.{{sfn|Brentjes|2008|pp=131, 144}}
Pada abad ke-15 aktivitas para muwaqqit paling banyak berada di Mesir, terutama [[Masjid al-Azhar]], tetapi kiprah mereka mulai meredup. ''Muwaqqit'' al-Azhar [[Sibth al-Maradini]] (1423–1506) menulis berbagai karya di bidang penentuan waktu. Karya ini menggunakan ilmu astronomi yang relatif sederhana dan buku tersebut sangat banyak digunakan di Mesir dan Syam. King berspekulasi bahwa bisa jadi akibat dari kepopuleran ini karya-karya astronomi lanjutan menjadi terpinggirkan dan menjadi salah satu faktor berkurangnya minat terhadap ilmu astronomi di dunia Islam. Di antara ''muwaqqit'' lain yang tercatat pada abad ke-15 di berbagai masjid adalah al-Kaum ar-Risyi, 'Izzuddin al-Wafa'i, al-Karadisi, dan Abdul Qadir al-'Ajmawi. Selain itu, dua ilmuwan bernama Ibnu al-Majdi, Ibnu Abil-Fath ash-Shufi juga aktif menulis di bidang waktu salat, tetapi tidak memiliki jabatan ''muwaqqit'' resmi.{{sfn|King|1996|p=306}}▼
▲Pada abad ke-15 aktivitas para muwaqqit paling banyak berada di Mesir, terutama [[Masjid al-Azhar]], tetapi kiprah mereka mulai meredup. ''Muwaqqit'' al-Azhar [[Sibth al-Maradini]] (1423–1506) menulis berbagai karya di bidang penentuan waktu. Karya ini menggunakan ilmu astronomi yang relatif sederhana dan buku tersebut sangat banyak digunakan di Mesir dan Syam. King berspekulasi bahwa bisa jadi akibat dari kepopuleran ini karya-karya astronomi lanjutan menjadi terpinggirkan dan menjadi salah satu faktor berkurangnya minat terhadap ilmu astronomi di dunia Islam. Di antara ''muwaqqit'' lain yang tercatat pada abad ke-15 di berbagai masjid adalah al-Kaum ar-Risyi, 'Izzuddin al-Wafa'i, al-Karadisi, dan Abdul Qadir al-'Ajmawi. Selain itu, dua ilmuwan bernama Ibnu al-Majdi
=== Setelah abad ke-15 ===
|