Genetika perilaku: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Helena Ang (bicara | kontrib)
Penambahan konten sejarah
Helena Ang (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 19:
Dari apa yang telah terjadi selama setengah abad sebelumnya, pemikiran ''eugenic'' telah secara mendalam mempengaruhi perkembangan psikologi untuk menjadi pengembangan studi genetika perilaku selama beberapa dekade selanjutnya. Adapun tradisi awal dalam pemahaman psikologi individu yang didasarkan pada teknik kuantitatif genetik, dikembangkan ulang di Amerika Serikat di tahun 1960an. Studi spesifik dipublikasikan oleh Arthur Jensen dalam penulisan studi, terutama dalam hal seberapa jauh manusia dapat meningkatkan potensi IQ terkait prestasi pendidikan. Dari perkembangan ini kemudian tidak ada hasil studi yang dapat diterima secara menyeluruh dan diikuti munculnya berbagai pendekatan lain ke perkembangan psikologi individu.
 
Sebagai bagian dari reaksi keras di era 1950 hingga 1960an, pendekatan selanjutkan lebih dikembangkan dari sisi biologi secara signifikan. Dimana salah satu yang terpopuler adalah prikologi evolusioner. Studi diinspirasikan dari teori seleksi alam Darwinian dan bertujuan umum studi untuk melihat bagaimana pola perilaku saat ini dapat dipahami masa perkembangannya. Studi menunjukkan bahwa pola perilaku tertentu telah tersebar luas dan terlihat di berbagai tempat budaya yang berbeda, dimana seringkali diasumsikan bahwa selalu ada tekanan seleksi yang kuat untuk mendukung pembangunan perilaku dan pemilihan varian genetik tertentu ('''genes''<nowiki/>') selalu bertanggung jawab atas perkembangan ini.
 
Oleh karena itu studi telah menyimpulkan secara umum tentang proses perkembangan individu (ontogeni) dari proses evolusi yang dianggap (filogeni) telah menyebabkan penyebaran pola perilaku secara luas. Selama dua dekade hingga tahun 1980an, prinsip-prinsip psikologi evolusioner ini telah diterapkan secara luas dalam studi tentang perilaku manusia terlepas dari berbagai kritik yang ada.