KRI Kelabang (826): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Menambah Kategori:Kapal menggunakan HotCat |
menambah teks dan pranala |
||
Baris 1:
{{sedang ditulis}}
KRI Kelabang
== Fungsi Awal ==
Pada periode tahun 1992 -1993, TNI AL menambah kekuatannya dengan melakukan pengadaan armada kapal perang bekas negara [[Jerman Timur]]. TNI AL membeli sebanyak 39 kapal perang berjenis [[korvet]], LST (''landing ship tank),'' serta jenis penyapu [[Ranjau laut|ranjau]]. Setelah [[Penyatuan kembali Jerman|reunifikasi]] Jerman, armada kapal Kondor tidak difungsikan kembali dan dijual ke negara lain, salah satunya ke negara Indonesia. Dari ketiga jenis kapal bekas milik Jerman Timur ini, armada kelas kondor masuk ke dalam [[Satuan Kapal Ranjau Komando Armada RI Kawasan Timur|Satuan Kapal Penyapu Ranjau]] (Satran), baik Satran [[Komando Armada I|Koarmabar]] maupun Satran [[Komando Armada II|Koarmatim]]. Kehadiran kapal jenis kondor melengkapi kekuatan kapal Satran yang telah ada sebelumnya. Setelah waktu berlalu cukup lama, kapal kondor telah mengalami penurunan kemampuan dalam menyapu ranjau. Penurunan kemampuan sapu ranjau tersebut menyebabkan dua dari kesembilan kapal mengalami pergantian tugas menjadi armada [[Satuan Kapal Patroli Komando Armada RI Kawasan Barat|Satuan Kapal Patroli]] (Satrol) TNI AL. Kedua kapal itu yaitu [[KRI Pulau Rondo|KRI Pulau Rondo (725)]] yang berubah menjadi KRI Kelabang (826), dan KRI Pulau Raibu (728) yang berubah identitas menjadi [[KRI Kala Hitam (828)|KRI Kala Hitam (828).]]
== Kelas Kondor ==
Padwa awal tahun 1970, kapal penyapu ranjau kelas Kondor dirancang sebagai kekuatan pelindung Pakta Warsawa. Fungsi utamanya adalah untuk menyaingi armada kapal perang NATO, utamanya dalam tugas anti kapal selam. Kelas kondor diproduksi di galangan VEB Peenewerft, Wolgast pada tahun 1971. Selain berperan sebagai penyapu ranjau, kapal ini mempunyai tugas lain, yaitu sebagai armada kapal patroli. Kapal ini dilengkapi teknologi deteksi sonar MG-11/Tamir-II yang digunakan dalam menjalankan tugas penyapuan ranjau. Penetralisiran ranjau yang berhasil terdeteksi dilakukan dengan menggunakan peralatan Double Oropesa Sweep. Alat ini merupakan Alat Penyapu Ranjau (APR) mekanik yang dihubungkan dengan gunting ledak yang fungsinya menyapu ranjau jangkar. Kegunaannya untuk memotong rantai ranjau jangkar, sehingga bola ranjau jangkar yang tersapu APR ini akan mengapung di permukaan air laut. Bola ranjau tersebut dapat dimatikan oleh Tim EOD (''Explosive Ordnance Disposal''). Dalam pengoperasiannya APR ini ditunda oleh Kapal Penyapu Ranjau atau ''Tug Boat Low Magnetic''. Kemudian ada ''Mini Dyad Sweep'', yaitu APR yang berupa beberapa batang atau pipa magnetik yang dapat membuat pengaruh medan magnet yang dapat ditunda pemakaiannya oleh Kapal Penyapu Ranjau. Rangkaian ''Mini Dyad Sweep'' dilengkapi pula dengan alat pembangkit suara sehingga dapat berperan ganda sebagai APR Akustik dan APR Magnetik. Berdasarkan strukturnya, Kondor Class II memiliki ukuran 56,52 x 7,78 x 2,46 meter. Tenaga disuplai oleh dua unit mesin diesel 2 ''shaft'' yang menghasilkan tenaga 4.400 bhp. Pada berat 479 ton, kapal ini dapat melaju dengan kecepatan jelajah 18 knot. Dari sisi persenjataan, kapal ini dilengkapi 2 kanon 2M3 dengan laras ganda kaliber 25mm dan senapan mesin berat kaliber 12,7mm.<ref>{{Cite web|url=https://www.indomiliter.com/kondor-class-penyapu-ranjau-tni-al-dari-era-perang-dingin/|title=Kondor Class: Penyapu Ranjau TNI AL dari Era Perang Dingin|date=2013-08-27|website=Indomiliter.com|language=en-US|access-date=2020-01-13}}</ref>
== Prestasi ==
Menyelamatkan para nelayan KM Barokah Jaya GT 2 di perairan Kepulauan Seribu (31 Januari 2016)<ref>{{Cite web|url=https://nasional.okezone.com/read/2016/01/31/337/1301265/tni-selamatkan-abk-kapal-setelah-sembilan-jam-terapung-di-laut|title=TNI Selamatkan ABK Kapal Setelah Sembilan Jam Terapung di Laut : Okezone Nasional|last=Okezone|first=|date=2016-01-31|website=nasional.okezone.com|language=id-ID|access-date=2020-01-13}}</ref>
Menangkap perompak kapal yang ingn merampas kapal MV Lucky Star 8 di perairan Internasional (26 Januari 2011)<ref>{{Cite web|url=https://indosmarin.com/kri-kelabang-berhasil-selamatkan-lucky-star-8-beserta-abk/|title=KRI Kelabang Berhasil Selamatkan “Lucky Star 8” Beserta ABK {{!}} Majalah Diving dan Kelautan Indonesia|language=id-ID|access-date=2020-01-13}}</ref>
Menangkap Kapal TB JMS I di perairan Selat Sunda (9 Januari 2019)<ref>{{Cite web|url=http://rri.co.id/post/berita/621245/nasional/kri_kelabang826_tangkap_kapal_tanpa_siupal_di_perairan_selat_sunda.html|title=KRI Kelabang-826 Tangkap Kapal Tanpa SIUPAL Di Perairan Selat Sunda|website=rri.co.id|language=Indonesia|access-date=2020-01-13}}</ref>
Menangkap Kapal KM Lama Sumber Baru di perairan Selat Malaka (26 September 2017)<ref>{{Cite web|url=https://www.jpnn.com/news/guspurla-koarmabar-tangkap-kapal-tanpa-dokumen|title=JPNN|last=53788620694|date=2017-09-27|website=www.jpnn.com|language=id|access-date=2020-01-13}}</ref>
== Referensi ==
<references /><br />
[[Kategori:Kapal]]
|