Weling: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{infobox spesies
{{Taxobox
| name = Weling
| image = Bungar candi 120608-0343 krw.jpg
| image_width = 250px
| image_caption = Ular weling, ''Bungarus candidus''<br>dari [[Tamanmekar, Pangkalan, Karawang|Tamanmekar]], [[Pangkalan, Karawang|Pangkalan]], [[Karawang]]
| status = LC
| status_system = IUCN3.1
| status_ref = <ref>{{IUCN|id=192238 |title=''Bungarus candidus'' |assessors=Wogan, G., G. Vogel, L. Grismer, T. Chan-Ard, & T.Q. Nguyen |version=2012.1 |year=2012 |accessdate=27 September 2012}}</ref>
| regnum = [[Animalia]]
| phylum = [[Chordata]]
| subphylum = [[Vertebrata]]
| classis = [[Reptilia]]
| ordo = [[Squamata]]
| subordo = [[Serpentes]]
| familia = [[Elapidae]]
| genus = ''[[Bungarus]]''
| species = '''''B. candidus'''''
| binomial = ''Bungarus candidus''
| binomial_authority = ([[Carl Linnaeus|Linnaeus]], 1758)
| synonyms =
''Coluber candidus'' [[Carl Linnaeus|Linnaeus]], 1758<ref>{{aut|Linne, C.}} 1758. ''Systema Naturae'', [http://www.biodiversitylibrary.org/item/80764#page/233/mode/1up 10th Ed., '''1''': 223]</ref><br>
Baris 26 ⟶ 9:
 
== Pengenalan ==
Panjang tubuh weling mencapai 155 cm (1.55 meter).<ref name="david">{{aut|David, P. & G. Vogel}}. 1997. ''The Snakes of Sumatra: an annotated checklist and key with natural history notes''. Edition Chimaira, Frankfurt am Main. Pp. 142-143. ISBN 3-930612-08-9</ref> Ekornya meruncing, tidak tumpul seperti pada welang. Kepala bagian atas hingga leher atas (tengkuk) berwarna hitam, sedangkan bagian bawahnya berwarna putih. Tubuh bagian atas berwarna belang-belang hitam dan putih hingga ekor. Semakin ke ekor, belang-belang hitamnya semakin sempit. Bagian bawah tubuhnya berwarna putih.<ref name="tweedie">{{aut|Tweedie, M.W.F.}} 1983. ''The Snakes of Malaya''. 3rd Ed. Singapore Nat. Printers. Pp. 108-109.</ref> Selain varian belang hitam-putih polos, terdapat varian weling yang berwarna belang hitam-putih, yang memiliki noda-noda hitam pada belang putihnya. Ada juga varian yang cenderung berwarna kehitaman, terutama spesimen-spesimen yang ditemukan di daerah [[Cirebon]], [[Jawa Barat|Jabar]] serta di sekitar perbatasan Jawa Barat dan [[Jawa Tengah]]. Spesimen dengan warna hitam ini sempat dideskripsikan sebagai ''Bungarus javanicus'' oleh [[Felix Kopstein]] pada tahun 1932, tetapi kemudian dideskripsikan sebagai varian hitam (melanistik) dari spesies ini (''Bungarus candidus'').<ref name="kopstein"/>
[[Berkas:Bungar candi 120608-0344 H krw.jpg|jmpl|kiri|200px|''Close up'' kepala]]
[[Berkas:Bungar candi 120608-0336 V krw.jpg|jmpl|kiri|200px|Ventralnya putih polos, sisik vertebralnya membesar]]
Ular yang ramping dan tidak seberapa panjang; dari kepala hingga ekor sekitar 100 [[sentimeter|cm]], dengan panjang maksimal sekitar 155 cm<ref name="david">{{aut|David, P. & G. Vogel}}. 1997. ''The Snakes of Sumatra: an annotated checklist and key with natural history notes''. Edition Chimaira, Frankfurt am Main. Pp. 142-143. ISBN 3-930612-08-9</ref> Ekornya sekitar 15% panjang total.
 
[[Sisik ular#Sisik-sisik di badan|Susunan sisik]] (''scalation'') pada tubuh weling terdiri dari sisik dorsal yang tersusun sebanyak 15 deret daan sisik vertebral (paling atas) berukuran lebih besar dari sisik dorsal lainnya, sisik ventral sebanyak 209 sampai 219 buah, sisik subkaudal sebanyak 40 sampai 50 buah dan tunggal seluruhnya, sisik [[anus|anal]] tunggal (tak berbagi), sisik perisai labial atas berjumlah 7 buah dan sebagian terletak di tepian mata.<ref name="tweedie"/>
Sisi dorsal (punggung) berbelang hitam dan putih, terdapat sekitar 30-an belang hitam dari kepala hingga ke ekor. Biasanya terdapat noktah-noktah kehitaman atau kecoklatan pada bagian putihnya. Belang yang pertama paling lebar, mencakup pula kepalanya yang berwarna hitam, dan lebih lebar daripada belang putihnya. Semakin ke belakang, belang hitamnya semakin sempit dan semakin seimbang, sebanding atau lebih sempit dari putihnya.<ref name="tweedie"/> Warna hitamnya terkadang agak kecoklatan atau kebiruan, dan putihnya terkadang agak kekuningan. Sisi ventral (perut) berwarna putih seluruhnya atau sedikit kekuningan.
 
== Penyebaran ==
Ular yang masih kecil tanpa noktah-noktah kehitaman di bagian putihnya, dan memiliki corak lekukan putih di sekitar leher dan tengkuknya.<ref name="tweedie">{{aut|Tweedie, M.W.F.}} 1983. ''The Snakes of Malaya''. 3rd Ed. Singapore Nat. Printers. Pp. 108-109.</ref>
Weling diketahui menyebartersebar di [[ThailandAsia Tenggara]],. Sebaran geografisnya meliputi [[KambojaVietnam]], [[VietnamKamboja]], [[Semenanjung MalayaThailand]], [[SingapuraMalaysia]], [[SumatraSingapura]], dan [[JawaIndonesia]] (Sumatra, Jawa, [[Bali]], dan [[Sulawesi]]).<ref name="david"RDB>{{NRDB species|genus=Bungarus|species=candidus}}</ref><ref name="manthey">{{aut|Manthey, U. & W. Grossmann}}. 1997. ''Amphibien & Reptilien Südostasiens''. Natur und Tier – Verlag, Münster. Pp. 416-417. ISBN 3-931587-12-6</ref>.
 
== Ekologi dan kebiasaanperilaku ==
[[Sisik ular#Sisik-sisik di badan|Sisik ventral]] 209-219, [[anus|anal]] tunggal (tak berbagi), subkaudal 40-50, semua tunggal. [[Sisik ular#Susunan sisik|Sisik dorsal]] dalam 15 deret, sisik-sisik [[vertebrae|vertebral]] berukuran lebih besar; perisai labial atas 7 buah, yang ke-3 dan ke-4 menyentuh mata. Ekornya mengecil normal, hingga ke ujungnya yang meruncing.<ref name="tweedie"/>
Weling hidup di dataran rendah hingga ketinggian 1.200 meter dpl. Habitat utamanya adalah hutan, hutan [[mangrove]], semak belukar, perkebunan, dan lahan pertanian. Ular ini juga kerap ditemukan di sekitar permukiman. Ular ini seringkali berkelana di dekat sumber air.<ref name="david"/>
 
Weling adalah hewan nokturnal (aktif pada malam hari) dan berkelana di atas tanah, walaupun juga sering terlihat di siang hari.<ref name="david"/> Makanan utamanya adalah ular jenis lain yang berukuran lebih kecil darinya. Selain ular kecil, weling juga memangsa kadal, tikus, dan beberapa hewan kecil lainnya. Jika merasa terganggu atau terancam, ular ini akan menyembunyikan kepalanya di bawah gulungan badannya.<ref name=ularindo>http://ularindonesian.blogspot.com/p/bungarus-candidus.html</ref>
== Agihan ==
Weling diketahui menyebar di [[Thailand]], [[Kamboja]], [[Vietnam]], [[Semenanjung Malaya]], [[Singapura]], [[Sumatra]], [[Jawa]], [[Bali]] dan [[Sulawesi]]<ref name="david"/><ref name="manthey">{{aut|Manthey, U. & W. Grossmann}}. 1997. ''Amphibien & Reptilien Südostasiens''. Natur und Tier – Verlag, Münster. Pp. 416-417. ISBN 3-931587-12-6</ref>.
 
Weling berkembangbiak dengan bertelur (ovipar). Jumlah telur yang dihasilkan sebanyak 4 sampai 10 butir. Masing-masing bayi ular yang baru menetas berukuran panjang antara 27 sampai 29 cm.<ref name=ularindo/>
== Ekologi dan kebiasaan ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Giftslang 'Oelar welang' Bungarus candidus TMnr 10006448.jpg|jmpl|ka|220px|Foto ''tempoh doeloe'']]
Ular ini ditemukan di dataran rendah hingga wilayah berbukit dan bergunung hingga [[elevasi]] 1.200 m dpl. Weling hidup di hutan-hutan dataran rendah yang lembab atau kering, [[hutan pegunungan]], hutan [[mangrove]], semak belukar, perkebunan, lahan pertanian, dan di sekitar permukiman. Umumnya jenis ini didapati di tempat yang relatif terbuka, seringkali di dekat air, tetapi juga di bagian yang kering.<ref name="david"/>
 
== AgihanGaleri ==
Ular weling bersifat terestrial, hidup di atas tanah, dan umumnya [[hewan nokturnal|nokturnal]], baru keluar setelah gelap dari lubang-lubang persembunyiannya, atau dari bawah tumpukan kayu, batu, atau vegetasi yang rapat. Di siang hari ular ini cenderung lamban dan penakut.<ref name="david"/> Bila diganggu, weling acap berupaya menyembunyikan kepalanya di bawah gulungan badannya.
<gallery mode=packed heights=135px>
 
Image:Bungar candi 120608-0338 krw.jpg|Weling, spesimen dari [[Karawang]], [[Jawa barat]]
Mangsa utamanya adalah jenis [[ular]] lainnya; di samping itu juga memburu [[kadal]] dan [[katak]]. Weling bersifat [[ovipar]], bertelur sekitar 10 butir setiap kalinya.<ref name="david"/>
| image = Image:Bungar candi 120608-03430344 H krw.jpg|''Close up'' kepala
Image:Bungar candi 120608-0336 V krw.jpg|Tubuh atas (dorsal) berwarna belang hitam-putih, dan tubuh bawah (ventral) berwarna putih
[[BerkasImage:COLLECTIE TROPENMUSEUM Giftslang 'Oelar welang' Bungarus candidus TMnr 10006448.jpg|jmpl|ka|220px|Foto ''tempoh doeloegrayscale'' dari koleksi Tropen Museum, [[Belanda]]
Image:Bungarus candidus, Blue krait - Cha-Am District (27480193626).jpg|
Image:Bungarus candidus, Blue krait - Khao Chamao - Khao Wong National Park (30019398583).jpg|
<gallery>
 
== Bisa ==
Seperti jenis [[krait]] lainnya, weling adalah [[ular berbisa]] yang sangat mematikan. Bisa ular ini bersifat neurotoksin atau mampu melumpuhkan jaringan saraf. Gejala yang timbul pada korban gigitan, salah satunya adalah kesulitan bernapas.<ref name="Reid">{{aut|Reid, H.A.}} ''Snakebite'', a chapter in Tweedie, M.W.F. ''op cit''. Pp. 142-149.</ref>. Tingkat kematian (''Untreated Mortality Rate'') akibat gigitan weling pada manusia sebesar 60 sampai 70%.<ref name="BCd">{{cite web|title=Clinical Toxinology-''Bungarus candidus''|url=http://www.toxinology.com/fusebox.cfm?fuseaction=main.snakes.display&id=SN0016|publisher= University of Adelaide|work=Clinical Toxinology Resources|quote=Mortality rate:70%}}</ref>
[[Bisa]] ular weling bersifat mematikan dan menimbulkan gejala sebagaimana bisa ular [[Elapidae]] pada umumnya, kecuali [[kobra]]. Sifat utamanya adalah racun saraf (''neurotoxic''), yang dapat berakibat rusaknya jaringan [[saraf]] dan membawa kelumpuhan. Gigitan kobra yang mengandung bisa, akan menimbulkan rasa sakit yang sangat dan pembengkakan di sekitar luka, meskipun kadang-kadang gejala ini tidak muncul. Di pihak lain gigitan weling tidak demikian, yakni cenderung tidak menimbulkan sakit berlebihan atau bengkak di lokasi luka, tetapi dapat berakibat fatal.<ref name="Reid">{{aut|Reid, H.A.}} ''Snakebite'', a chapter in Tweedie, M.W.F. ''op cit''. Pp. 142-149.</ref>
 
Bila bisa –melalui gigitan ular– masuk dalam jumlah cukup besar ke dalam tubuh, beberapa waktu kemudian akan timbul gejala-gejala keracunan yang khas. Untuk ular-ular Elapidae, gejala ini misalnya adalah kelopak mata yang memberat, kesulitan menelan, dan belakangan, kesulitan untuk bernafas; serta pada akhirnya kegagalan kerja [[jantung]]. Rata-rata selang waktu antara masuknya bisa melalui luka hingga tibanya kematian, untuk kasus gigitan Elapidae, berkisar antara 5 hingga 20 jam.<ref name="Reid"/>
 
== Jenis serupa ==
Ular [[welang]] (''Bungarus fasciatus'') memiliki belang yang cenderung kuning-hitam, belang hitamnya hingga ke sisi bawah tubuh, tanpa noktah-noktah gelap di belang kuningnya, ekornya menumpul di ujung, dan umumnya tubuhnya lebih besar dan panjang, dapat mencapai lebih dari 2 [[meter]].<ref>{{aut|Tweedie, M.W.F.}} ''op cit''. Pp. 107-108.</ref>
 
[[Ular serigala]] (''Lycodon subcinctus'') yang masih kecil memiliki corak warna yang mirip, berbelang hitam dan putih, tetapi dengan lebar pita putih sekira setengah atau kurang daripada lebar pita hitam. Perisai subkaudalnya semuanya berpasangan.<ref name="tweedie"/>
 
Ada banyak jenis [[ular laut]] yang memiliki pola warna serupa weling, khususnya dari marga ''[[Laticauda]]'' dan ''[[Hydrophis]]''. Akan tetapi ular laut memiliki ekor yang pipih seperti [[dayung]].
 
== Catatan taksonomis ==
Pada 1932, naturalis [[Felix Kopstein]] mendeskripsimenetapkan takson ''Bungarus javanicus'' sebagai nama ilmiah dari spesimen tunggal, yang memilikisangat semuamirip ciri-ciri''B. ularcandidus'', welingtetapi kecualiberwarna bahwadominan warnanyakehitaman hitampada seluruhnyatubuh denganatasnya sisi perut putih kekuningan(dorsal).<ref name="kopstein"/> Spesimen ini ditemukan di kampung Matanghaji, Kecamatan [[Sumber, Cirebon]]. UlarWarga setempat menyebutnya "ular warakas". Setelah beberapa waktu, Kopstein memperoleh dua spesimen lagi tetapi dengan pewarnaan yang secaraberbeda, lokaldi disebutmana salah satunya mirip '''ularB. warakas'candidus'' asli tetapi belang putihnya samar-samar. Hal ini didapatimembuat orangKopstein dimulai daerahragu Matanghaji,dengan Kecamatannama [[Sumber,ilmiah Cirebon]]yang ditetapkannya.
 
Namun, setelah memperoleh tambahan dua spesimenWalaupun lagibegitu, salah satunya dengan corak belang samar-samar pada latar belakang kehitaman, pada 1938 Kopstein mulai meragukan identitas spesies baru tersebut. Akan tetapikalangan masyarakat ilmiah telahterlanjur telanjur mencatatmemahami bahwa ular warakas ini adalah sejenis ularspesies baru yang endemik di pulau [[endemikJawa]] Jawa, dengan lokasi sebaran yanggeografis terbatas di sekitar [[Cirebon]]. Pemahaman ini terus berlangsung sampai lebih dari setengah abad kemudianKemudian, ketikailmuwan tulisanbernama [[Joseph B. Slowinski]] pada tahun 1994 memunculkanmempublikasikan lagitulisan keragu-raguantentang semulahal ini, dan secara ringkas memaparkan argumenmenyatakan bahwa ''B. javanicus'' sebenarnya adalah bentukvarian gelaphitam ([[melanisme]]melanistik) dari corak warna ''B. candidus'' yang umumnya berwarna belang hitam dan -putih.<ref>{{aut|Slowinski, J.B.}} 1994. [http://cs6212.userapi.com/u8311030/docs/22a2061f704a/J_Slowinski_Bungarus_1994.pdf A phylogenetic analysis of ''Bungarus'' (Elapidae) based on morphological characters]. ''Journal of Herpetology'', '''28''': 440–446.</ref>.
 
AnalisisPada morfologistahun dan2007, genetikdua yangorang ilmuwan dilakukanbernama [[Ulrich Kuch]] dan [[Dietrich Mebs]] padamelakukan tahunanalisis 2007morfologis dan genetik. Analisis tersebut memperkuatmenghasilkan kesimpulan bahwa ''B. javanicus'' adalah [[sinonim]] (tepatnya ''junior subjective synonym'') dari ''B. candidus''. KajianSelain ini juga mendapatkan bahwaitu, ditemukan pula ular-ular welingspesimen dengan corak warna yang cenderung dominan putih, serta pola-pola warna di antaranyakeputihan. Diketahui pula bahwa variasivarian melanismemelanistik ini ditemukan padadalam wilayah sebaran yang lebih luas, mulaitidak darihanya di sekitar [[IndramayuCirebon]] ditetapi tepijuga pantaidi utarasepanjang perbatasan Jawa, keBarat arahdan tenggaraJawa ke [[Cirebon]]tengah, [[Cilimus, Kuningan|Cilimus]],termasuk [[Purwokerto]], hingga sekitardan [[Cilacap]].<ref>{{aut|Kuch, U. & D. Mebs}}. 2007. [http://xa.yimg.com/kq/groups/20809606/286554870/name/Bungarus_javanicus.pdf The identity of the Javan Krait, ''Bungarus javanicus'' Kopstein, 1932 (Squamata: Elapidae): evidence from mitochondrial and nuclear DNA sequence analyses and morphology]. ''Zootaxa'', '''1426''': 1–26.</ref>
 
== Rujukan ==
{{Reflist|2}}
{{commonscat|Bungarus candidus}}
----
{{Reflist}}
{{columns-list|colwidth=50em|
 
== Bacaan lanjut ==
* {{aut|Chanhome, L., O. Khow, S. Puempunpanich, V. Sitprija, and N. Chaiyabutr}}. 2009. [http://www.academicjournals.org/jcab/PDF/Pdf2009/June/Chanhome%20et%20al.pdf Biological characteristics of the ''Bungarus candidus'' venom due to geographical variation]. ''J. Cell and Anim. Biol.'', '''3'''(6): 093-100.
* {{aut|Kuch, U., B.E. Molles, T. Omori-Satoh, L. Chanhome, Y. Samejima, & D. Mebs}}. 2003. Identification of alpha-bungarotoxin (A31) as the major postsynaptic neurotoxin, and complete nucleotide identity of a genomic DNA of ''Bungarus candidus'' from Java with exons of the ''Bungarus multicinctus'' alpha-bungarotoxin (A31) gene. [http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0041010103001685 abstract]. ''Toxicon'', '''42'''(4): 381–390.
Baris 80 ⟶ 56:
* {{aut|Trinh, K.X., Q.L. Khac, L.X. Trinh, & D.A. Warrell}}. 2010. Hyponatraemia, rhabdomyolysis, alterations in blood pressure and persistent mydriasis in patients envenomed by Malayan kraits (''Bungarus candidus'') in southern Viet Nam. [http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0041010110002552 abstract]. ''Toxicon'', '''56'''(6): 1070–1075.
* {{aut|Warrell, D.A., S. Looareesuwan, N.J. White, R. David, G. Theakston, M.J. Warrell, W. Kosakarn, & H.A. Reid}}. 1983. [http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1547089/pdf/bmjcred00542-0022.pdf Severe neurotoxic envenoming by the Malayan krait ''Bungarus candidus'' (Linnaeus): response to antivenom and anticholinesterase]. ''British Med. J.'', '''286''': 678-680.
}}
 
----
== Pranala luar ==
* {{commonscatNRDB species|genus=Bungarus |species=candidus}}
* [http://reptile-database.reptarium.cz/ Reptile Database]: [http://reptile-database.reptarium.cz/species?genus=Bungarus&species=candidus ''Bungarus candidus'' (Linnaeus, 1758)]. Diakses pada 27 September 2012.
* [[LIPI]]: [http://biologi.lipi.go.id/bio_bidang/file_zoo/snake/elapidae_bungarus_candidus.htm ''Bungarus candidus'' (Linnaeus, 1758)]. Diakses pada 27 September 2012.
* FOBI: [http://www.fobi.web.id/v/reptil/f-ela/bun-can ''Bungarus candidus'' (Linnaeus, 1758)]. (Foto-foto)
* Siam Info: [http://www.siam-info.de/english/snakes_bungarus.html Genus: ''Bungarus'' (Kraits)]
Baris 89 ⟶ 64:
 
[[Kategori:Elapidae]]
[[Kategori:Ular berbisa]]
[[Kategori:Ular Indonesia]]