Kabupaten Sumba Timur: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
Herryz (bicara | kontrib)
Perbaikan data dan menambah referensi
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Baris 5:
| ibukota=[[Waingapu]]
| luas=7000.5
| penduduk=252704255600
| penduduktahun= (20172018)<ref name="SumbaTimur">{{cite web|url=https://sumbatimurkab.bps.go.id/publication/2018/08/16/4f508994eda28cb262e840f4/kabupaten-sumba-timur-dalam-angka-2018.html|title=Kabupaten Sumba Timur Dalam Angka 2018|last=|first=|publisher=BPS Kabupaten Sumba Timur|accessdate=2 Oktober 2018}}</ref>
| kepadatan=
| kecamatan=22 Kecamatan
| kelurahan=-
| agama= [[Kristen Protestan]] 71.8091,97%<br> Aliran [[MarapuProtestan]] 12.6181,70%<br> [[Katolik]] 9.3310,27%<br> [[Islam]] 6.107,84%<br> [[Hindu]] 0.14,18%<br> [[Buddha]] 0.02,01%<ref name="SumbaTimurAGAMA">{{cite web|url=http://nttprov.go.id/2018/index.php/kondisi-umum/keagamaan|last=|first=|title=Persentase Pemeluk Agama Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur 2018|website=www.nttprov.go.id|accessdate=16 Januari 2020}}</ref>
| kodearea=0387
| dau = Rp. 515.736.111.000.-
Baris 20:
| tanggal=1958
| motto=Matawai Amahu pada Njara Hamu
| kepala daerah=[[Bupati]]
| nama kepala daerah=Drs. Gidion Mbiliyora, M.S
| wakil kepala daerah=[[Wakil bupati]]
| nama wakil kepala daerah=Umbu Lili Pekuwali, ST, MT
| web=http://www.sumbatimurkab.go.id/
}}
Baris 91 ⟶ 93:
 
=== Agama ===
Sebagian besar penduduk di kabupaten ini menganut agama Kristen sebanyak 81.1291,97% ([[Protestan]] 71.8081,70% dan [[Katolik]] 9.3310,27%). Selebihnya adalah [[Islam]] sekitar 6.107,84%, [[Hindu]] 0.14,18% dan [[Budha]] 0.02,01%.<ref name="AGAMA"/> Sejumlah 12.61% penduduk Sumba Timur masih memegang tradisi leluhur dengan menganut aliran tradisional yakni [[Marapu]],<ref name="SumbaTimur"/> aliran kepercayaan di pulau Sumba yang masih ada hingga saat ini. Pemerintah telah menjamin dan mengakui setiap aliran kepercayaan yang ada di Indonesia.
 
Meskipun keadaan tanahnya kurang subur, lebih dari separuh penduduk kabupaten Sumba Timur ini adalah [[petani]]. Selain itu ada juga yang bekerja sebagai peternak, pegawai, [[buruh]], [[nelayan]] dan lain-lain. Walaupun sektor pertanian menempati tempat pertama dalam pendapatan [[regional]], luas [[sawah]] yang bisa digarap baru 11 persen dari luas tanah kabupaten seluruhnya. Penggarapan sawah ini dilakukan dengan cara [[tradisional]] yang disebut ''renca'', yaitu pengerahan tenaga manusia dan kerbau dalam jumlah besar di atas tanah sawah yang akan ditanami. Kaki-kaki kerbau yang berjumlah puluhan ini digunakan sebagai pengganti bajak dan pekerjaan ''renca'' ini diawali dan diakhiri dengan upacara keagamaan (''ritus''). Kehidupan sehari-hari penduduknya pada dasarnya merupakan cerminan kehidupan agama tradisional mereka. Hal ini bisa dilihat saat mereka melaksanakan berbagai upacara [[adat]] berkenaan dengan daur hidup seperti [[upacara]] kelahiran (''habola''), perkawinan (''lalei'' atau ''mangoma'') dan kematian (''pa taningu'').