Kesultanan Sambas: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
→Sejarah: Penambahan konten Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 81:
Ditengah perjalanan ketika telah hampir sampai ke [[Sarawak]] yaitu di suatu tempat yang bernama Batu Buaya, secara tiba-tiba Sultan Tengah ditikam dari belakang oleh pengawalnya sendri, pengawal itu kemudian dibalas tikam oleh Sultan Tengah hingga pengawal itu tewas. Namun luka yang di tubuh Sultan Tengah terlalu parah sehingga kemudian Sultan Tengah pun wafat. Jenazah Baginda Sultan Tengah kemudian setelah di shalatkan kemudian dengan adat kebesaran Kesultanan Sarawak oleh Menteri-Menteri Besar Kesultanan Sarawak, dimakamkan di lereng Gunung Sentubong. Adapun Putri Surya Kesuma setelah kewafatan suaminya yaitu Almarhum Sultan Tengah, kemudian memutuskan untuk kembali ke Kesultanan Sukadana yaitu tempat di mana ia berasal bersama dengan keempat anaknya.
Peristiwa yang tragik dan berdarah itu turut disaksikan oleh Engku Seri Terunjing Bakong bin Raja Berempat Pi'e. Kemangkatan Baginda Sultan Tengah menyebabkan waris Engku Seri Terunjing iaitu Pangeran Kechik Mohamad Iesa terpaksa berangkat lepas ke satu kawasan di Kuching dibawah naungan Kesultanan Sarawak. Perkara tersebut berlaku kerana Engku Seri Terunjing telah memberi amanat kepada Puteranya yang keempat itu untuk menikahi orang-orang kebanyakan di Kuching bagi menyambung darah diraja Sultan Tengah. Dipendekkan kisah, Pangeran Kechik Mohamad Iesa telah menikahi sekamar wanita dari orang kebanyakan yang ada di situ dan akhirnya dikurniakan cahaya mata berupa 2 lelaki dan 3 perempuan. Sewaktu mereka masih bayi, gelaran mereka ialah Raja Mudah Sulong diikuti dengan Raja Muda Bongsu. Sehingga kehari ini darah diraja Sultan Tengah sebenarnya masih diwarisi oleh Engku Lima Beradik (gelaran). Malangnya, susur alur sejarah yang tidak dituntut menyebabkan gelaran Engku Lima Beradik tidak resmi dan digantikan dengan gelaran Shah dimana Lima Beradik Tunjang harus dinamakan Shah kesemuanya. Waris Engku Seri Terunjing sebagai Orang Kaya-Kaya Daerah diyakini masih lagi bertapak di suatu tempat di Kuching dan berkehidupan seperti Orang kebanyakan
Di Panembahan Sambas, sepeninggal Ayahnya yaitu Baginda Sultan Tengah, Raden Sulaiman mendapat tentangan yang keras dari Adik Ratu Anom Kesumayuda yang juga adalah Menteri Besar Panembahan Sambas yaitu Raden Arya Mangkurat. Tentangan dari Raden Arya Mangkurat yang sangat fanatik [[Hindu]] ini karena iri dan dengki dengan Raden Sulaiman yang semakin kuat mendapat simpati dari para pembesar Panembahan Sambas saat karena baik pwrilakunya dan bagus kepemimpinannya dalam memagang jabatan Menteri Besar, disamping itu Raden Sulaiman ini juga sangat giat menyebarkan [[Islam]] di lingkungan Istana Panembahan Sambas yang mayoritas masih menganut [[Hindu]], sehingga dari hari ke hari semakin banyak petinggi dan penduduk Panembahan Sambas yang masuk [[Islam]].
Baris 149 ⟶ 150:
== Sultan-Sultan Sambas ==
Sultan-Sultan Sambas seluruhnya berjumlah '''15 Sultan''' dan 1 Orang Kaya-Kaya Daerah yaitu:
# '''Sultan Muhammad Shafiuddin I''' bin '''Sultan Ibrahim Ali Omar Shah ( Sultan Tengah )''' ([[1671]] - [[1682]])
Baris 169 ⟶ 170:
# Pangeran Ratu Winata Kusuma bin Pangeran Ratu Muhammad Taufik ([[2000]] - [[2008]]) ( Kepala Rumah Tangga Istana Kesultanan Sambas )
# Pangeran Ratu Muhammad Tarhan bin Pangeran Ratu Winata Kesuma ([[2008]] - sekarang) sebagai Pewaris Kepala Rumah Tangga Istana Kesultanan Sambas.
# Engku Seri Terunjing Bakong bin Pangeran Raja Berempat Pi'e (Orang Kaya-Kaya Daerah)
Adapun urutan para Kepala
Baris 250 ⟶ 252:
* Dibawah Wazir terdapat Menteri-Menteri Kerajaan dengan sebutan kehormatan '''"Pangeran"''' yang diantaranya bergelar '''Pangeran Cakra Negara, Pangeran Amar Diraja''' dan lainnya.
* Dibawah Pangeran terdapat Chateria Kerajaan dengan sebutan kehormatan '''"Pangeran"''' namun tidak mempunyai nama gelaran jadi langsung kepada nama batang tubuhnya / panggilannya.
* Anak-anak dari Pangeran, Pangeran Ratu atau Pangeran Adipati dan Pangeran Muda mahupun berketurunan Orang Kaya-Kaya Daerah semuanya mempunyai sebutan kehormatan '''"Raden"''' dan juga '''"Engku"'''.
* Anak-anak dari Raden mempunyai sebutan kehormatan '''"Urai"'''. "Urai" dapat kemudian menjadi "Raden" tetapi dengan suatu pengangkatan secara resmi oleh Sultan,manakala anak-anak pewaris Orang Kaya-Kaya Daerah dikenali sebagai Engku.
== Lihat pula ==
|