Sumberagung, Pracimantoro, Wonogiri: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Perubahan kosmetik tanda baca |
Menolak 7 perubahan teks terakhir (oleh Sunaryo Pakem, HsfBot, Dusunmesu, AABot dan LaninBot) dan mengembalikan revisi 11347382 oleh BeeyanBot: Informasi trivial tanpa sumber |
||
Baris 13:
|kepadatan =... jiwa/km²
}}
'''Sumberagung''' adalah salah satu [[desa]] di [[kecamatan]] [[Pracimantoro, Wonogiri|Pracimantoro]], [[Kabupaten Wonogiri]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]. Sumbaragung terdiri dari 11 Dukuh/Dusun yaitu Pakem Lor, Pakem Kidul, Salam, Klepu,
== Dusun Pakem ==
Baris 21:
Prakiraan adanya peradaban yang pada akhirnya menjadi Dusun Pakem diperkirakan pada pertengahan abad ke-14. Sebuah sumber menceritakan bahwa kehidupan yang dijalankan sekelompok orang Gedangan bahwa mereka hidup dengan bercocok tanam, sedangkan perihal kehidupan spiritual mereka menganut aliran kepercayaan.
Setelah kehidupan sekelompok orang Gedangan berjalan beberapa kurun waktu, diperkirakan pada pertengahan abad ke 15 datanglah tiga orang pengembara yang ternyata mereka adalah para bangsawan dari Kerajaan Majapahit masing-masing bernama :Kyai Kajoran(Pangeran Mentokusuma),Kyai Jlubang(Pangeran Sutokusuma)dan Kyai Guntur Geni(Pangeran Nerangkusuma).
Ditengah Gedangan terdapat sebuah gunung kecil/cilik sehingga disebut Gunung Cilik. Letaknya sangat strategis sehingga difungsikan oleh ketiga orang pengembara tersebut sebagai tempat untuk sarasehan(pertemuan). Lama-kelamaan banyak didatangi warga masyarakat, dengan maksud ingin mengetahui kegiatan apa yang dilakukan ketiga pengembara tersebut.
Mereka menyampaikan wejangan(ajaran) yang menurut sebagian tokoh masyarakat disimpulkan sebagai sebuah bentuk syiar Agama Islam,
Seiring berjalannya waktu makin banyak masyarakat yang datang dan menetap disitu maka terbentuklah sebuah dusun yang bernama PAKEM.
Baris 39:
== Goa Seban ==
Terletak di sebelah selatan Dusun Pakem ± 1 km. Dahulu keberadaan Goa Seban berfungsi sebagai tempat untuk bertapa. Oleh masyarakat Pakem Kuno (Gedangan) tempat tersebut dikeramatkan dan dipakai sebagai tempat sesaji. Tradisi tersebut sampai kini masih tetap dilestarikan oleh masyarakat dusun Pakem tanpa mengubah tata cara pelaksanaannya. Misalnya tentang pelaksanaan sesaji dan membersihkan Goa setahun sekali harus dilakukan pada hari Senin Pahing dan melaksanakan pagelaran wayang kulit semalam suntuk pada malam Jum’at Legi.
Tradisi tersebut pernah ditinggalkan pada era tahun 1940-an,
Disisi lain hikmah dari kuatnya tradisi warga Dusun Pakem, ternyata di dalam Goa Seban yang memiliki lorong yang sangat panjang dan belum seluruhnya tereksplorasi terdapat sumber air bersih (mata air pegunungan) yang melimpah, sehingga sampai saat ini mampu menjadi sumber penghidupan dan kemakmuran bagi warga Dusun Pakem khususnya dan warga Desa Sumberagung pada umumnya.
▲Dusun Pundungsari (43 kk).{{Pracimantoro, Wonogiri}}
|