Kedudukan akal dalam Islam: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 30:
Kelompok yang tidak setuju akan penggunaan akal beranggapan, bahwa penggunaan akal itu dapat membuat pertentangan antara dalil yang ada dalam [[Al-Qur'an]] dan [[Hadits]]. Mereka berpendapat, bahwa tidak semua masalah agama itu rasional. Jika penggunaan akal manusia sangat ditekankan, maka dikhawatirkan akan ada perselisihan antara akal dengan beberapa dalil yang ada. Selain itu, mereka juga berpendapat bahwa [[Muhammad|Rasulullah]] sebagai teladan umat Islam sekali pun, tak pernah memerintahkan umatnya untuk menggunakan akal ketika memecahkan masalah. Justru yang ada malah melarang penggunaan akal<ref>{{Cite web|url=https://rumaysho.com/6575-menafsirkan-al-quran-dengan-logika.html|title=Menafsirkan Al Qur'an dengan Logika|last=Tuasikal|first=Muhammad Abduh|last2=MSc|date=2014-02-16|website=Rumaysho.Com|language=en-US|access-date=2020-01-20}}</ref>. Hal itu dapat dilihat dalam [[hadits]] berikut :
{{Cquote|''Barangsiapa berkata tentang Al Qur’an dengan logikanya (semata), maka silakan ia mengambil tempat duduknya di neraka.'' (HR. Imam Tirmizi, No.2951)}}
Kelompok ini biasanya berasal dari golongan [[Asy'ariyahSalafiyah]], meski tidak semua orang yang beraliran ini melarang penggunaan akal. Lebih umumnya, kelompok ini diwakili oleh mereka yang berpaham [[Jabariyah]], dan [[Khawarij]]. [[Ahlul Hadits]] merupakan sebutan oleh mereka yang lebih mengutamakan [[hadits]] daripada akal, bahkan cenderung untuk menjauhi akal. Jarang sekali ada tokoh yang mewakili kelompok ini, meski pun secara kuantitas, kelompok ini banyak diikuti oleh kebanyakan umat Islam sebelum zaman pembaruan Islam maupun untuk saat ini.
 
== Catatan kaki ==