'''Efek CSI''' adalah efek/ kesan yang timbul pada pikiran penonton setelah menyaksikan film [[CSI: Crime Scene Investigation|CSI]] (''Crime Scene Investigation''). Film CSI, (dari segi visual dan teknologi), telah memberikan adegan yang dapat meyakinkan penonton, sehingga orang awam yang belum mengenal jauh tentang ilmu medis dan [[kriminologi]] sekalipun dapat memahami dengan mudah konsep ceritanya. Sejak serial film ini kali pertama diputar pada tahun 2000, di Amerika Serikat, masyarakat mulai mengenal istilah "efek CSI" atau sering disebut juga sebagai "sindrom CSI". Bahkan sebagai akibat dari adegan pada beberapa tayangan di film CSI, banyak calon mahasiswa yang mulai meminati disiplin ilmu di jurusan sains dan [[Ilmu forensik|forensik]], yang tadinya jurusan ini sepi peminatnya dan hanya segelintir mahasiswa yang menggelutinya. Take hanya itu, pengaruh dari film CSI juga membuat para juri di pengadilan Amerika Serikat semakin terbiasa dengan bukti [[Asam deoksiribonukleat|DNA]] ataupun hasil analisis dari bukti-bukti forensik lainnya.<ref>{{Cite web|url=https://www.gadis.co.id/Ngobrol/Hebohnya+CSI+Effect|title=Hebohnya CSI Effect|last=SkunkWorks|date=2010-06-06|website=gadis.co.id|language=Indonesia|access-date=2020-01-17}}</ref>
Namun, sekalipun drama televisi yang tayang selama 15 musim ini begitu populer di tengah-tengah masyarakat, hampir semua adegan seperti mencari barang bukti pembunuh atau menemukan sidik jari korban, tidak menggambarkan proses investigasi yang sebenarnya seperti yang terjadi di dunia nyata.<ref>{{Cite web|url=https://m.inilah.com/news/detail/1717622/riset-forensik-di-film-csi-jauh-dari-nyata|title=Riset Forensik di Film CSI Jauh dari Nyata - teknologi www.inilah.com|last=Center|first=PT Indonesia News|website=inilah.com|access-date=2020-01-17}}</ref>