Sunaryati Hartono: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 38:
== Pekerjaan ==
Menilik sosok Raden Ajeng Kartini yang merupakan pejuang emansipasi wanita yang memperjuangkan haknya sejajar dengan kaum pria. Selain itu, perempuan asal Jepara ini menjadi inspirasi bagi wanita Indonesia hingga sekarang<ref>{{Cite web|url=https://www.malangtimes.com/baca/18129/20170421/110428/kartini-mengangkat-martabat-kaum-wanita|title=Kartini Mengangkat Martabat Kaum Wanita|website=Malang TIMES|language=id|access-date=2020-01-21}}</ref>. Sekarang sudah terbukti bahwa jenjang pendidikan dan jabatan kaum hawa memiliki kesamaan yang tinggi dengan kaum adam. Hak generasi Kartini sekarang ini dalam menempuh pendidikan juga tak mengalami hambatan dan diskriminasi. Selain itu, Kartini juga memberikan pembelajaran contoh menjadi ibu rumah tangga yang baik. Serta menjadikan kedudukan wanita beriringan dengan laki-laki dalam hal bersaing dalam bidang pekerjaan. Prof. Dr.CFG Sunaryati Hartono, SH adalah Kartini pada zaman sekarang itu dibuktikan melalui kakir beliau yang dipercaya menjadi Kepala Badan pembinaan hukum Nasional departemen kehakiman RI. Selain itu Prof. Dr.CFG Sunaryati Hartono, SH juga merupakan seorang pengacara Landraad dan Hoog Gerechtshof di Makassar, guru besar tetap di Fakultas Hukum dan Program Pascasarjana Universitas Padjajaran. Tidak hanya sampaia disana, beliau juga terpilih menjadi Anggota Panel of Arbitrations American Arbitration Association New York, Anggota AALCC Arbitration Center Kuala Lumpur, dan AALCC Arbitration Center Kairo.
Pada tahun 1985, Prof. Dr.CFG Sunaryati Hartono, SH menjadi bagian dari Program Pertukaran Profesional Hukum Asosiasi Hukum ASEAN. Dalam kegiatan itu beliau mengunjungi negara-negara anggota ASEAN untuk berbagi ilmu tentang sistem hukum yang ada di Indonesia. Prof. Dr.CFG Sunaryati Hartono, SH tidak sendirian, beliau ditemani oleh dua dosen lainnya yaitu Ricardo Puno yang merupakan Menteri Kehakiman Filipina dan Dr. Apirat Petchsiri yang berasal dari Thailand .
Pada tahun 1998, Dr. Hartono adalah delegasi Indonesia ke CEDAW .
Pada 20 Maret 2000, Presiden Abdurrahman Wahid mengeluarkan dekrit presiden untuk membentuk Komisi Ombudsman Nasional . Komisi tersebut diketuai oleh Antonius Sujata dan Prof. Dr.CFG Sunaryati Hartono, SH sebagai wakil ketua.
== Bibliografi ==
''Mencari Prinsip Hukum Baru'' (1979) ASIN B0006E4JRU
''Apakah'' Aturan Hukum ''Itu?'' (1982)
''Politik Hukum Menuju Satu Sistem Hukum Nasional'' (1991) <nowiki>ISBN 979-414-201-8</nowiki>
''Penelitian Hukum Di Indonesia Pada Akhir Abad Ke-20'' (1994) <nowiki>ISBN 979-414-498-3</nowiki>
''Bisnis dan Profesi Hukum di Zaman Komputerisasi dan Globalisasi'' (2000)
''Hukum Indonesia tentang Kontrak'' (2001)
''Perubahan Politik dan Reformasi Hukum menuju Demokrasi dan Supremasi Hukum di Indonesia'' (2002)
''Bhinneka Tunggal Ika: Sebagai Asas Hukum untuk Penbangunan Hukum Nasional.'' Bandung: Penerbit PT Citra Aditya Bakti, 2006. <nowiki>ISBN 979-414-941-1</nowiki>{{Sedang ditulis}}
== Referensi ==
|