Gedung Antara: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
update artikel |
update artikel |
||
Baris 11:
}}
'''Gedung Antara''', yang terletak di Jalan Pos Utara No. 53 kawasan [[Pasar Baru]],
== Arsitektur Gedung ==
Bangunan Gedung Antara bergaya [[Hindia Belanda|kolonial]], dengan tiga lantai dilengkapi jam dan alat penangkal petir. Pada bagian depan, pintunya selebar dua meter terbuat dari jeruji besi lengkap dengan gemboknya. Di lantai bawah terdapat tangga dari beton dengan pegangan terbuat dari kayu dan besi, anak tangga dilapisi ubin keramik berwarna coklat muda.<ref name=":1" />
Sedangkan di lantai dua, terdapat sebuah pintu kaca berukuran lebar dan di depannya terdapat jendela kaca lebar ukuran 50 x 100 cm. Di sebelah kiri tangga terdapat ruangan bentuknya seperti di ruangan pertama, terdiri dari ruang pimpinan, ruang kantor, ruang belajar, mushola, dan kamar mandi. Jendelanya unik dengan jeruji di bagian luarnya. Adapun lantai tiga bentuknya sama dengan ruangan pertama dan kedua, tetapi ruangan dibiarkan kosong.<ref name=":1" /> == Sejarah Era Hindia Belanda ==
Awalnya, Gedung Antara adalah milik kantor berita swasta ANETA (''[[Algemeen Niews en Telegraaf Agentschaap]]'') milik [[Dominique Willem Berretty|Dominique Willem Berrety]] berkebangsaan [[Belanda]], perusahaan yang bergerak di bidang pemberitaan, periklanan, dan penerbitan majalah.<ref name=":0" />
Dominique Willem Beretty adalah seorang [[wartawan]] dan raja koran [[Hindia Belanda]]. Dia lahir di [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]] pada 20 November 1890, dari ibu perempuan [[Jawa]] bernama [[Marie Salem]] dan ayah berkebangsaan [[Italia]] bernama [[Dominique Auguste Leonardus Berretty]]. Dominique Willem Beretty mendirikan kantor berita ANETA pada 1 April 1917 bermodalkan uang pinjaman, dengan hanya dua orang pegawai, yakni Dominique Willem sendiri dan seorang juru ketik. Kantor ANETA menempati lokasi gedung di Pasar Baru yang kini menjadi Gedung Antara. Pada tahun 1919, Dominique Willem mengakuisisi dua perusahaan penerbit koran pesaingnya, yakni [[Nederlandsch Indisch Pers Agentschap]] (NIPA) dan [[Reuters Batavia]]<ref name=":2">{{Cite web|url=https://silviagalikano.com/2017/05/30/isola-dan-misteri-raja-media/|title=Isola dan Misteri Raja Media|last=Galikano|first=Silvia|date=2017-05-30|website=Silvia Galikano|language=id|access-date=2020-01-22}}</ref> sehingga melakukan monopoli terhadap bisnis media pada saat itu dan mampu membuka biro perwakilan di beberapa kota utama Hindia Belanda. Dominique Willem Beretty menjadi direktur ANETA dan menjadi orang terkaya di Hindia Belanda pada saat itu.<ref>{{Cite web|url=https://tirto.id/dw-berretty-legenda-sinyo-jawa-tampan-yang-jadi-raja-media-cAR1|title=DW Berretty: Legenda Sinyo Jawa Tampan yang Jadi Raja Media|last=Matanasi|first=Petrik|website=tirto.id|language=id|access-date=2020-01-22}}</ref>
Karir cemerlang Dominique Willem Beretty kemudian berakhir pada tahun 1931, ketika penyidik yang dibentuk oleh [[Gubernur Jenderal Bonifacius Cornelis de Jonge]] menemukan adanya indikasi korupsi di ANETA, menyalahgunakan wewenang terhadap koran-koran Hindia Belanda, serta memonopoli pengadaan berita. Setelah itu, Dominique Willem Beretty mengasingkan diri ke Bandung, sebelum akhirnya tewas pada tahun 1934 akibat pesawatnya jatuh di gurun pasir Suriah dalam penerbangan pulang [[Amsterdam]] ke
== Era Jepang ==
Ketika [[Jepang]] berkuasa pada tahun 1942, [[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|kantor berita Antara]] (berdiri pada 13 Desember 1937) yang menempati
== Proklamasi Kemerdekaan == Ketika Gedung Antara bernama Domei dan Proklamasi Kemerdekaan berkumandang pada 17 Agustus 1945, Selanjutnya, pada masa [[Agresi Militer Belanda I]] (21 Juli -5 Agustus 1947), Belanda memberikan Gedung Antara kepada [[Apotheek Van Gorkom]] dan baru tahun 1961 kembali dipergunakan oleh [[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|LKBN Antara]].<ref name=":1">{{Cite web|url=https://jakarta.go.id/artikel/konten/842/antara-gedung|title=Antara, Gedung {{!}} Portal Resmi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta|website=jakarta.go.id|language=id|access-date=2020-01-22}}</ref>
== Era Kemerdekaan ==
Bangunan tersebut kemudian dipergunakan sebagai tempat Lembaga Pendidikan Jurnalistik Antara di mana bagian belakangnya digunakan sebagai percetakan untuk keperluan intern. Gedung Antara Pasar Baru saat ini menjadi Kantor Biro Foto dan [[Galeri Foto Jurnalistik Antara]], lokasi terpopuler yang sering menjadi tempat pameran foto di Jakarta.<ref>{{Cite web|url=https://www.indoplaces.com/mod.php?mod=indonesia&op=view_region®id=1330|title=LKBN Antara, Warisan Adam Malik di Pasar Baru|website=Indoplaces.com|access-date=2020-01-22}}</ref>
Galeri Foto Jurnalistik Antara menjadi galeri foto satu-satunya di kawasan [[Asia Tenggara]]. Galeri Foto Jurnalistik Antara diresmikan oleh [[Pemimpin Umum Kantor Berita Antara]] [[Handjojo Nitimihardjo]] bernama "[[Graha Bhakti Antara]]" dan selalu rutin memamerkan karya-karya pewarta foto Kantor Berita Antara, fotografer nasional dan internasional. Musem Antara, yang memamerkan berbagai alat pendukung kegiatan jurnalistik pada masa Kemerdekaann Indonesia, menempati lantai 2 bangunan Gedung Antara.<ref>{{Cite web|url=https://korporat.antaranews.com/produk/galeri-foto-jurnalistik-antara|title=Galeri Foto & Jurnalistik Antara : ANTARA|website=korporat.antaranews.com|access-date=2020-01-22}}</ref><br />
== Daftar Referensi ==
<references />{{sedang ditulis}}
|