Terapi perilaku rasional-emotif: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Wikilatih Psikologi
Baris 1:
'''Rational Emotive Behavior Therapy''' adalah pendekatan [[behavior kognitif]] yang menekankan pada keterkaitan antara perasaan, tingkah laku dan pikiran. REBT bisa digunalakan untuk membangun perilaku etis siswa. REBT untuk membantu mengubah cara berfikir seseorang irasional agar menjadi rasional dan mengubah perilakunya dari yang negativenegatif menjadi positif. salah satu cabang dari Rational Emotive Behavior Therapy adalah Rational Emotive Behavior Therapy Islam bertujuan membantu memberdayakan kembali potensi yang ada di dalam diri individu yaitu manusia fitrah berupa [[aql]], [[qolbu]], [[Nafs|nafs,]] [[Roh|ruh]] serta kembali mengaktifkan keimanan dan ketakwaan hingga kembali berkembang dan berfungsi sebagaimana mestinya.<ref>{{Cite journal|last=Hartati|first=Sri dan Imas Kania Rahman|year=2017|title=KONSEP PENDEKATAN RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR THERAPY (REBT) BERBASIS ISLAM UNTUK MEMBANGUN PERILAKU ETIS SISWA|url=|journal=GENTA MULIA|volume=VIII|issue=2|pages=13-16|doi=}}</ref>
 
Aql selalu berkaitan dengan etika memberikan sebuah makna bahwa dengan berfikir rasional individu akan menyadari konsekuensi-konsekuensi perbuatan dan pengaturan pengontrolan dorongan emosionalnya dipandang dari sudut tinjauan masa depan (Amin Abdullah, 2002)
 
qalb menurut Jalaluddin Rumi merupakan potensi berpikir yang sangat mengagumkan ( Amin Syukur, 2002), sebab qalb berfungsi sebagai penggerak dan pengontrol anggota tubuh lainnya. Hali ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim yang artinya: “Ingatlah bahwa di dalam tubuh terdapat sepotong daging. Apabila ia baik, maka baiklah badan itu seluruhnya dan apabila ia rusak, maka rusaklah badan itu seluruhnya. Ingatlah sepotong daging itu adalah hati”(Zumroh, 2011).
 
nafs merupakan suatu perasaan halus (lathifah), yaitu jiwa manusia dan substansinya, tetapi berbeda-beda sesuai dengan ahwal (kondisi-kondisi ruhani) masing-masing (Auliya,2005). Kecenderungan nafs adalah memaksakan hasrat-hasratnya dalam upaya untuk memuaskan diri. Sedangkan akal berperan sebagai kekuatan pembatas sekaligus penasihat bagi nafs, memberikan pertimbangan kepada nafs tentang tindakan-tindakan positif yang seharusnya dilakukan dan tindakan-tindakan negatif yang harus dihindari
 
Ruh adalah cahaya halus pada diri manusia yang dengannya ia dapat mengetahui dan mengidrak sebagaimana fungsi kalbu dan ruh inilah merupakan hakikat hati.