Spesimen yang dapat diambil untuk pengujian laboratorium yaitu [[serum darah|serum]] untuk uji serologi, serta [[darah]] dengan [[antikoagulan]] atau spesimen limpa segar dingin untuk uji [[reaksi berantai polimerase]] (PCR).{{sfn|Dirkeswan|2015|p=2123}} Untuk pemeriksaan [[histopatologi]], spesimennya dapat berupa limpa, kelenjar getah bening, [[hati]], [[ginjal]], [[otak]], [[paru-paru]], dan [[kelenjar adrenal]] yang diawetkan dengan [[formalin]].{{sfn|Dirkeswan|2015|p=2123}} Uji serologi dapat berupa [[ELISA]] untuk mendeteksi [[antibodi]] dan [[blot Western]].{{sfn|Dirkeswan|2015|p=20}} Karena [[antigen]] yang digunakan dalam uji ELISA mampu bereaksi silang dengan [[Lentivirus]] lainnya, maka uji ELISA jembrana memiliki spesifisitas yang rendah walaupun sensitivitasnya tinggi.{{sfn|Dirkeswan|2015|p=20}} Uji [[imunohistokimia]] digunakan untuk melihat perubahan warna pada sel terinfeksi, sedangkan uji biologis dengan menyuntikkan spesimen pada sapi bali yang peka merupakan uji diagnostik yang paling tepat.{{sfn|Dirkeswan|2015|p=21}}{{sfn|Dirkeswan|2015|p=22}} Di Indonesia, laboratorium referensi untuk diagnosis penyakit jembrana adalah [[Balai Besar Veteriner Denpasar]].{{sfn|Dirkeswan|2015|p=23}}