Ribut Waidi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Aditya candra (bicara | kontrib)
k memperbaiki link
Baris 5:
Ribut kemudian selalu dipanggil ke tim nasional. Sepanjang 1986-1990, pemain yang selalu memakai nomor punggung 10 ini membela tim nasional ke [[Piala Kemerdekaan]], kualifikasi [[Piala Asia]], serta Pra-[[Piala Dunia]].
 
Untuk mengingat jasa serta pengabdiannya kepada bangsa dan negara serta Kota [[Semarang]], Pemerintah Kota Semarang bahkan mendirikan patung Ribut Waidi sedang menggiring bola di Jalan Karang Rejo, jalur utama menuju [[Stadion Jati DiriJatidiri]], [[Semarang]].
 
== SEA Games 1987 ==
Baris 17:
Itulah kenangan yang paling tak terlupakan bagi Ribut. Saat lagu [[Indonesia Raya]] dikumandangkan, jantung Ribut ikut bergetar. Ia tak kuasa menahan air mata. "Meski saya anak ndeso, saya sudah ikut memberikan yang terbaik bagi bangsa ini melalui sepak bola," kata Ribut.
 
Kini, setelah [[[pensiun|gantung sepatu]] dari dunia sepak bola, Ribut Waidi bekerja sebagai [[karyawan]] di [[Pertamina]].
 
== Karir Klub ==