</ref> Batu ini ditemukan secara tidak sengaja oleh penambang timah beretnis [[China]] dalam penambangan timah dengan kedalaman 50 meter.<ref name=b/> Menurut Sejarah, penamaan Baru Satam ini didasarkan pada nama penemunya yang terdiri darididasari dua suku kata, yaitu Sa dan Tam yg berasal dari bahasa china suku Khek yg ada di Belitung.<ref name=b/> Jika diartikan secara harfiah, Sa berarti [[pasir]] dan Tam berarti [[empedu]]. Sehingga Satam memiliki arti empedu pasir.<ref name="b">{{id}} {{cite journal
| author = Pulau Belitung
| year =
Baris 103:
}}
</ref>
Batu Satam memiliki beberapa nama yakni '''TaktiteTektite''' dan '''BillitonitBillitonite'''.<ref name=c/> Istilah TaktiteTektite digunakan oleh para ilmuan yang meneliti Batu Satam, sedangkan istilah BillitonitBillitonite digunakan oleh seorang peneliti dari Belanda bernama Ir. N. [[Wing Easton]] yang melakukan penelitian terhadap Batu Satam pada tahun 1922.<ref name=c/> Batu satam sudah diuji oleh Fakultas MIPA [[Universitas Padjajaran]] dan [[Laboratorium Kimia Mineral dan Lingkungan]].<ref name=c/> Menurut penelitian ilmiah, sekitar 700 ribu tahun lalu sebuah meteor jatuh ke bumi Indonesia.<ref name=c/> Meteor inlah yang kemudian menjadi cikal bakal Batu Satam.<ref name=c/>