Pada tahun 1633, [[''[[Vereenigde Oostindische Compagnie'']]'' melakukan penyerangan ke wilayah [[kesultanan Banten]] diantaranya Tanahara, Anyer dan Lampung, hal tersebut dikarenakan menurut [[''[[Vereenigde Oostindische Compagnie'']]'' orang Banten banyak yang melalukan pengerusakan dan perampokan kepada aset dan barang milik [[''[[Vereenigde Oostindische Compagnie'']]'', pada masa ini pihak [[kesultanan Banten]] berhasil mengalahkan pasukan [[''[[Vereenigde Oostindische Compagnie'']]'' yang pada masa itu sedang lemah akibat berperang dengan Mataram.
Pada tanggal 5 Januari 1634 [[''[[Vereenigde Oostindische Compagnie'']]'' mengirimkan lagi pasukan laut yang lebih kuat untuk mengepung Surosowan, maka diadakanlah blokade menyeluruh atas wilayah perairan teluk Banten. Pengepungan [[''[[Vereenigde Oostindische Compagnie'']]'' di perairan Tanahara dapat digagalkan oleh pasukan yang dipimpin Tubagus Singaraja, pejabat [[kesultanan Banten]] di Tanahara, sedangkan pengepungan di perairan pelabuhan Banten, baru dapat digagalkan setelah digunakan taktik yang baru<ref name=michrob/>